Dibantu BRI, Dua UMKM Kain Tradisional Khas Klaten Ini Bertahan di Tengah Kemajuan Zaman
Dengan adanyan bantuan permodalan dari BRI, industri kain tradisional khas Klaten bisa terus lestari.
Dengan adanya bantuan permodalan dari BRI, industri kain tradisional khas Klaten bisa terus lestari.
Dibantu BRI, Dua UMKM Kain Tradisional Khas Klaten Ini Bertahan di Tengah Gempuran Zaman
Unit usaha batik tulis Kebon Indah dan Lurik Sekar Asri di Kabupaten Klaten menjadi klaster UMKM yang dibantu oleh Bank BRI.
Keduanya fokus melestarikan kain tradisional warisan budaya, dengan sentuhan kekinian sehingga mampu bertahan di tengah kemajuan zaman.
Sentra batik tulis Kebon Indah misalnya, yang mengalami peningkatan produksi terutama setelah dibantu oleh program permodala Kredit Usaha Rakyat atau KUR.
Lalu Lurik Sekar Asri yang bisa bertahan memberdayakan warga sekitar, lewat bantuan Kredit Usaha Pedesaan atau Kupedes
-
Apa tujuan utama Program BRI Fellowship Journalism 2023? "Penyelenggaraan BRI Fellowship Journalism 2023 ini bertujuan mengajak insan media untuk turut serta membangkitkan semangat UMKM Indonesia melalui karya mereka. "Mereka adalah salah satu pionir yang kami yakini dapat membawakan semangat optimistis bagi khalayak publik. Melalui tulisan-tulisannya, para jurnalis turut berkontribusi besar bagi kebangkitan UMKM di Indonesia," ungkap Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto.
-
Kapan BRI Fellowship Journalism 2024 akan diselenggarakan? BRI Fellowship Journalism merupakan program yang digagas oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk memberdayakan para jurnalis muda agar bisa berkontribusi dalam meningkatkan literasi keuangan dan pemberdayaan UMKM di Jawa Tengah.
-
Bagaimana cara BRI melibatkan UMKM dalam acara Jelajah Kuliner Indonesia 2024? Dalam event ini menghadirkan 100 UMKM binaan BUMN yang terdaftar di PaDi UMKM yang terbagi dalam dua area utama: 80 UMKM di area Pasar Jajan Indonesia dengan konsep minimarket, dan 20 UMKM kuliner otentik di area outdoor yang didatangkan langsung dari berbagai penjuru Indonesia, seperti Bebek Sinjay dari Bangkalan, Madura, Pecel Madiun Yu Gembrot dari Madiun, hingga kuliner khas Indonesia Timur.
-
Bagaimana Kustini Sri Purnomo memperkenalkan batik khas Sleman? Guna memperkenalkan motif batik tersebut, Kustini mencetuskan gerakan Beli Batik Sleman pada tahun 2020.
-
Apa yang membuat Batik Ciprat Kemudo menjadi UMKM unggulan? Gradasi warna dengan motif yang indah membuat batik ciprat ini jadi UMKM unggulan di Desa Kemduo Desa Kemudo di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki potensi batik yang belum banyak dikenal.
-
Apa yang ditawarkan oleh DPLK BRI kepada UMKM? DPLK BRI Ajak UMKM Persiapkan Dana Pensiun BRI dengan menyelenggarakan kelas edukasi “UMKM Pun Bisa Punya Pensiun” dalam pojok investasi di acara Pesta Rakyat Simpedes (PRS) BRI di Pandaan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Sampai sekarang, klaster UMKM BRI di Kabupaten Klaten ini masih terus berkembang dengan berbagai inovasinya untuk menjaring pangsa pasar luas.
Batik Tulis Bayat Gunakan Pewarna Alami
Pelaku usaha klaster Batik Tulis Kebon Indah di Kecamatan Bayat, Dalmini mengatakan bahwa pewarnaan batik tulis di tempatnya memang berbeda dari tempat lain.
Bahannya menggunakan pewarna dari alam, dengan motif pemandangan sekitar.
Warna yang digunakan juga dari jenis tanaman seperti mahoni, kulit pohon jati, dan daun mangga. Bahan-bahan tersebut bisa memberikan warna yang lembut namun memikat.
“Sekarang, bahkan para generasi muda mulai menyukai batik, karena cocok dipadukan dengan celana jeans dan pakaian lainnya,” ujarnya.
