Kenalan dengan Kecap Tradisional Majalengka, Proses Produksinya Tidak Berubah Sejak 1940
Kecap khas Majalengka istimewa. Prosesnya masih tradisional sejak 1940 dan bisa tahan hingga dua tahun tanpa pengawet.
Kecap khas Majalengka istimewa. Prosesnya masih tradisional sejak 1940 dan bisa tahan hingga dua tahun tanpa pengawet.
Kenalan dengan Kecap Tradisional Majalengka, Proses Produksinya Tidak Berubah Sejak 1940
Kabupaten Majalengka, rupanya memiliki produk kecap khas setempat yang legendaris. Konon proses produksinya masih tradisional, dan tidak berubah sejak pertama kali dipasarkan pada 1940 silam.
Kecap ini dikenal dengan rasa legit dan aroma gurihnya yang memikat. Kecap khas Majalengka juga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan kuliner lokal, karena sejak dulu selalu hadir di acara-acara perayaan budaya maupun festival kuliner yang diadakan oleh pemerintah daerah di sana.
-
Apa yang menjadi salah satu ciri khas budaya di Kecamatan Gegesik, Cirebon? Masyarakat Cirebon mengenal Gegesik sebagai salah satu kecamatan yang terletak di sisi barat kota tersebut. Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata wilayah ini juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satu yang unik adalah berburu tikus.
-
Apa ciri khas dari kerupuk emping melinjo di Sindangsari? Kerupuk emping melinjo di sini punya ciri khas tersendiri yakni renyah, gurih, beraroma sedap, dan menyehatkan.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat majemuk campuran? Kalimat majemuk campuran adalah gabungan kalimat majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat di dalamnya.
-
Di mana tradisi arak-arakan patung raksasa di Cirebon dirayakan? Di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon misalnya, warga setempat meramaikannya dengan mengarak patung raksasa bergambar macam-macam karakter.
-
Apa yang ditemukan di makam selain kerangka? Di situs tersebut terdapat empat lubang besar yang berisi kerangka tiga pria dan satu wanita yang dikremasi, bersama dengan berbagai persembahan untuk mendampingi mereka ke akhirat, seperti bejana tanah liat, kaca dan perunggu, dudukan lampu lengkap dengan lampu minyak perunggu, lentera perunggu, senjata, perhiasan, dan kotak kayu.
-
Apa ciri khas burung Cendet Madura? Mengutip Instagram @jatimpemprov, burung Cendet Madura memiliki tubuh yang ramping, panjang, dan proporsional. Burung ini memiliki bulu dominan hitam sampai ke tengkuk. Bulunya yang dominan berwarna hitam menyebabkan burung ini juga dikenal dengan sebutan Cendet Blangkon. Burung ini juga memiliki ekor lebih panjang dibandingkan Cendet jenis lain.
Sebenarnya ada dua merek kecap yang masih bertahan sejak 84 tahun silam, yakni kecap cap Maja Menjangan (MM) dan kecap bermerek Segi Tiga.
Setiap makanan yang diberi kecap ini cita rasanya menjadi lebih lezat, dengan rasa manis gurih dan aroma khas kedelai yang nikmat.
Yuk kenalan dengan kecap kuno ini selengkapnya
Sejarah Kecap MM dan Segitiga yang Dibuat Rumahan
Mengutip laman ksdae.menlhk.go.id, kedua kecap legendaris Majalengka ini sejak dulu hingga sekarang diproduksi secara rumahan.
Pelopornya adalah H. Saad, yang pada 1940 membuat usaha kecap untuk mengenalkan potensi kuliner yang ada di Majalengka. Melalui produksinya yang menggunakan kedelai pilihan, kecap ini kemudian disukai banyak konsumen hingga bertahan sampai sekarang.
Sementara itu, kecap merek Segitiga baru hadir 18 tahun kemudian, tepatnya pada 1958 oleh prakarsa dari H. Lukman, Endek, dan Aman. Di masanya, mereka sudah membuat varian kecap yang tidak hanya manis, namun juga asin dan manis sedang.
Proses Produksi Masih Sama Sejak 1940
Untuk produksinya, masih tidak ada yang berubah sejak 1940 silam. Mulanya, kedelai dimasukan ke dalam drum kayu berukuran besar untuk direndam. Kemudian dilanjutkan proses fermentasi dan pencampuran.
Kemudian, kecap dimasak dengan kayu bakar, sehingga cita rasa otentiknya masih terjaga. Selama proses perebusan, kecap harus terus diaduk menggunakan tangan manusia, bukan mesin. Selama ini, tempat usaha kecap tersebut memang tidak memakai mesin.
Kecap kemudian dikemas ke dalam botol ukuran 140, 250, 300, 500 dan 600 mililiter (ml), lalu dijual kepada reseller maupun toko-toko oleh-oleh di sana. Harganya juga ramah di kantong, dan cocok sebagai oleh-oleh.
- Mengenal Caping Kalo, Penutup Kepala Tradisional Khas Kudus yang Kini Mulai Langka
- Kenalan dengan Kue Wajik Tradisional Khas Baduy, Cara Bikinnya Penuh Usaha
- Fakta Sejarah Kecap Ikan Lele, Produk Legendaris Asal Pati yang Bermula dari Toko Kelontong
- Sebutkan Ciri Khas Rakyat Indonesia, Majemuk dan Kaya Tradisi
Gunakan Garam sebagai Pengawet
Walau tidak diproses menggunakan mesin, namun kecap manis Majalengka ini mampu bertahan selama kurang lebih 2 tahun. Kuncinya ada di resep pengawet alami, yakni memakai garam murni.
Agar kecap bisa bertahan selama dua tahun, garam harus dimasukkan sesuai porsi dan cuaca saat pembuatan. Ini terkait drum kayu sebagai tempat fermentasi yang akan berubah kondisinya, saat cuaca panas dan dingin.
Secara keseluruhan, proses produksi kecap akan berlangsung selama 16 hari, mulai dari perebusan kedelai hitam, penjemuran, dan fermentasi.
Kecap Masuk ke Majalengka Sejak Abad ke-19
Sementara itu, kecap sendiri sudah ratusan tahun ada di Majalengka. Pelopornya ada para pedagang asal Tiongkok yang masuk melalui jalur transaksi rempah, melalui pelabuhan Cirebon.
Mengutip tulisan Fikri Taufik berjudul Sejarah Kecap Majalengka di laman scribd.com.
Kecap diketahui dibawa oleh warga Tionghoa pada 1847. Berdasarkan data dari Tijdschrift Nederland – indie (TNI) Negende Jaaragang Tweete Deel menyebut jika warga Tionghoa telah diberi izin untuk menjadi agen penyalur produk konsumsi.
Ketika itu, kecap menjadi komoditas yang baru di Indonesia, lalu berupaya dikenalkan ke kota-kota pelabuhan salah satunya Cirebon yang kemudian diantar ke residen-residen sekitar.
Sejak itu, kecap menjadi kegemaran masyarakat. Apalagi rasanya telah dimodifikasi, dari yang sebelumnya asin menjadi lebih manis.
Kecap Segitiga yang sama legendarisnya dengan kecap Maja Menjangan.