3 Fakta Unik Wayang Suket, Kerajinan Khas Purbalingga yang Terbuat dari Rumput
Biasanya, rumput tumbuh dengan liar di pekarangan rumah warga. Tapi siapa sangka, rumput ternyata juga bisa dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan. Hal inilah yang terjadi di Purbalingga. Salah satu kerajinan tangan di sana, wayang suket, terbuat dari bahan dasar rumput.
Biasanya, rumput tumbuh dengan liar di pekarangan rumah warga. Bila sudah meninggi, rumput kemudian dipotong dan dibuang atau dijadikan makanan hewan ternak.
Tapi siapa sangka, rumput ternyata juga bisa dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan. Hal inilah yang terjadi di Purbalingga. Salah satu kerajinan tangan di sana, wayang suket, terbuat dari bahan dasar rumput.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Karena keunikan itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan wayang suket sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Lalu seperti apa itu wayang suket dan apa yang membuatnya menarik? Berikut selengkapnya:
Sejarah Wayang Suket
©2020 liputan6.com
Melansir dari Jatengprov.go.id, wayang suket pertama kali dibuat oleh Mbah Gepuk pada tahun 1905. Sejak itu, pembuatannya diwariskan secara turun-temurun.
Seperti namanya, wayang suket terbuat dari suket atau rumput. Namun tak semua rumput bisa dijadikan bahan, melainkan hanya rumput jenis kasuran. Rumput kasuran dipilih karena memiliki tekstur yang kuat, tidak mudah patah, dan mudah dianyam.
Rumput kasuran merupakan rumput liar yang tumbuh di sekitaran hutan dekat Kecamatan Rembang, Purbalingga. Konon, rumput ini hanya bisa dipetik saat bulan Sura.
Diakui Berbagai Kalangan
©2020 liputan6.com
Dalam perkembangannya, keunikan wayang suket sudah diakui oleh berbagai kalangan. Salah satunya antropolog dari Universitas Indonesia, Notty J. Mahdi. Dia mengaku mengagumi wayang suket karena dibuat dengan sangat detail.
“Wayang suket Purbalingga sangat detail dan anyamannya rumit. Selain di sini, di Jawa ada pengrajin ayang suket yaitu di daerah Wonogiri. Namun di sana tidak sedetail ini,” ungkap Notty dikutip dari Purbalinggakab.go.id.
Jadi Warisan Budaya
©jatengprov.go.id
Pada 8 Oktober 2020, wayang suket ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun setelah penetapan itu, muncul tantangan untuk mempertahankan eksistensi wayang itu.
Badriyanto, selaku pengrajin wayang suket mengatakan akan melatih pengrajin di Purbalingga untuk membuat wayang suket agar keberadaannya tetap bisa dipertahankan.
Sebagai pewaris tunggal pengrajin wayang suket, Badriyanto menyimpan harapan setelah ditetapkan sebagai WBTB, minat generasi muda untuk belajar wayang suket meningkat.
Sebab selama ini ia kesulitan mencari anak muda yang berminat untuk belajar wayang.
“Saya berencana untuk membuat sanggar belajar khusus wayang suket agar teknik pembuatannya tidak hanya berhenti sampai di saya saja,” kata Badriyanto.