5 Fakta Patung Loro Blonyo, Simbol Kemakmuran dan Keturunan Orang Jawa
Patung Loro Blonyo merupakan bagian dari budaya masyarakat Jawa dan konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram pada 1476. Biasanya patung itu sering dijumpai pada acara-acara pernikahan atau rumah-rumah orang Jawa yang memegang kental adat budayanya.
Patung Loro Blonyo merupakan bagian dari budaya masyarakat Jawa. Biasanya patung ini sering dijumpai pada acara-acara pernikahan atau rumah-rumah orang Jawa yang memegang kental adat budayanya.
Di balik penggunaannya, patung itu memiliki sejarah yang panjang dan makna yang mendalam. Dilansir dari Indonesia.go.id, patung itu konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram pada 1476.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Sedangkan menurut Djoko Diyanto, dosen arkeologi UGM, patung Loro Blonyo merupakan simbol sebuah harapan. Keberadaannya di dalam rumah bisa menciptakan aura positif sehingga bisa menjaga kehidupan rumah tangga tetap harmonis. Berikut selengkapnya:
Arti kata "Loro Blonyo"
©Indonesia.go.id
Patung Loro Blonyo terdiri dari dua patung. Patung perempuannya merupakan simbolisasi Dewi Sri yang juga dikenal dengan Dewi Kesuburan. Sedangkan patung prianya merupakan simbol dari Dewa Wisnu.
Kedua dewa itu kemudian dipertemukan dan menjadi sepasang kekasih. Berkat keserasiannya, pasangan ini kemudian dibuatkan patung yang menyerupai mereka yang kemudian diberi nama Loro Blonyo. Arti Loro Blonyo sendiri adalah kemakmuran dan keturunan atau juga dapat disebut kemakmuran dan kesinambungan.
Kisah Dewi Sri
Sementara versi lainnya menyebutkan bahwa alkisah dulu hiduplah dua saudara kembar yaitu Dewi Sri dan Raden Sadana (kedhono-kedhini). Keduanya saling mencintai dan berhasrat menikah. Namun keinginan itu urung terlaksana karena mereka adalah saudara kandung. Karena putus asa, Sadana bunuh diri dengan harapan dapat bereinkarnasi menjadi manusia lain dan menikah dengan Dewi Sri.
Sepeninggal Sadana, Dewi Sri hidup mengembara dan dikejar-kejar oleh Bathara Kala. Namun di tengah perjalanannya ia ditolong oleh petani. Sebagai balas jasa, dia dengan kesaktiannya memberi para petani itu hasil sawah yang melimpah. Para petani kemudian membalas kebaikan Dewi Sri itu dengan membuatkannya patung dengan Raden Sadana di mana mereka hidup berdampingan. Saat itulah konon awal kemunculan Patung Loro Blonyo.
Bentuk Patung Loro Blonyo
©goodnewsfromindonesia.id
Pada patung Loro Blonyo, patung laki-lakinya memakai kuluk kanigara yaitu tutup kepala para raja berwarna hitam dengan garis kuning yang disusun secara tegak dan melingkar. Selain itu pada pinggangnya terpasang stagen dan diberi sabuk melingkar. Posisi tangan patung itu diletakkan di atas pusar serta posisi kaki bersila dengan telapak jari-jari kaki diperlihatkan.
Sementara itu pada patung perempuan, busana yang dikenakan adalah kemben dengan hiasan di bagian dahi. Bentuk rambut gelungannya lengkap dengan mahkota di bagian atas dan juga mengenakan hiasan di bagian rambut bernama sunduk mentul. Posisi kakinya menunjukkan sikap hormat dengan bagian telapak dan jari kanan dan kiri terlihat.
Kental Nuansa Budaya Jawa
Menurut catatan sejarah, patung Loro Blonyo berkaitan erat dengan kultur budaya Jawa. Pada awalnya, hanya kaum priyayi etnis Jawa yang memilikinya. Biasanya, patung itu diletakkan di bagian tengah rumah joglo kaum priyayi itu. Bagian itu dianggap sebagai wilayah pribadi suami dan istri.
Dalam perkembangan zaman, patung Loro Blonyo yang sebenarnya berasal dari zaman Jawa Kuno ternyata masih hadir di rumah-rumah masyarakat Jawa modern dewasa ini. Biasanya patung itu ditempatkan di depan kamar pribadi atau di ruang tamu sebagai aksesoris interior ruangan.
Mengalami Perubahan Bentuk
Seiring waktu, patung itu terus berkembang melewati arus zaman. Selain itu, perkembangan seni kontemporer juga membuat patung ini mengalami perubahan bentuk. Tak hanya dibuat dalam posisi duduk sebagaimana asalnya, patung ini juga ada yang posisinya berdiri beserta tambahan aksesoris lainnya.
Menurut Djoko Diyanto, dosen arkeologi UGM, patung Loro Blonyo tak hanya menjadi penanda wilayah pribadi suami istri, namun juga menjadi simbol bahwa sang pemilik rumah telah memiliki keluarga.