Penelitian Terbaru Ungkap Nenek Moyang Orang Jepang, Para Ilmuwan Kaget Lihat Hasilnya
Penelitian genetika ini tak hanya telah mengungkap penyebaran nenek moyang di Jepang tapi juga berhasil ungkap penyakit di masa mendatang.
Sebuah penelitian yang mempelajari lebih dari 3.200 genom individu di seluruh Jepang yang membentang dari Hokkaido di utara hingga Okinawa di selatan telah mengungkap asal-usul nenek moyang penduduk Jepang.
Studi genetik tersebut dipimpin Chikashi Terao dan tim ilmuwan dari Pusat Ilmu Kedokteran Integratif RIKEN yang diterbitkan di jurnal Science Advances.
-
Apa yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang pada robot? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa "tersenyum".
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti di Jepang? Para peneliti baru-baru ini mendeskripsikan fosil mosasaurus dari Jepang yang seukuran hiu putih besar, yang meneror lautan Pasifik sekitar 72 juta tahun yang lalu.
-
Apa rahasia panjang umur masyarakat Jepang? Masyarakat Jepang memiliki pola makan sehat yang mendukung mereka memiliki umur panjang dan sehat. Jepang merupakan salah satu negara dengan beragam kuliner yang khas dan rasa yang lezat. Siapa sangka bahwa hal tersebut merupakan salah satu kunci dari kehidupan panjang umur masyarakat Jepang.
-
Apa yang dipelajari oleh para ilmuwan dari kotoran jerapah? Para ilmuwan telah mengungkap virus yang menginfeksi bakteri, yang disebut bakteriofag, dalam kotoran hewan dan sedang menguji apakah bakteri ini ampuh sebagai antibiotik.
-
Apa yang dipelajari dalam ilmu biologi? Biologi adalah studi tentang organisme hidup dan bagaimana mereka menjalani proses kehidupan.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Para peneliti mengungkap bukti bahwa orang-orang di Jepang merupakan keturunan dari tiga kelompok leluhur membantah kepercayaan lama bahwa leluhur utama di Jepang berasal dari dua kelompok yaitu penduduk asli pemburu-pengumpul-nelayan Jomon dan para migran petani padi dari Asia Timur.
Para peneliti mengidentifikasi kelompok ketiga yang berpotensi memiliki hubungan dengan Asia Timur Laut yang disebut masyarakat Emishi, sehingga semakin memperkuat teori 'asal usul tiga pihak' yang pertama kali diajukan pada tahun 2021.
Para peneliti menggunakan Teknik yang disebut pengurutan genom secara keseluruhan yang mengungkap susunan genetik lengkap seseorang. Mereka mengidentifikasi 3 miliar pasangan basa DNA.
Hasil Pengurutan Genom
Dari hasil tes pengurutan genom terbukti bahwa leluhur Jomon paling dominan di pesisir selatan subtropis Okinawa (ditemukan pada 28,5 persen sampel) sementara terendah di barat (hanya 13,4 persen sampel).
Sebaliknya, orang yang tinggal di Jepang bagian barat memiliki lebih banyak kedekatan genetik dengan orang Han China. Kemungkinan besar hal ini terkait dengan masuknya imigran dari Asia Timur antara tahun 250 M dan 794 M, yang tercermin dalam adopsi historis yang komprehensif dari undang-undang, bahasa, dan sistem pendidikan bergaya China di wilayah ini.
- Penelitian Ungkap Penyebab Orang Korea Selatan dan Jepang Tidak Bau Badan, Ternyata Karena Faktor Ini
- Menakjubkan! Hasil Penelitian Ungkap Ternyata Nyamuk Punya Teknologi Canggih Buat Temukan Manusia Calon Korbannya
- Penelitian Terbaru Berhasil Pecahkan Mengapa Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Terinfeksi COVID-19
- Penelitian Buktikan Berhenti Merokok Sebelum Usia 40 Tahun Bisa Perpanjang Usia
Sebaliknya, keturunan Emishi paling umum di Jepang timur laut, dan menurun di bagian barat negara tersebut.
Pengobatan Masa Depan
Tak hanya menghasilkan distribusi leluhur di Jepang, penelitian genom dari RIKEN ini dapat mengungkap potensi penyebab penyakit.
Misalnya, mereka menemukan bahwa satu varian gen yang disebut PTPRD berpotensi "sangat merusak" karena dapat dikaitkan dengan hipertensi, gagal ginjal, dan infark miokard, kata Xiaoxi Liu, seorang ilmuwan senior di lab Terao.
Tim Terao juga mengungkap hubungan antara gen, variannya, dan bagaimana hal itu memengaruhi sifat, termasuk kecenderungan penyakit, suatu hari nanti dapat berperan dalam membantu ilmuwan mengembangkan pengobatan yang dipersonalisasi, kata Terao.
Di masa mendatang, Terao dan timnya berharap penelitian sejenis dapat dikembangkan di Tingkat yang lebih luas seperti di Eropa dan di seluruh asia. "Sangat penting untuk memperluasnya ke populasi Asia sehingga dalam jangka panjang, hasilnya juga dapat bermanfaat bagi kita." Terao seperti dikutip dari Scitechdaily
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti