Peneliti: Ada Planet Tanpa Bintang yang Punya Bulan Layak Huni
Penelitian baru menyatakan, kemungkinan ada tempat-tempat di alam semesta ini yang cocok untuk kehidupan selama miliaran tahun.
Penelitian baru menyatakan, kemungkinan ada tempat-tempat di alam semesta ini yang cocok untuk kehidupan selama miliaran tahun.
Ahli astrofisika, Giulia Rocetti dan timnya melaporkan di Simposium PLANET-ESLAB 2023, beberapa bulan yang mengorbit di beberapa planet bisa tetap hangat selama lebih dari satu miliar tahun jika mereka memiliki orbit dan atmosfer yang tepat. Temuan mereka juga dipublikasikan dalam International Journal of Astrobiology.
-
Kenapa ilmuwan terkejut dengan penemuan di Saturnus? Tidak ada seorang pun di tim Cassini-Huygens yang membayangkan bahwa bulan-bulan kecil Saturnus bisa aktif secara kimiawi dan menghasilkan molekul-molekul berat. Ini adalah kejutan terbesar dan mungkin merupakan penemuan Cassini yang paling penting,” tambah Blanc.
-
Bagaimana para ilmuwan akan meneliti sampel asteroid Bennu? 30 persen sample akan dianalisis lebih dari 200 ilmuwan selama 2 tahun kedepan. Sedangkan sisanya disisihkan untuk melakukan uji teknologi dan keperluan penelitian di masa depan, dengan cara dibagi melalui potongan material agar mempermudah alokasinya.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Mengapa sampel asteroid Bennu penting bagi ilmuwan? Selain untuk menghindari bencana tabrakan asteroid Bennu dan Bumi, sampel dari Bennu juga akan memberikan wawasan kepada para ilmuan tentang proses-proses penyebab pembentukan tata surya sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
-
Bagaimana para astronom mempelajari atmosfer planet di luar tata surya? Para astronom sekarang dapat menganalisis atmosfer planet yang mengorbit bintang jauh, mencari bahan kimia yang hanya dapat dihasilkan oleh organisme hidup, seperti yang terjadi di Bumi.
-
Siapa yang terlibat dalam mempelajari dan membahas asteroid berbahaya? Melansir laporan ScienceAlert, Rabu (29/11), para ilmuwan dan politisi yang mempelajari asteroid telah mengadakan Planetary Defence Conference (PDC) atau Konferensi Pertahanan Planet pada tahun ini, untuk mengkaji semua masalah yang berhubungan dengan asteroid.
Rocetti mengatakan, kondisi layak huni bisa eksis di banyak tempat di alam semesta ini. Namun, agar kehidupan bisa berkembang, kondisi-kondisi itu harus stabil dalam jangka waktu lama.
Para peneliti sedang mengamati tempat-tempat di mana kondisi ini bisa eksis selama ratusan juta atau miliaran tahun.
Dikutip dari The Greek Reporter, Kamis (13/4), kelayakhunian dan stabilitas sebuah planet tidak harus bergantung pada kedekatannya dengan matahari. Para ahli astronomi telah menemukan sekitar 100 planet tanpa bintang, beberapa di antaranya mungkin terbentuk dari awan gas dan debu dengan cara yang sama seperti bintang terbentuk, sementara yang lain kemungkinan terlontar dari tata surya asal mereka.
Simulasi komputer menunjukkan bahwa jumlah planet yang mengambang bebas mungkin sama banyaknya dengan jumlah bintang di galaksi.
Planet sebatang kara (orphaned planet) atau planet tanpa bintang seperti ini mungkin memiliki bulan juga, dan penelitian terbaru menunjukkan bulan-bulan ini mungkin hangat dan layak huni. Pada tahun 2021, para peneliti menghitung bulan-bulan ini tidak harus menjadi tempat yang dingin dan tandus.
Planet yang mengorbit bulan dapat berubah bentuk oleh gravitasi planet, yang menghasilkan panas akibat gesekan di dalam bulan. Ini terjadi pada beberapa bulan di tata surya kita, seperti Enceladus (di sekitar Saturnus) dan Europa (di sekitar Jupiter).
Jika bulan-bulan ini memiliki atmosfer yang cukup tebal yang memerangkap panas, terutama yang mengandung karbon dioksida, mereka dapat tetap cukup hangat agar air tetap cair di permukaannya. Air ini mungkin berasal dari reaksi kimia yang disebabkan oleh partikel bermuatan berkecepatan tinggi dari luar angkasa.
Namun, bulan-bulan ini tidak akan tetap hangat selamanya. Gaya gravitasi yang sama yang menyebabkan mereka memanas juga bekerja membuat orbitnya lebih melingkar. Saat ini terjadi, jumlah deformasi dan gesekan di dalam bulan berkurang, menghasilkan lebih sedikit panas yang dihasilkan.
Para ilmuwan melakukan studi baru tentang bagaimana planet dan bulan bergerak di luar angkasa. Mereka melakukannya dengan menggunakan komputer untuk menjalankan 8.000 simulasi bintang yang mirip matahari kita.
Mereka menemukan, ketika planet-planet terlempar keluar dari tata surya mereka, bulan-bulan mereka sering kali ikut serta.
Para ilmuwan kemudian menjalankan lebih banyak simulasi dari bulan-bulan ini, dengan asumsi mereka berukuran sama dengan Bumi, untuk melihat apakah mereka dapat dihuni.
Di Bumi, butuh beberapa ratus juta tahun untuk membentuk kehidupan. Mereka ingin melihat apakah bulan bisa tetap hangat cukup lama untuk berpotensi membentuk kehidupan di sana.
Para ilmuwan melakukan perhitungan mereka dalam tiga cara berbeda. Mereka melihat bulan dengan atmosfer seperti Bumi, bulan dengan atmosfer sepuluh kali lebih besar dari Bumi, dan bulan dengan atmosfer 100 kali lebih besar dari Bumi.
Mereka menemukan, bulan dengan atmosfer seperti Bumi hanya dapat dihuni selama sekitar 50 juta tahun. Namun, bulan dengan atmosfer sepuluh kali lebih besar dari Bumi dapat dihuni selama hampir 300 juta tahun.
Jika sebuah bulan memiliki atmosfer 100 kali lebih besar dari Bumi, bulan itu bisa dihuni sampai 1,6 miliar tahun. Walaupun ini terlihat banyak tekanan, mirip dengan kondisi di Venus, planet yang ukurannya sama dengan Bumi.
(mdk/pan)