Ditemukan Keramik dan Tulang Manusia di Alun-Alun Kasepuhan Cirebon, Ini 4 Faktanya
Sementara itu Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Cirebon Prabu Diaz mengatakan, benda temuan Rusmaya tersebut diduga berasal dari zaman Dinasty Ming. Hal itu mengacu pada usia pecahan keramik yang berusia lebih dari 500 tahun.
Proses revitalisasi Alun-Alun Kasepuhan Cirebon baru-baru ini sempat terhenti usai Wakil Panglima Laskar Agung Macan Ali Cirebon Rusmaya menemukan beberapa benda bersejarah yang berada di sekitar lokasi.
Dalam keterangannya yang dimuat di laman Liputan6 Selasa (24/8/2021), Rusmaya mengatakan bahwa benda yang ditemukan berupa serpihan keramik kuno hingga beberapa benda mirip tulang belulang manusia yang sudah lama.
-
Kenapa kasus Vina Cirebon ditarik ke Polda Jabar? Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam," ucap dia.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan teks proklamasi di Tugu Kejaksan itu dilakukan spontan,” kata pemerhati sejarah dan budaya Cirebon Jajat Sudrajat.
-
Di mana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata lebih dulu dibacakan di Kota Cirebon, Jawa Barat. Pembacaannya dilakukan oleh tokoh penting bernama Soedarsono di Simpang Kejaksan, yang kini lebih dikenal dengan Tugu Pensil.
-
Apa yang diklaim dalam berita hoaks tentang kasus Vina Cirebon? Berita tersebut dibagikan oleh akun Facebook dengan nama Novita Erna Kreator, Uda Dedi, dan Pak Tri. Ketiga akun tersebut membagikan tangkapan layar sebuah video di Youtube berjudul “Duakui Salah Tangkap!! Egi Palsu Resmi Di Lepas, Hotman Paris & Ibu Putri Turun” yang diunggah oleh akun Media Populer.
-
Kapan teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Cirebon dua hari lebih awal dari yang dilakukan oleh Soekarno, yakni pada 15 Agustus 1945.
Namun atas pertimbangannya, Rusmaya tidak ingin mengambil beberapa potongan tulang manusia tersebut. Sehingga olehnya kembali dikuburkan ke dalam tanah kawasan Alun-Alun Kasepuhan Cirebon. Berikut informasi selengkapnya.
Berawal dari Mimpi
Dalam kesempatan itu dirinya bercerita, jika benda zaman dulu tersebut ditemukannya bukan tanpa alasan. Ia mengatakan, sebelumnya ia mendapat semacam petunjuk yang datang melalui mimpi.
Dari situ rasa penasarannya tiba, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melakukan penggalian di sekitar lokasi di mana benda kuno tersebut ditemukan.
"Awalnya penasaran kemudian rasa penasaran semakin tinggi dan sebelum saya ke lokasi alun-alun saya mimpi. Akhirnya saya izin Panglima Laskar Macan Ali dan ditemukan pecahan keramik," ujar dia kepada wartawan, Senin (23/8).
Ditemukan Senjata Tradisional
Selain menemukan potongan keramik hingga serpihan tulang belulang, di lubang yang sudah digali sedalam lebih dari 4 meter tersebut juga turut ditemukan senjata tradisional seperti keris atau ujung tombak. Kemudian ada juga benda mirip lehen kendi.
Terkait tulang kering yang sebelumnya ditemukan, Rusmaya meyakini jika tulang tersebut merupakan bagian dari tulang kering manusia.
"Karena motif keramiknya berbeda dengan motif yang sekarang kemudian saya menemukan dari dalam tanah. Terus ada juga lehen kendi dan senjata tajam semacam keris atau ujung tombak. Kalau tulangnya saya perhatikan seperti bagian dari tulang kering," ujar dia.
Diduga Berasal dari Zaman Dinasti Ming
Sementara itu Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Cirebon Prabu Diaz mengatakan, benda temuan Rusmaya tersebut diduga berasal dari zaman Dinasty Ming. Hal itu mengacu pada usia pecahan keramik yang berusia lebih dari 500 tahun.
Namun untuk menindaklanjuti temuan tersebut, pihaknya mengatakan jika perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan asal usul temuan Rusmaya itu. Pihaknya juga akan segera melaporkan keberadaan benda-benda lawas itu ke instansi terkait.
"Masih perlu penelitian lebih lanjut dan kami akan laporkan ke instansi terkait," ujar Diaz.
Diaz melanjutkan, pecahan keramik diduga bersal dari zaman Dinasti Ming abad 12 sampai 14. Saat itu disebutkan sebagai masa Laksamana Cheng Ho maupun Putri Ong Tien yang merupakan istri dari Sunan Gunung Jati.
Alun-Alun Kasepuhan Cirebon Memiliki Nilai Sejarah
Temuan Benda bersejarah di Alun-Alun Kasepuhan Cirebon
©2021 Liputan6/Merdeka.com
Menurut Diaz, temuan tersebut makin memperkuat informasi dari catatan sejarah jika Alun-Alun Kasepuhan Cirebon memiliki nilai sejarah kuat di masa lampau.
Dahulu disebutkan jika Alun-Alun Kasepuhan sempat menjadi tempat bagi warga di Cirebon yang ingin bertemu Sultan. Bahkan, turut disebutkan konon jika alun-alun tersebut sempat dijadikan tempat untuk mengeksekusi seseorang yang dianggap bersalah.
"Makannya ada temuan tulang belulang. Jika digali lebih dalam kami yakin masih banyak pecahan keramik," ujar dia.