Mengguncang Teori Evolusi, Ikan Purba Ini Dijuluki Fosil Hidup Tertua di Dunia, Hidup di Perairan Indonesia
Penemuan ikan purba yang dijuluki fosil hidup tertua ini mengungkap perkembangan evolusi hingga ke spesies manusia.
Menurut studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Communications pada Kamis, (12/9) kemunculan ikan coelacanth purba primitive devonian yang terpelihara dengan sangat baik di Gooniyandi Country, Australia barat berkaitan dengan aktivitas teknonik atau pergerakan di kerak bumi.
Ilmuwan menduga ikan ini berevolusi selama periode aktivitas tektonik.
-
Di mana fosil hewan laut purba ini ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
-
Kapan fosil-fosil ikan laut dalam ini diperkirakan hidup? Fosil-fosil yang baru ditemukan ini berasal dari periode Kapur Awal (130 juta tahun yang lalu).
-
Di mana fosil-fosil ikan laut dalam ditemukan? Andrea Baucon, seorang peneliti di Universitas Genova (Italia) yang memimpin studi ini berhasil menemukan fosil-fosil ikan laut dalam di daerah NW Apennines, dekat Piacenza, Modena, dan Livorno (Italia).
-
Di mana fosil manusia purba ditemukan? Fosil ini ditemukan di gua Heaning Wook Bone di Cumbria, Inggris.
-
Mengapa ikan paru-paru Australia disebut "fosil hidup"? Ikan paru-paru Australia juga disebut "fosil hidup" karena ikan ini tidak berubah dalam jutaan tahun.
-
Mengapa fosil manusia purba ini penting? Penemuan fosil ini merupakan sisa-sisa manusia tertua yang pernah ditemukan di Inggris bagian utara.
Ikan coelacanth ini dianggap sebagai fosil hidup tertua yang berasal dari 420 juta tahun lalu. Ilmuwan menyebut fosil baru itu dengan Ngamugawi wirngarri.
"Kami sangat gembira dapat bekerja sama dengan masyarakat Mimbi untuk memberi nama ikan cantik ini dengan nama depan yang diambil dari bahasa Gooniyandi," kata Dr. Alice Clement, salah seorang peneliti dari Universitas Flinders, seperti dilansir Scitechdaily.
Penghubung ikan purba dengan garis keturunanya
Tim peneliti yang dipimpin oleh Universitas Flinders dan para ahli dari Kanada, Australia, dan Eropa menyebutkan penemuan fosil Ngamugawi wirngarri ini juga membantu mengisi periode transisi dalam sejarah coelacanth antara bentuk paling primitif dan bentuk lain yang lebih modern.
John Long, rekan tim peneliti lainnya mengatakan fosil tersebut berasal dari Periode Devon (359-419 juta tahun lalu), “memberi kita wawasan hebat mengenai anatomi awal garis keturunan ini yang akhirnya mengarah pada manusia.”
- Sifat Lupa Ternyata Memegang Peranan Penting Terhadap Evolusi Manusia
- Ilmuwan Berhasil Ungkap 13 DNA Manusia Purba yang Hidup 10.000 Tahun Lalu, Keturunannya Masih Hidup Sampai Sekarang
- Meneruskan Teori Darwin, Ilmuwan Soroti Bagaimana Pertama Kali Manusia Bisa Berjalan Tegak?
- 11 Hewan yang Mirip dengan Makhluk yang Hidup Jutaan Tahun Lalu
Perlambatan evolusi ikan purba ini
Sebelumnya, selama lebih dari 35 tahun, para peneliti telah menemukan beberapa fosil ikan 3D yang diawetkan dengan sempurna dari situs Gogo yang telah menggasilkan penemuan penting termasuk jaringan lunak yang termineralisasi dan asal usul reproduksi seksual yang kompleks pada vertebrata.
Banyak bagian anatomi tubuh manusia berasal dari Zaman Paleozoikum Awal (540-350 juta tahun lalu). Seperti bagian rahang, gigi, kotak otak yang mengeras, organ genital yang tertutup, jantung yang memiliki bilik, dan paru-paru yang berpasangan semuanya muncul pada ikan purba mengarah pada manusia.
Meskipun sekarang tertutup oleh bongkahan batu kering, Formasi Gogo di Negara Gooniyandi di wilayah Kimberley di Australia Barat bagian utara merupakan bagian dari terumbu karang tropis purba yang dihuni oleh lebih dari 50 spesies ikan sekitar 380 juta tahun lalu.
"Kami menghitung laju evolusi sepanjang sejarah mereka yang mencapai 410 juta tahun. Hal ini menunjukkan evolusi coelacanth telah melambat drastis sejak zaman dinosaurus, tetapi dengan beberapa pengecualian yang menarik," ungkap tim peneliti.
Bertahan dari kepunahan massal
Saat ini, coelacanth adalah ikan laut dalam yang menakjubkan yang hidup di lepas pantai Afrika timur dan Indonesia. Ikan ini dapat mencapai panjang hingga 2 meter.
Ikan coelacanth memiliki sirip cuping yang berarti mereka memiliki tulang yang kuat di siripnya yang tidak terlalu berbeda dengan tulang di lengan manusia karenanya ikan ini dianggap lebih dekat hubungannya dengan lungfish dan tetrapoda (hewan bertulang belakang dengan lengan dan kaki seperti katak) daripada kebanyakan ikan lainnya.
Selama 410 juta tahun terakhir, lebih dari 175 spesies coelacanth telah ditemukan di seluruh dunia. Ikan ini terus mengalami diversifikasi yang signifikan dengan beberapa spesies dan mengembangkan bentuk tubuh yang tidak biasa.
Namun, pada akhir Periode Cretaceous, sekitar 66 juta tahun yang lalu, mereka secara misterius menghilang dari catatan fosil.
Kepunahan ikan ini pada akhir Zaman Kapur dipicu oleh hantaman asteroid besar yang memusnahkan sekitar 75% semua kehidupan di Bumi termasuk semua dinosaurus non-unggas.
Dengan demikian, diasumsikan ikan coelacanth telah ikut tersapu sebagai korban dari peristiwa kepunahan massal yang sama.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti