Kronologi 3 Pelaku Berstatus Mahasiswa Palsukan Surat Tes PCR Hingga Ditangkap Polisi
Ulah pelaku yang melakukan pemalsuan surat tes PCR juga sempat diungkap Dokter Tirta di akun media sosial miliknya.
Tiga orang ditangkap penyidik Polda Metro Jaya karena memalsukan surat keterangan telah menjalani tes Polymerase Chain Reaction atau PCR Swab. Ketiganya yang ditangkap terpisah adalah MFA, EAD dan MAIS.
"Ini juga beredar di media sosial. Aku dari akun saudara dokter Tirta mengunggah tentang adanya 3 orang yang lolos ke Bali dengan menggunakan surat PCR palsu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, di Polda Metro Jaya, Kamis (7/1).
-
Apa itu Kotak Suara Pemilu? Kotak suara pemilu adalah wadah atau kontainer khusus yang digunakan dalam proses pemilihan umum atau pemilihan lainnya untuk mengumpulkan suara warga negara.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Apa itu Pecel Semanggi? Pecel Semanggi adalah makanan khas Surabaya yang terbuat dari daun semanggi yang dikukus, kemudian dinikmati dengan sambal atau bumbu semanggi.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
Ketiganya diketahui berstatus mahasiswa. Ulah mereka terungkap setelah salah satu di antaranya ditangkap.
"Awalnya kami amankan satu orang tersangka, kemudian merembet menjadi tiga orang," ujar dia.
Yusri menjelaskan, ketiganya sedang menjalani pemeriksaan intensif di Polda Metro Jaya. Hasil pemeriksaan, jual-beli surat keterangan PCR swab abal-abal diotaki pelaku MAIS.
Awal Mula Ide Palsukan Surat Tes PCR
Awalnya, MAIS bersama ketiga temannya akan berangkat ke Bali dan butuh surat keterangan hasil PCR Swab sebagai syarat bisa melakukan perjalanan ke sana.
Kemudian rekan mereka inisial MAS yang masih diburu memiliki ide menyiasati syarat tersebut. MAS mengirimkan surat hasil Swab PCR dalam format PDF. Sebelumnya, MAS bersama temannya berhasil mengelabui petugas di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.
"MAIS dan kedua temannya sekitar tanggal 23 Desember itu akan berangkat ke Bali. Kemudian dia kontak temannya di Bali, dapatlah gambaran dari temannya di Bali. Dia bilang kalau mau berangkat, saya akan kirim surat pdf tinggal kamu ubah nama saja," papar Yusri.
"Sementara MAS dan kedua temannya dengan leluasa bisa berangkat ke Bali," sambung dia.
Merasa sukses, EAD menawarkan MAIS agar pemalsuan surat itu dijadikan bisnis. MAIS tak menolak dan saat itu EAD mengajak temannya MFA untuk ikut bergabung.
"Dari situlah, kemudian MAIS sesampainya di Bali melalui chat dengan EAD (tersangka kedua) untuk menawarkan bisnis pemalsuan swab PCR ini. Kemudian ditanggapi EAD, EAD ajak lagi temennya MFA," ujar dia.
Yusri menyebut, EAD mempromosikan surat Swab PCR palsu di akun @erlangs. Begitu juga dengan MFA yang memposting di akun Instagram @handsday.bisnis. Namun, sialnya postingan MFA diketahui oleh influencer Tirta Mandira Hudi atau akrab disapa dr Tirta.
"Ini yang dia sampaikan melalui akunnya. baru satu jam, terbaca oleh dr Tirta. Ini yang kemudian diunggah akun dr Tirta. Isinya adalah yang mau PCR cuma butuh KTP. Ga usah swab beneran 1 jam jadi. Ini bisa dipakai seluruh Indonesia tidak di Bali saja dan tanggalnya bisa pilih H-1 H-2 dan 100 persen lolos testimoni," papar Yusri.
Yusri mengatakan, MFA langsung menghapus akun tersebut usai mengetahui unggahannya viral di media sosial. Namun, Subdit V Tipid Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya sudah mendeteksi pelaku. Mereka semua adalah mahasiswa, bahkan salah seorang di antaranya yakni MFA tercatat sebagai mahasiswa kedokteran.
"MFA kami amankan di Bandung, EAD di Jakarta dan MAIS diamankan di Bali," ujar dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Yusri menerangkan, ada dua orang yang berminat membeli surat swab PCR palsu tersebut. Mereka pun sudah membayar ke EAD sesuai dengan harga yang disepakati.
"Karena tau ramai di media sosial, dia langsung melarikan diri dan tidak ambil suratnya," jelas Yusri.
(mdk/lia)