Mengulik Tradisi Sapu Koin di Indramayu, Berawal dari Kecelakaan Tragis
Pengendara yang melewati Jembatan Sewo, Indramayu, akan menemukan orang-orang yang duduk di pinggir jalan. Mereka adalah para penyapu koin. Mereka menunggu para pengendara melemparkan uang ke arah jalan, baik uang berbentuk koin maupun kertas. Tradisi seperti itu sudah berlangsung selama turun temurun.
Pengendara yang melewati Jembatan Sewo, Indramayu akan menemukan orang-orang yang duduk di pinggir jalan. Mereka duduk berjejer sambil membawa sapu lidi panjang di sisi kiri dan kanan jalan.
Mereka adalah para penyapu koin yang menunggu para pengendara melemparkan uang ke arah jalan, baik uang berbentuk koin maupun kertas. Saat pengendara melemparkan uang, para penyapu koin akan berebut untuk mengambil uang yang dilempar tersebut dengan cara menyapunya.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa makna tradisi Unduh-unduh yang digelar di GKJW Mojowarno Jombang? Tujuan utama tradisi Unduh-unduh adalah sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Meskipun diinisiasi oleh umat kristiani, namun pelaksanaan Unduh-unduh melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
-
Mengapa tradisi Kupatan Jolosutro disebut unik? Kupatan Jolosutro adalah tradisi yang unik, dilihat dari asal-usul dan makna yang terkandung di dalamnya.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Kapan tradisi mudik Lebaran menjadi momen unik? Salah satunya dilakukan oleh pemudik yang membonceng boneka besar, alih-alih pasangan. Ada-ada saja ya!
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tueng Dara Baro? Dalam adat perkawinan masyarakat Aceh, seluruh rangkaian upacara pernikahan harus dilakukan tahap demi tahap, salah satunya adalah Upacara Tueng Dara Baro. Upacara ini mirip dengan "Ngunduh Mantu" atau penjemputan dan penerimaan pengantin perempuan di keluarga pihak laki-laki.
Lantas sejak kapan tradisi ini berasal? Berikut selengkapnya:
Kisah Mistis Dua Pengemis
©Liputan6.com/Herman Zakharia
Dilansir dari Liputan6, tradisi penyapu koin di Jembatan Sewo Indramayu ini konon telah berlangsung selama bertahun-tahun. Warga percaya, konon hidup kakak beradik yaitu Saedah dan Saeni yang sehari-hari mengemis di Jembatan Sewo.
Nahas, mereka berdua meninggal dunia di sekitar jembatan tersebut. Untuk menghormati arwah keduanya, masyarakat setempat melakukan ritual lempar uang di jembatan itu.
Pada masa itu, Saeni dan Saedah sering mementaskan seni ronggeng di sekitar jembatan. Saedah berperan sebagai penabuh genderang sementara Saeni adalah penarinya.
Keberadaan Saeni dan Saedah itu membuat masyarakat percaya bahwa Jembatan Sewo begitu mistis. Bahkan kemistisannya semakin kental saat terjadi kecelakaan tragis di jembatan tersebut.
Tragedi Maut
©2021 Merdeka.com/Fiqi Achmad
Kecelakaan tragis itu terjadi pada 11 Maret 1974. Saat itu, bus pengangkut transmigran dari Boyolali hendak menuju Sumatera Selatan. Saat melintasi Jembatan Sewo, bus tergelincir dan masuk ke sungai. Bus itu kemudian terbakar.
Kejadian itu menewaskan 67 orang. Semua korban tewas dimakamkan di pemakaman umum yang terletak di dekat lokasi kejadian.
Sejak kejadian itu, banyak pengendara yang melemparkan uang saat melintasi Jembatan Sewo. Hingga kini, ritual lempar koin itu masih dilakukan.
Begitupun warga sekitar yang memungut koin-koin itu dengan ritual sapu koin. Bahkan beberapa warga menjadikan ritual itu sebagai mata pencaharian. Terlebih pendapatan akan semakin meningkat saat Ramadan hingga masa mudik lebaran.