Mengenal Miruha, Cara Menyalakan Api Warisan Nenek Moyang Orang Subang
Warga setempat hanya membutuhkan dua bilah bambu untuk menjalankan tradisi Miruha.
Warga setempat hanya membutuhkan dua bilah bambu untuk menjalankan tradisi miruha
Mengenal Miruha, Cara Menyalakan Api Warisan Nenek Moyang Orang Subang
Ternyata, orang Subang sudah memiliki teknologi tradisional untuk menyalakan api sebelum ditemukannya korek. Teknologi bernama Miruha ini bisa membantu aktivitas warga di masa lampau yang membutuhkan api untuk mengolah makanan maupun berburu di hutan.
-
Di mana tradisi Ruwat Jagat Mapag Hujan di Subang dilakukan? Untuk tahun ini, kegiatan utamanya yakni merawat mata air dengan menanam pohon di sekitar Kaki Gunung Sunda, Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Subang.
-
Kapan tradisi Ruwat Jagat Mapag Hujan di Subang dilaksanakan? Dikutip dari ANTARA, Senin (30/10), dalam perhelatan Ruwat Jagat Mapag Hujan tahun ini tema yang diusung ialah 'Seba Tangkal Muru Cai'.
-
Apa tujuan utama dari tradisi Ruwat Jagat Mapag Hujan di Subang? Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan sarana dan prasarana desa saat musim basah (hujan).
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
-
Apa yang unik dari Sedekah Bumi di Desa Surodadi? Gunungan di Desa Surodadi terbilang cukup unik. Hal ini dikarenakan di sana ada hasil tangkapan laut seperti kerang, ikan tengiri, kepiting, hingga ikan bandeng.
-
Dimana Kampung Adat Urug yang memiliki tradisi menumbuk padi ini berada? Kampung Urug di Desa Kiara Pandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, mejadi salah satu permukiman adat yang tersisa di wilayah Jawa Barat.
Untuk menyalakan api dengan Miruha dibutuhkan sejumlah alat, salah satunya bambu kering untuk membantu proses memantik api.
Sampai sekarang Miruha masih dilestarikan oleh sebagian warga di Kampung Banceuy, Desa Sanca, Kecamatan Ciater. Berikut informasi selengkapnya tentang Miruha.
Teknologi sederhana untuk menyalakan api
Mengutip kanal YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Kamis (23/11), Miruha didefinisikan sebagai teknologi sederhana dari warga Subang di zaman dahulu untuk menyalakan api.
Miruha cukup mudah dipraktikkan, dengan menafaatkan dua batang bambu yang dibelah dan dipotong masing-masing kurang lebih 60 cm.
Kegiatan menyalakan api ini biasa dilakukan di lahan terbuka, terutama wilayah perbukitan.
Menggesekkan kedua belah bambu
Prinsip kerja Miruha cukup sederhana, yakni dengan cara menancapkan satu ruas bambu yang sudah dibelah secara vertikal, lalu digesekkan dengan bambu lain.
Proses penggesekan dilakukan dari bawah ke atas secara berulang-ulang, sesuai arah ruas bambu yang tertancap.
Perlu tenaga yang kuat untuk menggesekkan kedua belah bambu agar memantik percikkan api. Kegiatan ini dilakukan sampai muncul asap dan percikan api.
Gunakan serabut bambu untuk menyalakan api
Proses penggesekan terus dilakukan secara berulang, sampai muncul asap dan bibit api pada salah satu bambu. Agar bisa menyala, bambu yang mengeluarkan percikan api lantas diberi serpihan serabut bambu dari hasil pembuatan Miruha.
Serbuk itulah yang akan membuat percikan api menyala dengan besar, terlebih jika ditiup secara terus menerus.
“Miruha ini pakai bambu, tapi untuk menggeseknya harus memakai tenaga yang kuat,” kata salah satu warga Kampung Banceuy yang masih melestarikan miruha, aki Ndang.
- Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW
- Mengenal Upacara Adat Suran Mbah Demang, Bentuk Pelestarian Nilai-Nilai Leluhur Masa Lalu
- Mengenal Manjalang Mintuo, Tradisi Silaturahmi dan Menghormati Mertua dari Minangkabau
- Mengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan
Warisan nenek moyang turun temurun
Menurut aki Ndang, teknologi Miruha ini ia dapatkan dari sang kakek puluhan tahun silam. Saat itu dirinya diajarkan cara menyalakan api tanpa memakai pemantik dan hanya menggunakan dua bilah bambu
“Dulu pertama diajarkan sama kakek waktu usia (saya) sekitar 30-an, tenaganya harus kuat agar nyala,” katanya lagi.
Kini Miruha jadi kearifan lokal khas Kampung Adat Banceuy, dan masih terus dilestarikan oleh segelintir warganya.