Saudara Kembar Jadi Percobaan, Lebih Sehat Mana, Yang Makan Daging atau Vegan? Begini Hasilnya
Saudara Kembar Jadi Percobaan, Lebih Sehat Mana, Yang Makan Daging atau Vegan? Begini Hasilnya
Hugo dan Ross Turner, saudara kembar di Inggris menjadi pasien percobaan untuk menjalankan pola hidup yang berbeda.
-
Kenapa penting untuk memilih makanan pendamping yang sehat ketika mengonsumsi daging kurban? Ini tidak hanya membuat hidangan lebih lezat, tetapi juga membantu menjaga kesehatan tubuh.
-
Mengapa penting untuk mengimbangi konsumsi daging kambing dengan makanan sehat? Namun, perlu diingat bahwa daging kambing, termasuk torpedo, mengandung lemak jenuh dan kolesterol jahat yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
-
Mengapa daging kambing lebih sehat daripada daging sapi? Daging kambing lebih rendah lemak dibandingkan daging sapi, dengan mayoritas lemak yang ada adalah lemak tak jenuh, yang lebih baik untuk kesehatan jantung.
-
Bagaimana cara mengolah daging kurban agar lebih sehat? Disarankan untuk mengolah daging kurban dengan cara direbus bersama sayur-mayur serta diselingi buah agar lebih sehat.
-
Apa saja bahaya dari makan daging kambing berlebihan? Berikut beberapa bahaya makan daging kambing berlebihan, antara lain: Dampak Makan Daging Berlebihan Makan daging kambing dalam jumlah yang wajar dapat memberikan manfaat nutrisi yang baik untuk tubuh. Namun, mengonsumsi daging kambing dalam jumlah berlebihan juga dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan kita. Berikut adalah beberapa efek yang perlu kita perhatikan ketika makan daging kambing secara berlebihan:
-
Kapan daging kambing sebaiknya direbus? Diamkan 10-15 Menit Lakukan Perebusan di 5 Menit Kedua Tunggu Suhu Daging Turun Daging Siap Diolah
Saudara Kembar Jadi Percobaan, Lebih Sehat Mana, Yang Makan Daging atau Vegan? Begini Hasilnya
Dilansir dari IFL Science, peneliti ingin menyelidiki apakah pola makan vegan lebih sehat daripada makan daging dan produk susu.
Proyek ini merupakan bagian dari studi terbaru di Departemen Riset Kembar & Epidemiologi Genetik King's College, London.
Saudara kembar ini mengikuti dua pola makan yang berbeda selama 12 pekan. Hugo makan-makanan vegan, sementara Ross makan daging dan produk susu.
Pemimpin penelitian ini, ahli epidemologi King's College, Profesor Tim Spector berharap proyek ini dapat memberi tahu
bagaimana kembar generik merespon berbagai jenis makanan.
"Kami ingin menggunakan model kembar identik, yang merupakan klon genetik, untuk menguji efek diet dan olahraga dan bagaimana individu ini merespons berbagai jenis makanan," jelas Spector dalam Video di BBC Reel.
Fenomena menarik
Hasilnya, dibandingkan dengan Ross pemakan daging, Hugo vegan mengalami penurunan kolesterol yang sangat besar.
Hugo mengatakan dia berkutat dengan pola makan vegan selama beberapa minggu pertama, tetapi dia akhirnya terbiasa dan mengaku merasa lebih energik.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan fenomena menarik.
Secara teori, pola makan vegan akan menyebabkan gula darah dan energi tubuh lebih stabil, dan menyebabkan penurunan keragaman bakteri usus.
Sedangkan para pemakan daging menghasilkan energi yang lebih banyak serta keragaman bakteri di usus.
Seharusnya, Hugo vegan berpotensi lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan dengan Ross. Namun sebaliknya, Hugo mengaku lebih energik.
Kembar identik pun berbeda
Ini membuktikan respons tiap individu terhadap makanan sangat berbeda, sekalipun mereka kembar identik.
Pengaruh bakteri yang menghuni usus, atau mikrobioma usus,
dapat memengaruhi gula darah tiap individu, peningkatan berat badan, dan juga kadar lemak. Hasilnya akan berbeda tiap orang, sekalipun itu kembar genetik.
Spector mengatakan para saudara genetik hanya berbagi 25 hingga 30 persen mikroba mereka satu sama lain.
"Kami menemukan, rata-rata, sebagian besar kembar identik hanya berbagi antara 25 dan 30 persen mikroba mereka satu sama lain," jelas Spector.
Inilah yang mungkin menjadi alasan mengapa kembar Hugo dan Ross memiliki efek tubuh yang berbeda dengan pola hidup yang berbeda.
"Kami pikir inilah mengapa banyak metabolisme mereka berbeda dan mengapa mereka bereaksi berbeda terhadap makanan," tambahnya.