Meskipun demikian, Dalmini mengakui bahwa proses pewarnaan dengan bahan alami cukup rumit.
Pengaplikasiannya memerlukan pengulangan hingga 25 kali untuk mencapai warna yang sempurna. Walau begitu, penggunaan warna dari alam turut membantu pelestarian lingkungan.
“Prosesnya cukup panjang, dengan pewarnaan, pencelupan, dan pemakaian canting yang berulang hingga 25 kali,” tambahnya.
BRI Mendorong Pertumbuhan Batik Tulis Bayat
Penjualan batik tulis Bayat juga telah didukung oleh BRI, melalui sejumlah program pelatihan seperti pemasaran digital hingga pameran.
“Baru-baru ini kami mengikuti pelatihan pemasaran digital dari BRI, setelahnya ibu-ibu di sini langsung membuat akun TikTok,” ujar Dalmini.
- Melihat Eloknya Kain Tenun Sambas, Mahakarya dari Kalimantan Barat Bernilai Tinggi
- Ubah Lahan Kosong Jadi Ladang Emas, Budidaya Talas Pratama Laku Keras di Pasar Lokal dan Internasional
- Uniknya Tradisi Ngamplop saat Jenguk Tetangga Sakit di Sumedang, Uang yang Terkumpul Bisa untuk Beli Kendaraan
- Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
Selain itu, untuk mengelola pendapatan dari penjualan, Dalmini turut menggunakan QRIS dari BRI.
Alasan memilih BRI adalah karena prosesnya yang mudah dan terbukti meningkatkan penjualan produk.
BRI juga memberikan bantuan CSR dalam bentuk meja dan lemari display sehingga gerainya makin lengkap.
“Kami juga menggunakan Kupedes, salah satunya untuk modal usaha sekitar Rp50 juta untuk batik ini. Karena cicilannya ringan dan kami membutuhkan dana untuk pembelian alat, akhirnya kami memilih BRI,” katanya.
Lurik Sekar Asri Terus Berinovasi
Serupa dengan batik tulis Kebon Indah, usaha kain lurik milik Siti Rohmah dengan brand Lurik Sekar Asri terus melakukan inovasi.
Produk-produk yang dihasilkan turut disesuaikan dengan tren kekinian, sehingga pangsa pasarnya bisa lebih luas.
Dari sana, lahirlah kain lurik yang dimodifikasi menjadi kemeja, kebaya modern, blazer sampai topi dengan warna kalem dan motif gradasi.
“Ini ada juga pakai motif gradasi warna, nanti jatuhnya ke model lurik gerimis yang juga banyak macamnya,” kata Siti Rohmah.
Gunakan Kupedes BRI
Sejauh ini, pemodalan lurik dibantu salah satunya melalui Kredit Usaha Pedesaan atau Kupedes. Sang suami bernama Riyanto yang membantu usaha lurik milik Siti Rohmah mengatakan bahwa dirinya sudah menjadi nasabah tetap BRI sejak tahun 1999 silam.
Seiring berjalannya waktu, jumlah pinjaman terus bertambah dari awalnya Rp2 juta kini sudah lebih dari Rp200 juta. Pinjaman berbentuk Kupedes ini kemudian ia gunakan untuk membantu biaya kuliah sang anak, membangun rumah dan juga geliat usaha lurik.
Riyanto mengaku terbantu dengan adanya skema pemodalan BRI. Ke depan dirinya bersama Siti Rohmah berencana untuk mengembangkan tempat usahanya, sehingga memiliki display yang mirip butik khusus untuk lurik.
“Saya pengen ke depannya memiliki semacam butik untuk mendisplay luriknya. Kan kalau ramai banyak kunjungan, mereka bisa melihat kainnya dan pajangan variasi lurik dalam bentuk baju,” kata Riyanto
Adapun Kupedes yang digunakan oleh kedua klaster UMKM BRI ini memiliki singkatan Kredit Usaha Pedesaan. Kupedes memiliki batas pinjaman hingga Rp250 juta, dengan cicilan dan bunga yang ringan.
Program ini tidak hanya untuk keperluan bisnis, tetapi juga bisa digunakan untuk investasi seperti biaya pendidikan, renovasi rumah, pembelian kendaraan, dan lainnya. Kupedes terbukti membantu geliat usaha dari dua kain tradisional warisan leluhur bangsa sehingga bisa terus beradaptasi di tengah gempuran zaman.