Isinya Bukan Buah Tapi Ubur-Ubur dan Cumi, Rujak Khas Glodok Ini Unik Sejak 1948
Rujak di Glodok ini rasanya unik karena berisi cumi dan ubur-ubur, bukan buah.
Rujak di Glodok ini rasanya unik karena berisi cumi dan ubur-ubur, bukan buah.
Isinya Bukan Buah Tapi Ubur-Ubur dan Cumi, Rujak Khas Glodok Ini Ada Sejak 1948
Rujak disukai oleh banyak orang karena rasanya yang manis dan segar. Biasanya rujak berisi macam-macam buah yang dicocol dengan sambal asam pedas. Makanan ini kerap disajikan sebagai alternatif camilan.
-
Apa yang unik dari burung prasejarah yang ditemukan di China? Imparavis attenboroughi ditemukan di wilayah timur laut Tiongkok pada sekitar 120 juta tahun yang lalu atau pada masa Kapur Awal.Burung ini termasuk dalam kategori Enantiornithes atau yang lebih dikenal sebagai 'burung yang berlawanan', sebutan ini merujuk pada struktur sendi bahu mereka yang berbeda dengan burung-burung modern.
-
Mengapa bakso rujak dianggap unik? Bakso kuah rujak baru ditemukan di wilayah tersebut, dan jadi salah satu kuliner yang unik dari jenis makanan serupa. “Pertama nyoba, kok bakso ada rujaknya ya. Jadi bikin penasaran kan. Nah ada bakso dengan isian buah-buahan ini yang berbeda, jadi bisa membedakan dari bakso-bakso yang lain,” kata salah satu pelanggan, Arief.
-
Mengapa Rekuh jadi unik? “Jadi kuliner ini namanya rekuh. Nah bingung nggak tuh, ada buah tapi ada kentang sama tahu,” kata pria yang juga dikenal sebagai duta seblak ini.
-
Apa saja daya tarik wisata di Old Shanghai Jakarta Timur? Pengunjung akan disuguhkan berbagai daya tarik, mulai dari monumen pagoda instagramable sampai puluhan stand kuliner halal.
-
Bagaimana rujak jaran dibuat spesial? Agar rasanya lebih istimewa, penjual biasanya menambahkan kecap manis untuk campuran sambal.
-
Apa saja isi dari rujak jaran? Dalam satu porsi rujak jaran biasanya terdiri dari sayur kangkung rebus, irisan kubis, terong, timun, kacang panjang sampai kulit melinjo. Kemudian ada tambahan lainnya berupa aci kukus, gorengan bakwan atau risoles, kerupuk basah, mi kuning, tahu goreng dan juga telur.
Sejauh ini rujak tersedia di banyak daerah, termasuk Jakarta Barat. Namun di Glodok terdapat varian yang berbeda, dengan isian yang tidak menggunakan buah, melainkan daging cumi, ubur-ubur beserta sayur kangkung. Tak hanya unik dari segi rasa, rujak ini juga diketahui sudah melegenda sejak tahun 1940-an. Hmm, seperti apa ya rasanya? Berikut selengkapnya.
Rasanya Berbeda
Rasa rujak ini sangat berbeda dari kebanyakan rujak lainnya. Ini karena adanya potongan daging cumi dan ubur-ubur. Saat disiram bumbu, rujak ini memiliki rasa asam, gurih dan manis. Rasa gurih datang dari unsur daging hewan laut tersebut, dengan perpaduan bawang putih di sambalnya. Eits, ini tidak memakai sambal kacang, melainkan bumbu khusus berwarna sedikit kemerahan bertekstur kenyal. Saus ini juga datang dari campuran tomat dan resep khusus.
Rujak Shanghai
Adapun rujak unik ini bernama Rujak Shanghai dan merupakan makanan asal Tionghoa yang berkembang di Jakarta sejak 1940-1950 an. Penjual Rujak Shanghai, Priono, mengatakan bahwa asal usul nama makanan ini berasal dari penyebutan orang di zaman dulu. “Jadi dulu di sekitar tempat ini ada gedung bioskop Shanghai, salon Shanghai, gitu,” kata penjual bernama Priono, mengutip kanal YouTube Fokus Indosiar, Selasa (1/8).
Isian Rujak Shanghai
Jika dilihat, Rujak Shanghai memang tidak menggunakan buah sama sekali. Dalam satu porsinya terdapat potongan cumi, ubur-ubur, sayuran kangkung rebus, lobak serta timun.
Setelah semua bahan tersebut terisi di piring, kemudian disiram kuah merah kental yang dibuat dari tomat dan bahan lainnya. Bumbu ini yang menjadi ciri khas dari Rujak Shanghai. “Jadi memang nama ini diambil dari bahasa China, Juhi itu cumi, In Cay itu kan kangkung,” katanya lagi.
Lebih Nikmat Dicampur Sambal
Bagi para pecinta rujak, Rujak Shanghai menjadi kuliner yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Pecinan, Glodok. Tekstur kenyal cumi dan ubur-ubur, menjadikan kudapan tersebut lebih unik, dan gurih. Bumbunya manis dan nagih. Akan lebih nikmat jika ditambahkan sambal cabai untuk melengkapi cita rasanya.
Harganya Rp50 Ribu
“Saya pernah nemu ini di Vietnam sih, cuman gak seperti ini, nah krenyes-krenyesnya itu yang khas, jadi rasa di sini yang nggak ditemukan di tempat lain,” kata salah satu penikmat bernama Ken. Satu porsi Rujak Shanghai penikmat bisa mendapatkannya seharga Rp50 ribu. Selain itu, terdapat menu lainnya yang juga wajib dicoba yakni kerang cocol. Untuk kedai tersebut buka dari jam 16.30 WIB sampai pukul 21.00 WIB.