Sejarah Kerak Telor Betawi, Hasil Eksperimen Iseng Hingga Menjawab Tantangan Belanda
Diketahui jika dahulu kerak telor merupakan eksperimen iseng dari warga Betawi di Menteng yang berupaya memanfaatkan kelapa yang melimpah untuk dijadikan sebagai makanan. Selain itu terdapat versi lain yang menyebutkan jika kerak telor lahir atas tantangan warga Belanda yang menginginkan makanan sehat untuk pembuka
Berbicara soal kuliner di Jakarta tak lengkap rasanya jika tak membahas makanan ikonik bernama kerak telor, sebuah kudapan khas masyarakat Betawi dengan cita rasa gurihnya yang melegenda.
Makanan yang terbuat dari telur, serundeng serta beras ketan ini memang selalu menarik untuk diulas. Baik dari sisi rasa maupun cerita yang melatarbelakangi perjalanannya.
-
Apa makanan khas Maulid Nabi yang disajikan di Betawi? Nasi Kebuli, meskipun dikenal sebagai hidangan khas Timur Tengah, telah menjadi bagian dari tradisi Maulid Nabi di Betawi. Hidangan nasi gurih yang dimasak dengan rempah-rempah dan daging kambing ini sering dihidangkan dalam jumlah besar.
-
Apa ciri khas dari pantun Betawi? Pantun Betawi memiliki ciri khas yang spontan, blak-blakan, dan lucu.
-
Kenapa kerak telor menjadi makanan khas Betawi? Pada era 1920-an, komunitas Betawi yang tinggal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, menciptakan kerak telor. Kelimpahan kelapa di wilayah tersebut menginspirasi mereka untuk mengolah kelapa menjadi berbagai macam makanan.
-
Kapan kue talam Betawi mulai dikenal sebagai makanan khas? Adapun kue ini diketahui sudah berusia 500 tahun.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu Betawi? Tak jarang, pantun-pantun Betawi yang dibawakan mengandung humor lucu dan menghibur.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari sup daging Betawi? Dari tampilannya, sup daging Betawi tidak sebening sup sejenis pada umumnya. Dalam setiap porsinya, kuahnya tampak lebih gelap yang berasal dari banyaknya rempah yang jadi bahan utama. Rasa kuahnya begitu segar dengan perpaduan gurih dan cita rasa daun bawang serta batang seledri. Biasanya sup ini disajikan bersama tempe goreng, perkedel, atau telur dadar.
Jika dilihat, teksturnya sendiri memiliki karakter yang unik dengan sedikit crunchydi luar namun empuk alias lembut di dalam. Tetapi di balik itu semua ternyata kerak telor memiliki cerita di masa lalu yang cukup menarik untuk disimak.
Berawal dari Melimpahnya Kelapa di Jakarta
©2020 Merdeka.com
Siapa sangka jika kerak telor ternyata berkaitan dengan ketersediaan kelapa yang begitu melimpah di Jakarta pada masa lalu. Ternyata cerita tersebut memang benar adanya.
Dilansir dari laman indonesia.go.id, di masa lampau kawasan Menteng merupakan salah satu daerah dengan ketersediaan kelapa yang cukup banyak. Sehingga kalangan masyarakat di sana dengan sengaja memanfaatkan kelapa sebagai bahan campuran untuk membuat makanan.
Kejadian itu bermula saat sekelompok masyarakat Betawi di kawasan tersebut mencoba bereksperimen dengan mencampurkan beberapa bahan dengan kelapa untuk dijadikan sebagai makanan.
Kemudian mereka mencampurkannya dengan beberapa bahan untuk diolah. Setelah itu terciptalah kerak telor yang lezat nan gurih tersebut.
Tantangan Kuliner oleh Belanda
Selain hasil eksperimen tadi, terdapat versi lain terkait sejarah dari kerak telor. Mengutip dari nativeindonesia.com, disebutkan jika kudapan tersebut lahir atas tantangan warga Belanda di Jakarta yang menginginkan makanan yang sehat dari bangsa pribumi sebagai pembuka.
Kemudian para ahli masak asal Betawi saat itu menawarkan sebuah kreasi omelette, dengan perpaduan ketan putih yang diracik dengan rempah asli Indonesia.
Tak disangka warga Belanda amat menyukainya. Sejak saat itu kerak telor mulai popular dijadikan sebagai sajian khas dari masyarakat pribumi di Batavia.
Menjadi Sajian Kelas Atas
©Setpres RI/Edi
Di masa itu kerak telor terus menunjukkan pamornya yang gemilang hingga hampir seluruh warga Belanda di Batavia begitu menyukainya. Bahkan saat itu kudapan tersebut kerap dijadikan makanan pembuka oleh warga Eropa di sana dan dikenal sebagai omelette versi lokal.
Kerak Telor Dekade 1970an hingga Jadi Kebanggaan Ibu Kota
Di tahun 1970-an, masyarakat Betawi mulai memberanikan diri untuk menjajakan kerak telor di tempat-tempat keramaian Jakarta. Salah satunya di sekitar Tugu Monas (Monumen Nasional).
Bahkan di zaman kepemimpinan Gubernur Jakarta Ali Sadikin, kerak telor juga mulai dipromosikan hingga terus berlanjut di masa kepemimpinan Fauzi Bowo, Joko Widodo, hingga terakhir Basuki Thahaja Purnama.
Di masa tersebut kerak telor selalu menjadi sajian utama dalam acara-acara besar di Jakarta, hingga menjadi sebuah identitas ibu kota seperti sekarang.