Kenalan dengan Gacong, Petani Dadakan yang hanya Ada di Banten
Tradisi ini unik, karena banyak warga yang menjadi petani dadakan
Tradisi ini unik, karena banyak warga yang menjadi petani dadakan
Kenalan dengan Gacong, Petani Dadakan yang hanya Ada di Banten
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki banyak tradisi pertanian unik. Gacong salah satu yang masih lestari di Provinsi Banten, dan dijalankan oleh petani dadakan.
Gacong boleh diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, laki-laki hingga perempuan. Semuanya akan berbarengan terjun ke lahan pertanian saat hari-hari panen.
-
Apa tradisi yang masih dijalankan oleh warga Kampung Adat Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Bagaimana tradisi adu tangkas Domba Garut berkembang? Adu tangkas ini semakin populer ketika periode kepemimpinan Bupati Garut yaitu RAA Soeria Katalegawa pada tahun 1915 sampai 1929. Kemudian diteruskan oleh putranya bernama Kanjeng Dalem RAA Moesa Soria Kartalegawa.
-
Di mana tradisi Dendang Lebah dilakukan? Di Aceh Tamiang, masyarakat sekitar telah mempertahankan tradisi memanen madu yang bernama Dendang Lebah.
-
Apa tradisi yang dilakukan warga Desa Nunuk Baru untuk mengolah lahan pertanian? Hajat Guar Bumi merupakan tradisi warga setempat dalam mengolah lahan pertanian.
-
Mengapa warga Lebak melakukan Tradisi Ujungan? Menariknya, tidak ada perselisihan setelah tradisi itu dilakukan. Yang ada hanya senda gurau dan tawa ceria dari warga untuk memperkuat persaudaraan.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Ngitung Batih di Trenggalek? Ngitung batih adalah menjumlah anggota keluarga per rumah. Arti ini juga berkaitan dengan jumlah uba rampe takir plonthang yang akan disiapkan. Misalnya keluarga A berjumlah 7 orang, maka perlu dibuat takir plonthang sebanyak tujuh buah.
Gacong benar-benar membantu petani utama ataupun sang pemilik lahan sawah. Tradisi ini unik dan belum dijumpai di daerah lainnya, selain Banten. Yuk kenalan dengan budaya pertanian yang unik ini.
Jadi Petani Dadakan
Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Gacong merupakan petani dadakan yang datang tanpa diminta.
Mereka biasanya warga di sekitar sawah atau kebun dan sudah mengetahui jadwal panen. Pelaku gacong ini akan dengan sukarela membantu petani utama dan pemilik sawah untuk memanen tanamannya yang luas.
Salah satu daerah yang masih melestarikan gacong adalah di kampung adat Kasepuhan Karang, Jagakarsa, Muncang, Kabupaten Lebak.
Mendapat Upah 5:1
Pelaku gacong sendiri nantinya akan melakukan tugas sukarelanya tanpa disuruh untuk memocong atau mengikat padi menjadi banyak.
Karena pemilik lahan merasa terbantu, mereka akan diberi upah yakni dengan hitungan 5 banding satu.
Jika mereka bisa mendapatkan 5 pocong, maka upah yang didapat adalah 1 pocong untuk dibawa pulang.
Tradisi ini juga menjadi simbol persatuan bagi masyarakat kasepuhan, saling membantu dan meringankan pekerjaan antar warga. Ini juga jadi salah satu cara berbagi rezeki antar warga yang memiliki lahan dengan petani dadakan tersebut.
Bagi warga sekitar, tradisi gacong merupakan bentuk silih ngasaan atau saling mencicipi rezeki panen dari pemilik sawah.
- Dianggap Sakral, Yuk Kenalan dengan Kesenian Dodod yang Masih Eksis di Pandeglang
- Kenalan dengan Tradisi Ngubek Empang, Cara Unik Silaturahmi Ala Warga Depok di Kolam Ikan
- Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
- Mengenal Ngalungsur Geni, Tradisi Pembersihan Benda Pusaka di Kabupaten Garut
Menjadi Berkah bagi Pelaku Gacong
Salah satu gacong yang kebagian rezeki musim panen bulan ini adalah Ma Uni (55). Ia merupakan warga Kolelet, Rangkasbitung yang menghidupi keluarganya dari tradisi gacong.
Ma Uni mendapat beras sebanyak empat karung dan bisa untuk digunakan makan keluarga demi bertahan hidup.
"Kami mendapatkan gabah sekitar empat karung dan cukup untuk konsumsi pangan keluarga tiga bulan ke depan," terangnya, mengutip ANTARA.
Hal yang sama juga dirasakan pegacong lainnya, Suhanah (55) yang merupakan warga Kalanganyar, Lebak.
Dalam masa panen 2024 ini dirinya mendapatkan bagian lima karung beras setelah membantu menjemur padi sang pemilik lahan.
"Kami menjemur gabah dari lima karung itu jika bisa menghasilkan beras sebanyak 200 kilogram dan cukup untuk konsumsi keluarga dua anak dan suami empat bulan ke depan," terangnya
Mensejahterakan Masyarakat Kecil
Saat ada panen raya, para gacong ini bisa mendapatkan bagian beras yang cukup lumayan. Bahkan dari hasil ini, mereka bisa memenuhi kebutuhan keluarganya selama berbulan-bulan.
Pada panen raya di bulan Maret ini misalnya, sebanyak 13 ribu hektare lahan diprediksi bisa membantu gacong bisa mendapatkan beras sehingga mereka tidak perlu membeli lagi selama tiga sampai enam bulan.
"Kami memperkirakan ribuan pelaku gacong bisa menghasilkan ketersediaan pangan dari hasil pembagian gabah itu," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar.