Melihat Tradisi Pindahan Rumah Ala Orang Betawi Tempo Dulu, Wajib Lihat Cermin Sebelum Beraktivitas di Luar
Setelah menempati rumah baru, orang Betawi juga wajib membawa sejumlah peralatan rumah tangga salah satu cermin sebagai bentuk mawas diri sebelum beraktivitas.
Tahukah kamu bahwa orang Betawi tempo dulu tak bisa sembarangan pindah rumah? Setidaknya ada beberapa prosesi yang harus dilalui agar selamat dan mendatangkan keberkahan saat berganti tempat tinggal.
Setelah menempati rumah baru, orang Betawi wajib membawa sejumlah peralatan rumah tangga salah satu adalah cermin. Ada kepercayaan bahwa orang yang menempati rumah, harus memiliki cermin dan melihatnya sebelum beraktivitas.
-
Kenapa budaya palang pintu muncul di Betawi? Budaya palang pintu muncul ketika daerah-daerah Betawi masih rawan. Dulu jauh sebelum seperti saat ini, orang melamar untuk nikah harus berangkat pada malam hari.
-
Apa itu tradisi ketupat lepas di Betawi? Ini bukan budaya makan bareng ketupat nasi, atau membagikannya ke warga. Melainkan sebagai pengiring nazar dari para orang tua terhadap anak-anak mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tamat Qur'an di Betawi? Tradisi yang juga dikenal dengan nama Tamat Qur'an ini populer di kalangan warga pinggiran Jakarta, terutama yang masih kental dengan budaya Betawi. Biasanya, acara ini dirayakan oleh anak-anak yang mampu menyelesaikan sebanyak 30 juz. Yang menarik, anak-anak akan diarak keliling kampung sebagai ungkapan rasa bahagia sekaligus menjadi motivasi bagi anak-anak lainnya agar bisa turut menyelesaikannya.
-
Kenapa tradisi Tamat Qur'an di Betawi dirayakan? Tradisi Tamat Qur'an ini merupakan rasa syukur kepada Allah, karena seorang anak telah merampungkan pembelajaran dasar membaca Al-Qur'an,” kata seorang guru ngaji di Kampung Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, mengutip Majalah Pemprov DKI Jakarta Jakita.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi "nyedengin baju" di Betawi? Nyedengin Baju berarti Mengukur Pakaian Mengutip situs Seni Budaya Betawi, pengamat budaya Betawi, Yahya Andi Saputra, mengatakan bahwa tradisi Nyedengin baju jadi ciri khas keluarga Betawi di masa silam. Dalam bahasa Betawi, disedengin berarti diukur tubuh kita. Ini bertujuan agar baju lebaran nantinya cukup dan pas ketika dikenakan.
-
Kapan tradisi Nyambat populer di Betawi? Tradisi ini sebelumnya sempat popular sejak puluhan tahun silam oleh kalangan warga Betawi setidaknya sampai tahun 1950-an.
Sayangnya, kearifan lokal ini sudah jarang diterapkan karena perkembangan zaman. Padahal, orang-orang Betawi zaman dulu amat menjunjung tradisi nenek moyang, sebagai salah satu bekal kehidupan.
Adapun tradisi pindahan ini berlaku bagi pasangan pengantin yang baru menikah agar tidak nunut dengan orang tua masing-masing. Berikut informasinya.
Wajib Memberitahu Tetangga
Mengutip tulisan Abdul Chaer dalam Betawi Tempo Doeloe: Menelusuri Sejarah Kebudayaan Betawi, prosesi pertama yang wajib disiapkan untuk berpindah tempat tinggal adalah mengabari tetangga.
Menurut Chaer, mengabarkan kepada tetangga merupakan langkah penting agar mereka tidak mencari keberadaannya di kemudian hari. Lalu, ini juga sebagai cara berpamitan serta memohon doa restu agar proses menjalani kehidupan baru menjadi lancar.
