Cerita Pasutri di Ciamis Resign dari Bank BUMN demi Keluarga, Kini Punya Usaha Kue Beromzet Rp200 Juta
Saat ini impian untuk menjalani hari-hari bersama keluarga bisa terwujud, dengan usaha kue beromzet hingga Rp200 juta
Saat ini impian untuk menjalani hari-hari bersama keluarga bisa terwujud, dengan usaha kue beromzet hingga Rp200 juta
Cerita Pasutri di Ciamis Resign dari Bank BUMN demi Keluarga, Kini Punya Usaha Kue Beromzet Rp200 Juta
Pasangan suami istri, Delli Sukmajaya (38) dan Rian Aulia Dwilazuaris (34) menceritakan kisahnya merintis usaha setelah resign dari bank BUMN. Mereka membentuk UMKM dan menjual berbagai produk roti dan kue kering. Kerja kerasnya berbuah manis karena omzet mampu mencapai Rp200 juta per bulan.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Mengapa para pengusaha muda termotivasi dengan kata-kata inspiratif? "Kesempatan bisnis itu bagaikan sebuah bis, sekali berhenti akan ada bis lain yang menyusul." - Richard Bronson
-
Siapa sosok inspiratif pengusaha sukses di balik Parna Raya Group? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
Bukan tanpa alasan pasutri asal Kecamatan Rancah tersebut memilih resign setelah menikah. Delli dan Aulia ingin bisa terus bersama di rumah, sembari menjalankan usaha makanan ringan.
Cerita mereka kemudian menginspirasi setelah mampu melewati masa-masa sulit. Bahkan keuangan mereka juga sempat kritis sebelum merintis usaha bersama dan sukses seperti sekarang.
Tak Ingin LDM
Dikisahkan Aulia, mulanya ia bertemu dengan suami di sebuah bank BUMN. Keduanya lantas menikah hingga suami ditugaskan di Jakarta dan keduanya terpisah
Aulia mengaku, awal mula sepakat merintis usaha bersama adalah ketika ia dan suami mengalami ”long distance mariage”.
“Kita itu ketemu di salah satu bank BUMN di Rancah, dan qodarullah ya kita diberikan jalan karena nikah harus resign dan waktu itu dia ditugasin di Jakarta, daripada jauh LDM, oh iya kayaknya kita usaha aja deh,” kata Aulia di kanal YouTube Naik Kelas.
Ingin Bersama Keluarga
Senada dengan Aulia, Delli juga tak ingin berpisah dengan Aulia dan sepakat untuk membuka usaha bersama.
Ia mengaku ingin dekat dengan keluarga di rumah, karena jika mengacu ke financial selalu tidak akan pernah cukup.
“Ya mungkin orang banyak yang bilang bekerja di bank dengan segala privilegenya, tapi bagi saya yang terpenting itu keluarga dan soal keyakinan, karena kita mencari kebarokahan, bisa ketemu keluarga setiap hari,” terangnya
- Resign dari Bank BUMN, Pria Asal Banyuwangi Pilih Jadi Petani Buah Naga, Kini Hasilkan Cuan Rp180 Juta Setiap Panen
- Ingin Bebas dari Riba, Wanita Ini Resign dari Bank BUMN dan Nekat Buka Bisnis Roti Maryam
- Resign jadi Manajer Keuangan di BUMN, Kini Pria Ini Sukses Jualan Kripik Kentang Omzet Puluhan Juta, Modal Awal Hanya Rp300 Ribu
- Dulu Bekerja Sebagai Satpam, Pria Ini Kini Sukses Jual Sabun Cair Beromzet Rp50 juta
Sempat Terpuruk Setelah Resign
Kondisi keuangan tak dipungkiri juga mengalami kendala, terutama setelah memutuskan keluar dari bank.
Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
“Berat sebetulnya. Saya harus keluar dan tidak punya uang. Istri saya ini yang menguatkan saya dan waktu itu Cuma punya uang Rp500 ribu, yah, tapi cerita ini jadi penguat kita untuk terus berjuang dan membuktikan ke orang-orang,” terang dia.
Penghasilan Pertama Usaha hanya Rp20 ribu
Keputusan keduanya membuka usaha juga sempat dirasakan sulit lantaran penghasilannya yang hanya Rp20 ribu per hari.
Delli sempat khawatir tidak bisa memenuhi nafkah istri dan anaknya yang saat itu masih kecil.
“Saya sempat mikir, apa jualan ini cukup dengan penghasilan Rp20 ribu sehari, dengan istri dan anak, saya sudah pasrah saja karena ketika keluar sudah minus, harus bayar utang, biaya hidup,” terangnya.
Melihat Peluang yang Belum ada di Ciamis
Salah satu cara yang mereka upayakan agar usahanya berhasil adalah melihat peluang yang belum ada di Ciamis. Ketika itu keduanya membuka usaha yang pertama yakni green tea dan street food.
“Ini awalnya itu green tea dan Thai tea, street food gitu dengan modal awalnya Rp500 ribu, waktu itu saya jualan di pinggir jalan saat hamil, dan mulai memberikan kontribusi di sekitar Rancah yang belum ada jajanan kekinian,” terang Aulia.
“Usaha ini bernama Dapur CK dan Kool Kedai yang berdiri beriringan yang hadir di tahun 2017,” tambah Delli.
Menambah Usaha di Dunia Bakery
Tak puas dengan bisnis green tea dan street food, mereka menambah lini bisnis di dunia bakery dan cookies atau kue kering.
Saat itu, rintisannya masih sederhana dan dikerjakan berdua di rumah, dengan alat berupa mixer dan lain-lain. Lama kelamaan pesanan mulai berdatangan dan berkembang.
“Waktu itu diuleni sendiri dan coba bikin donat lalu dijual di kedai, ternyata antusiasnya lumayan, setelah itu kita mulai fokus mengembangkan dengan menjual artisan, kue-kue kering, kita juga jual di marketplace dan agen reseller untuk kue kering,” kata Delli
Omzet Capai Rp200 Juta per Bulan
Setelah usahanya berkembang, Delli dan Aulia mempekerjakan lima karyawan tetap, serta freelance untuk membantu.
Hari besar adalah momen permintaan tertinggi, dengan omzet mencapai 3 kali lipat.
“Kalau mau lebaran itu Alhamdulillah omzetnya bisa mencapai 3 kali lipat, dan kita selalu syukuri berapapun itu. Untuk tiap bulannya sih di angka Rp150 sampai Rp200 juta,” terang Delli.
Sedekah Jadi Kunci
Agar usahanya terus berkah, keduanya selalu menyisihkan penghasilan untuk disedekahkan. Biasanya sedekah yang dilakukan juga dalam bentuk kue sehingga masyarakat bisa turut merasakan produknya.
“Alhamdulillah sih empat tahun ini gak pernah berhenti sedekah, jadi kita kayak bikin makanan atau minuman yang dibagikan di depan kedai untuk siapapun,” terang Delli.
Adapun produk-produk yang dijual Delli dan Aulia adalah kue ulang tahun, brownis kekinian, es teller, kue kacang tradisional, roti dan sejenisnya.