Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Pada tahun 1700-an, pasukan kolonial Belanda berhasil menguasai Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kala itu rakyat dipaksa tunduk terhadap kekuasaan kolonial untuk menyerahkan tanahnya, memberi upeti sampai mengerjakan proyek-proyek strategis pemerintah.
Cara penjajahan ini lantas mendapat penolakan dari banyak pihak dan jawara, salah satunya Jaka Sembung yang lahir dan besar di wilayah Kandanghaur. Sosoknya gagah dan memiliki keberanian yang tinggi untuk melawan kesewenang wenangan Belanda.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Sapa sing iso ngerti tebak-tebakan lucu Jawa? Tebak-tebakan dalam bahasa Jawa dapat menjadi sarana untuk memahami kebudayaan yang satu ini.
-
Siapa tokoh Semar dalam pewayangan Jawa? Ia merupakan tokoh utama dalam Punakawan dan digambarkan sebagai penasihat para kesatria dan pemimpin pada saat itu.
-
Apa yang dilambangkan oleh cermin bulat menurut primbon Jawa? Menurut Primbon Jawa, cermin bulat merupakan simbol dari Cokro Manggilingan.
-
Apa itu senam jantung? Senam jantung, atau yang sering disebut juga kardio, adalah jenis latihan fisik yang meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan sirkulasi darah.
Selama melawan kekejaman penjajah, Jaka Sembung banyak mendapat halangan dari jawara dan ahli supranatural setempat yang dibayar. Namun para pengacau dan penghianat bangsa berhasil ia kalahkan, termasuk mereka yang memiliki ilmu Rawa rontek.
Jaka Sembung sendiri menjadi tokoh fiksi yang difilmkan dan menarik perhatian pegiat film internasional karena ciri khasnya.
Berikut ulasan tentang sosok fiksi Jaka Sembung yang populer di era 1980-an.
Jaka Sembung Pahlawan Fiksi asal Indramayu
Mengutip penelitian Rio Tubagus Pratama dari Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) berjudul “Pendekar Jaka Sembung dari Indramayu” tokoh Jaka Sembung yang populer sebagai cerita novel ini sebenarnya merupakan tokoh fiksi karya novelis Djair Warniponakanda.
Ia menciptakan tokoh itu dalam format cerita rakyat yang melawan kesewenang-wenangan penjajah Belanda. Djair sendiri merupakan novelis kelahiran Cirebon, 13 Mei 1945.
Pengambilan latar tempat disesuaikan dengan tanah kelahirannya yakni Cirebon dan wilayah Indramayu. Tepatnya pesisir Eretan, Kecamatan Kandanghaur. Ini yang kemudian turut mengangkat wilayah Kabupaten Indramayu ke ranah yang lebih luas di kala itu.
Nama Asli Jaka Sembung adalah Parmin
Jaka Sembung sendiri merupakan nama julukan. Sosok aslinya bernama Parmin yang merupakan pemuda asal Kandanghaur dan mendalami ilmu silat melalui gurunya Ki Sapu Angin.
Parmin lah yang kelak menjadi sosok penentang Belanda, dan melawan pribumi pro penjajah. Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
- Hampir Punah karena Dianggap Rumit, Ini Fakta Menarik Seni Pakemplung Khas Cianjur
- 5 Fakta Burung Kedasih Si Burung Licik dan Cerdik, Punya Suara Seram yang Khas
- Memiliki Bentuk yang Beragam, Intip Fakta Menarik Kue Bhoi Khas Serambi Makkah
- Terbentuk dari Letusan Gunung Berapi, Simak Fakta Menarik Danau Maninjau di Sumatra Barat
Nama Sembung konon didapatkan Parmin dari sang guru yang melakukan pertapaan di Gunung Sembung. Lokasi ini disebut-sebut berbatasan dengan Cirebon dan Indramayu sebagai lokasi untuk mendalami ilmu silat dan supranatural.
Jaka Sembung Ajak Petani Melawan Belanda
Dalam kisah Bajing Ireng Maling Budiman yang dibuat oleh Djair, Jaka Sembung sebelumnya sudah merasakan banyak kejanggalan setelah Belanda masuk ke Indramayu. Sebab, tanah-tanah warga banyak yang diakuisisi secara paksa bahkan hingga diberi patok dengan seenaknya.
Ia kemudian marah dan menghancurkan patok-patok serta papan besar yang menjadi penanda bahwa tanah serta sawah warga menjadi milik Belanda.
Bermodalkan golok, Parmin alias Jaka Sembung mematahkan papan dan meminta petani menginjak-injaknya sebagai bentuk dukungan anti kolonialisme.
Kala itu para petani setuju dan berani menentang perebutan tanah oleh Belanda. Jaka Sembung mulanya dicari oleh kepala desa yang jadi tangan kanan Leonard Van Eisen, seorang VOC yang memegang wilayah Indramayu.
Sosoknya Digambarkan sebagai Rakyat Biasa
Jaka Sembung juga digambarkan sebagai sosok jawara yang berbeda dari kebanyakan tokoh serupa. Ia hidup layaknya warga kebanyakan yakni menetap, bekerja sebagai petani, menikah dan menjalankan ibadah kepada Tuhan.
Biasanya, sosok jawara dengan latar penjajahan atau zaman kerajaan akan digambarkan sebagai seseorang yang senang mengembara dan menebarkan kebaikan di banyak tempat.
Jaka Sembung juga dikenal sebagai seseorang yang murah hati dan kerap menolong sesama. Dia juga membantu menyebarkan agama Islam dan mengajak masyarakat untuk memprotes berbabagi kebijakan kepala desa yang dinilai pro Belanda.
Difilmkan untuk Melawan Ilmu Rawa Rontek
Pada 1983, film Jaka Sembung Sang Penakluk dirilis oleh perusahaan Rapi Film. Ketika itu, Parmin yang merupakan tokoh Jaka Sembung dikisahkan berhasil memukul mundur Belanda. Namun ia harus melewati jalan panjang, salah satunya dengan melawan pribumi yang menjadi tangan kanan VOC.
Dalam film yang disutradarai oleh Siswoyo GP dengan pemeran utamanya Barry Prima itu, Jaka Sembung melawan Ki Hitam yang memiliki ilmu Rawa rontek.
Dalam artikel yang ditulis Hafidz Jabarrul Latifh berjudul Ajian Rawa Rontek, ilmu ini merupakan bagian dari supranatural yang akan membawa pemiliknya menuju kehidupan tanpa batas.
Ilmu rawa rontek juga konon bisa menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal, termasuk menyembuhkan luka dari benda tajam dan membuat tubuh kebal.
Dalam film tersebut, Jaka Sembung sempat melakukan perlawanan terhadap Ki Hitam yang pro Belanda. Pertarungan keduanya sengit, karena Ki Hitam tak bisa meninggal walau sudah ditebas tangan dan kakinya hingga putus. Tangan dan kakinya kembali menyatu dengan sendirinya, termasuk bagian kepala yang telah dipenggal Jaka Sembung.
Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
Sosok di Film Berbeda dengan di Komik
Mengutip ANTARA, Djair selaku pembuat komik Jaka Sembung sempat melayangkan protes terhadap Rapi Film karena mengobrak-abrik naskah karyanya. Di sana, Jaka Sembung digambarkan sebagai sosok yang gondrong dan tampan. Ini berbeda dengan sosok asli Parmin yang berambut pendek dan berkulit hitam. Namun akhirnya film tersebut justru sukses dan mengangkat para pemerannya.