Penelitian Ungkap Tanaman Bisa Bersuara, Begini Bunyinya Saat Mereka "Berteriak”
Penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman dapat memproduksi suara "teriakan" ketika mereka dicabut, mengalami stres, atau kekurangan air.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Tel Aviv mengungkapkan informasi mengejutkan bahwa tanaman mampu mengeluarkan suara. Penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal Cell pada tahun 2023, menunjukkan bahwa tanaman dapat mengeluarkan suara "teriakan" ketika mereka dicabut, mengalami tekanan, atau kekurangan air.
Berdasarkan informasi dari laman Live Science pada Selasa (12/11/2024), suara yang dihasilkan oleh tanaman mirip dengan letupan atau bunyi klik yang berada dalam frekuensi ultrasonik, yaitu di atas 20.000 Hz.
-
Apa yang menjadi isu utama pembahasan tingkat ASEAN maupun tingkat global? Memang ini justru menjadi kekuatan kita, karena kita sudah memiliki ketua parlemen perempuan yang memang isu kesetaraan gender ini menjadi isu utama pembahasan baik tingkat asean maupun tingkat global,” pungkasnya.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Bagaimana cara kita mengamalkan Pancasila di tengah tantangan globalisasi? Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan dinamika sosial, kata-kata mutiara tentang Pancasila dapat menjadi pengingat yang kuat akan jati diri bangsa Indonesia.
-
Apa logam mulia termahal di dunia? Rhodium, merupakan logam mulia termahal yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris, William Hyde Wollaston pada tahun 1803.
-
Bagaimana Indonesia mengatasi tantangan global terkait air? Indonesia telah merestorasi sungai Citarum, Cirata di Cianjur dan kita berharap dunia memperkuat kolaborasi ini dalam mengatasi tantangan global terkait air.
-
Kapan Hari Kesadaran Aksesibilitas Global diperingati? Setiap 16 Mei, orang-orang dari seluruh penjuru dunia berpartisipasi.
Frekuensi suara ini sangat tinggi dan berada di luar kemampuan pendengaran manusia, yang hanya bisa mendengar suara dalam rentang frekuensi audiosonik antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Namun, beberapa hewan seperti kelelawar, tikus, dan ngengat kemungkinan dapat mendengar suara teriakan dari tanaman tersebut.
Liliach Hadany, seorang ahli biologi evolusioner dari Universitas Tel Aviv yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa hewan-hewan tertentu dapat mendengar suara-suara yang dihasilkan oleh tanaman, sehingga membuka kemungkinan adanya interaksi akustik antara tanaman dan organisme lain. Ketika tanaman mengalami stres, perubahan yang terjadi bisa sangat signifikan. Selain menghasilkan suara, tanaman yang mengalami stres juga sering menunjukkan perubahan visual seperti perbedaan warna atau bentuk, serta mengeluarkan aroma yang lebih kuat.
Perekamann di ruang kedap suara
Untuk menyelidiki lebih lanjut apakah tanaman memancarkan sinyal lainnya, tim peneliti melakukan eksperimen untuk mendeteksi suara yang dihasilkan oleh tanaman. Mereka memilih tanaman tomat dan tembakau sebagai subjek penelitian. Tanaman-tanaman ini ditempatkan dalam kotak-kotak kecil yang dilengkapi dengan mikrofon untuk merekam suara yang dihasilkan.
Perekaman dilakukan di ruang akustik yang kedap suara serta di rumah kaca biasa.Dalam percobaan pertama, peneliti mengamati tanaman yang tidak mengalami stres. Sementara itu, pada percobaan kedua, mereka menguji tanaman yang mengalami dehidrasi dengan batang yang dipotong. Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman yang kekurangan air dan memiliki batang yang terpotong mengeluarkan suara letupan atau bunyi klik sekitar 35 kali per jam. Suara tersebut dapat terdeteksi dalam radius lebih dari satu meter.
Berasal dari xilem
Tanaman yang tidak mengalami stres sama sekali cenderung tidak mengeluarkan suara dan tetap beraktivitas dengan tenang. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang mengalami stres dapat mengeluarkan suara dengan intensitas yang lebih tinggi, mencapai sekitar 40 klik per jam, tergantung pada spesiesnya. Untuk memastikan bahwa fenomena ini tidak terbatas pada satu jenis tanaman, tim peneliti melakukan pengujian pada berbagai spesies lain, termasuk kaktus, gandum, jagung, dan anggur. Hasilnya, semua tanaman tersebut terbukti mengeluarkan suara yang serupa.
- Penelitian Membuktikan Tanaman Bisa Bersuara hingga Berteriak saat Stres & Dicabut, Begini Bunyinya
- Tanaman juga seperti Manusia, Bisa ‘Menjerit’ saat Disakiti, Ini Buktinya
- Penelitian ini Sarankan Manusia Buang Air Kecil selama 21 Detik
- Penelitian Temukan Bahwa Sel Otak Ternyata Berusaha Menebak Masa Depan Saat Tidur
Suara yang dihasilkan oleh tanaman ini tidak berasal dari pita suara seperti pada manusia, melainkan berasal dari xilem, yaitu struktur yang mengangkut air dan nutrisi dari akar menuju batang dan daun. Di dalam xilem, air disangga oleh tegangan permukaan, mirip dengan cara air disedot menggunakan sedotan. Ketika gelembung udara terbentuk dan pecah dalam xilem, suara letupan kecil dapat terdengar. Suara yang dihasilkan oleh tanaman ini berpotensi memicu respons dari organisme lain, seperti ngengat yang mencari tempat untuk bertelur atau hewan herbivora yang mempertimbangkan untuk memakan tanaman tersebut.
Namun, satu pertanyaan yang masih belum terjawab adalah apakah tanaman dapat merespons suara dari tanaman lain. Apakah tanaman yang mengalami stres dapat mendeteksi dan merespons suara dari tanaman lain yang berada dalam situasi serupa masih memerlukan penelitian lebih lanjut. (Tifani)