“Beberapa hari sebelum acara pindah, keluarga yang pindah memberitahukan kepada tetangga-tetangga dan kerabat bahwa akan pindah rumah. Ini sekaligus cara untuk memohon doa restu dan tidak terjadi halangan apapun,” kata Chaer.
- Mengenal Tradisi Tabot, Ritual Perayaan Tahunan dalam Menyambut Tahun Baru Islam di Bengkulu
- Mengenal Ruwahan Tradisi Orang Betawi Jelang Ramadan, Sambut Kedatangan Roh Leluhur ke Rumah
- Mengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan
- 30 Pantun Palang Pintu Lucu, Bikin Senyum Mengembang
Dikawal Tetangga
Saat hari perpindahan tempat tinggal, biasanya akan ada tetangga yang mendatangi rumah anggota keluarga tersebut.
Warga yang tinggal di sisi kanan, kiri, depan dan belakang akan dengan senang hati membantu kepindahannya dengan membara barang-barang besar seperti lemari, televisi, kulkas, kasur serta perabotan rumah lainnya.
“Mereka akan mengucapkan doa dan selamat berpindah rumah, termasuk membantu membawakan barang-barang yang akan dijadikan perabotan di rumah yang akan ditempati,” katanya.
Harus Bawa Gentong Beras
Bagi masyarakat Betawi, terdapat barang-barang lainnya yang harus dibawa selain perabot rumah tangga. Alat-alat termasuk ‘sakral’ karena sangat dibutuhkan keberadaannya sebagai bekal hidup dan kebutuhan pokok.
Alat-alat tersebut di antaranya, pendaringan atau alat penampung beras berbahan gentong. Bagi masyarakat Betawi, beras merupakan simbol kemakmuran. Ini menjadikan pendaringan wajib dibawa agar pasangan tersebut dapat hidup dan makmur di rumah baru.
“Ada kepercayaan, konon jika gentong itu sering dilongok-longok, maka beras akan cepat habis. Untuk menyiasati apakah masih ada atau habis, orang Betawi cukup merabanya saja,” tulis Chaer.
Sediakan Lampu Gembreng
Orang Betawi suka cahaya terang, itulah mengapa dalam tradisi pindah rumah harus disertakan lampu gembreng atau lampu tempel. Biasanya, lampu digantung atau ditempel di tembok dengan bahan bakarnya minyak tanah atau bensin.
Bukan tanpa alasan mengingat sekarang sudah musim lampu listrik, sebab orang Betawi memaknai lampu ini sebagai penerang hati. Ketika hati dalam keadaan gelap dan dikuasai amarah, lampu dipercaya bisa menjadi cahaya terang yang menenangkan.
“Lampu ini, selain berfungsi sebagai penerang juga berfungsi sebagai penerang hati dan kedamaian, karena ruangan yang terang akan lebih nyaman, aman dan damai,” tambah Chaer.
Cermin Tak Boleh Terlewat
Satu hal sakral lain yang harus dibawa dan ada bagi orang Betawi yang akan pindah rumah adalah cermin. Cermin biasanya cukup penting dan dibutuhkan untuk melihat penampilan sebelum beraktivitas ke luar rumah.
Sisi penting cermin juga terkait kepercayaan warga setempat, karena cermin menjadi simbol mawas diri introspeksi bagi anggota keluarga Betawi. Itulah mengapa, orang Betawi seolah harus bercermin sebelum beraktivitas di luar atau berbicara dengan orang lain.
“kaca dan cermin melambangkan bahwa orang Betawi harus selalu ngaca dulu sebelum mengatakan apa-apa. Artinya lihatlah dulu diri sendiri sebelum menyatakan pendapat dan mengomentari orang lain,” kata Chaer.
Selain cermin, beberapa benda ini juga menjadi penting seperti bumbu dapur, tempat sirih dan peralatan peribadatan. Saat malam pertam rumah ditempati, orang Betawi akan melakukan syukuran dengan mengadakan pembacaan Surat Yasin dan Al Khafi hingga malam berikutnya sampai beberapa hari dilakukan tahlilan agar betah ditempati.