Neanderthal dan Manusia Pernah Kawin Silang 47.000 Tahun Lalu, Peneliti Ungkap Lokasi Pertemuan Pertama Mereka
Genom populasi manusia modern di luar Afrika mengandung sekitar 1 persen hingga 2 persen DNA Neanderthal.
Genom populasi manusia modern di luar Afrika mengandung sekitar 1 persen hingga 2 persen DNA Neanderthal.
-
Dimana kerangka manusia Neanderthal ditemukan? Pada 1986, seorang ahli paleontologi amatir bernama Miguel Aznar mendonasikan kotak tersebut ke museum. Kotak ini berisi kerangka manusia Neanderthal yang dikumpulkan oleh Aznar pada akhir tahun 1970-an di Cova Simanya, sebuah gua yang terletak di luar Barcelona.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia Neanderthal? Pada 1986, seorang ahli paleontologi amatir bernama Miguel Aznar mendonasikan kotak tersebut ke museum. Kotak ini berisi kerangka manusia Neanderthal yang dikumpulkan oleh Aznar pada akhir tahun 1970-an di Cova Simanya, sebuah gua yang terletak di luar Barcelona.
-
Bagaimana Neanderthal berburu? Mereka berburu binatang besar dan sedang menggunakan teknik perburuan penyergapan, yaitu bersembunyi sebelum melompat dan menusuk binatang dengan tombak.
-
Kapan kerangka manusia Neanderthal ditemukan? Pada 1986, seorang ahli paleontologi amatir bernama Miguel Aznar mendonasikan kotak tersebut ke museum. Kotak ini berisi kerangka manusia Neanderthal yang dikumpulkan oleh Aznar pada akhir tahun 1970-an di Cova Simanya, sebuah gua yang terletak di luar Barcelona.
-
Apa yang diburu manusia purba Neanderthal 48.000 tahun yang lalu? Catatan Tertua Hominid yang Berhasil Membunuh Predator Besar Merupakan bukti langsung pertama bahwa Neanderthal terlibat dalam perburuan singa gua.
-
Dimana fosil manusia purba Neanderthal pertama ditemukan? Spesies ini dinamakan Neandertal sesuai dengan lokasi tempat pertama kali ditemukan di Jerman, Neandertal atau Lembah Neander.
Neanderthal dan Manusia Pernah Kawin Silang 47.000 Tahun Lalu, Peneliti Ungkap Lokasi Pertemuan Pertama Mereka
Penelitian terbaru mengungkapkan, manusia dan Neanderthal melakukan kawin silang sekitar 47.000 tahun yang lalu selama hampir 7.000 tahun. DNA dari manusia prasejarah dan zaman modern menunjukkan, kawin silang ini berlangsung selama 6.800 tahun, dan gen Neanderthal masuk ke dalam DNA manusia modern melalui proses ini.
Neanderthal adalah kerabat terdekat manusia modern yang sudah punah.
Nenek moyang kedua garis keturunan ini berbeda sekitar 500.000 tahun lalu.
- Arkeolog Temukan 7.000 Tulang Berusia 7.000 Tahun di Dalam Gua, Ada Tengkorak Manusia Dengan Kepala Berlubang, Ternyata ini Penyebabnya
- Ilmuwan Ungkap Bahasa yang Diucapkan Neanderthal 600.000 Tahun Lalu, Begini Perbedaannya dengan Bahasa Manusia Modern
- Ilmuwan Jelaskan Perbedaan Homo Sapiens dengan Neanderthal, Siapa yang Paling Mirip Manusia Modern?
- Arkeolog Rekonstruksi Wajah Wanita Neanderthal Berusia 75.000 Tahun, Begini Parasnya
Lebih dari satu dekade lalu, ilmuwan menemukan bahwa Neanderthal kawin dengan nenek moyang manusia modern yang bermigrasi keluar dari Afrika. Saat ini, genom populasi manusia modern di luar Afrika mengandung sekitar 1 persen hingga 2 persen DNA Neanderthal, seperti dilansir Live Science.
Namun, para peneliti belum yakin kapan dan di mana DNA Neanderthal masuk ke dalam genom manusia modern. Untuk menjawab pertanyaan ini, mereka menganalisis lebih dari 300 genom manusia modern selama 45.000 tahun terakhir. Ini termasuk sampel dari 59 individu yang hidup antara 2.200 hingga 45.000 tahun yang lalu dan 275 manusia modern masa kini.
Para ilmuwan fokus pada seberapa banyak DNA Neanderthal yang dapat dilihat dalam sampel manusia modern. Dengan membandingkan tingkat nenek moyang Neanderthal di berbagai lokasi dan waktu, mereka memperkirakan kapan dan berapa lama Neanderthal dan manusia modern kawin silang.
Hasil penelitian menunjukkan, DNA Neanderthal yang terlihat dalam genom manusia modern berasal dari satu periode besar kawin silang sekitar 47.000 tahun yang lalu yang berlangsung selama 6.800 tahun. Kemungkinan besar mereka bertemu di Asia bagian barat, tempat Afrika terhubung dengan Eurasia, menurut Chris Stringer, ahli paleoantropologi di Natural History Museum London.
Para ilmuwan juga menyelidiki bagaimana DNA Neanderthal bertahan dalam genom manusia modern dari waktu ke waktu. DNA Neanderthal yang bertahan lama kemungkinan besar memberikan manfaat evolusioner kepada manusia modern, sementara DNA yang cepat hilang mungkin menimbulkan kerugian evolusioner. Gen Neanderthal yang bertahan hidup terkait dengan warna kulit, metabolisme, dan sistem imun, kemungkinan besar memberikan manfaat langsung bagi manusia modern.
Penelitian ini juga memperkirakan, ketika periode kawin silang berakhir, lebih dari 5 persen genom manusia modern berasal dari Neanderthal. Dengan kata lain, "sekitar satu dari 20 orang tua dalam populasi nenek moyang kita adalah seorang Neanderthal," kata Fernando Villanea, seorang ahli genetika populasi di Universitas Colorado Boulder.
Rajiv McCoy, seorang ahli genetika populasi di Universitas Johns Hopkins, menyatakan bahwa perkawinan silang antara Neanderthal dan manusia modern mungkin juga terjadi di waktu lain, tetapi tidak meninggalkan jejak yang bertahan lama dalam kumpulan gen manusia modern. Sebagai contoh, rahang manusia modern dari sekitar 37.000 hingga 42.000 tahun lalu yang ditemukan di Rumania pada tahun 2002 memiliki DNA Neanderthal yang tidak terlihat pada genom manusia modern lainnya.
Anehnya, pertukaran DNA tampaknya hanya terjadi satu arah, yaitu DNA manusia modern tidak masuk ke dalam genom Neanderthal. "Saat ini hanya ada sedikit bukti aliran gen ke arah sebaliknya," kata Stringer.
Mungkin hal itu terjadi tetapi belum terdeteksi, atau mungkin tidak terjadi karena beberapa alasan, seperti hibrida yang kurang sehat atau kurang subur.