Intip Pembuatan Gula Kelapa di Borobudur yang Unik, Pakai Cara Tradisional
Wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan gula kelapa secara tradisional
Di perkampungan sekitar Borobudur ada wisata gastronomi pembuatan gula kelapa yang masih tradisional.
Intip Pembuatan Gula Kelapa di Borobudur yang Unik, Pakai Cara Tradisional
Di lokasi bernama Gubuk Kopi itu pengunjung bisa mengintip pembuatan dan mencicipi gula kelapa. Rasa otentiknya pas disandingkan dengan secangkir kopi atau teh hangat. Gubuk Kopi berada di Dusun Sendaren Satu, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
-
Di mana Kopi Gunung Puntang ditanam? Sesuai namanya, komoditas ini berasal dari dataran tinggi Gunung Puntang yang ada di Kecamatan Cimaung, Desa Campaka Mulya dan Desa Pasir Mulya.
-
Apa menu andalan Gudeg Jogja Bu Iin? Kedai angkringan dengan menu andalan gudeg berserta masakan Jawa ini bernama Gudeg Jogja Bu Iin.
-
Apa yang menjadi menu andalan Nalendro Café di Magelang? Dua menu ini jadi andalan dari kafe tersebut, karena selalu dipesan oleh para pengunjung dari berbagai daerah.
-
Di mana Kedai Kopi Berbagi berlokasi? Kedai Kopi Berbagi yang berlokasi di Margahayu, Jalan Mars Utara III, Kota Bandung ini begitu menginspirasi.
-
Apa itu Kopi Golondong? Kopi Golondong merupakan cara unik menikmati kopi ala masyarakat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kopi Golondong dinikmati dengan cara dicampur dengan air yang telah dicampur dengan rempah, seperti santan, gula aren, daun pandan, garam dan jahe. Kemudian, biji kopi yang telah diroasting dengan suhu panas tertentu dimasukkan utuh-utuh ke dalam minuman rempah tersebut.
-
Kenapa kuliner Bogor patut dicoba? Sebab, cita rasa makanan yang ditawarkan di Kota Bogor pasti nggak akan mengecewakan lidahmu.Dari yang rasanya pedas, manis, gurih, hingga kuliner yang anti mainstream dapat kamu temui dengan mudah di Kota Bogor. Tetapi, apabila kamu bingung harus mencicipi mulai dari mana dulu, mungkin rekomendasi kuliner satu ini akan dapat membantu kamu. Yuk, intip apa saja makanan enak di Bogor yang wajib dicoba!
Bukan Kopi atau Teh yang Jadi Andalan
Walaupun menggunakan nama Gubuk Kopi, namun bukan komoditas itu yang diandalkan. Tetapi proses pembuatan gula kelapa yang konon sudah ada sejak dulu.
Sang owner, Agus Prayetno mengaku jika dirinya ingin mengenalkan potensi desanya yang dikenal sebagai daerah penghasil gula kelapa turun temurun.
“Walau namanya kopi, tapi yang kami kenalkan itu olahan atau potensi Desa Karangrejo, yakni mengolah gula Jawa dari nira kelapa,” kata Agus, dikutip dari kanal YouTube Capcapung, Jumat (23/6)
Air Nira Langsung dari Pohon Kelapa
Agus mengatakan jika air nira yang digunakan untuk gula kelapa harus benar-benar segar. Menurutnya, untuk menghasilkan gula kelapa yang baik dan bagus, proses pengambilan harus dilakukan mulai pukul 07.00 WIB, pagi.
Di jam itu, para pencari nira harus segera naik ke pohon kelapa agar mendapatkan nira yang segar. Caranya dengan menaruh tempat penampungan sampai penuh.
“Cara pembuatannya sendiri, warga mulai menaruh tempat untuk nira di atas pohon kelapa itu jam 07.00 WIB pagi, terus dibiarkan sampai sore, ” katanya.
Para petani nira kelapa di Karangrejo biasanya hanya menggunakan dua alat untuk menyadapnya, yang pertama arit dan bumbung bambu. Arit digunakan untuk menyayat bagian pohon atau batang yang berpotensi mengeluarkan nira, sedangkan bumbung bambu dijadikan wadah untuk menampung niranya. Setelahnya nira dibawa ke pawon untuk diproses. “Ini proses memasaknya bertahap, 2 jam pertama apinya harus kecil, kemudian setelah coklat dipindah lagi dengan api sedang, kemudian diaduk sampai menjadi karamel,” katanya.
Gunakan Arit dan Bumbung Bambu
Dicetak Pakai Batok Kelapa
Proses karamelisasi bisa memakan waktu total 3 jam. Selama itu, pembuat harus menjaganya agar adonan mengeras merata dan tidak menggumpal.
Setelah dirasa cukup, adonan bisa dimasukkan ke dalam cetakan khusus yang terbuat dari batok kelapa. Kemudian didiamkan hingga mengeras, sampai bisa dicicipi.
“Setelah dinginkan 20 menit, finish, nah baru bisa kita nikmati untuk teman ngeteh atau teman ngopi,” terang Agus.
Dipotong Kecil
Di Gubuk Kopi, Agus biasanya akan mengajak wisatawan menikmati gula kelapanya dengan cara yang unik. Dia tidak mencampurkannya ke dalam segelas kopi atau teh, melainkan memotong dadu dan digigit setelah menyeruput teh atau kopi pahit.
Gula kelapa buatannya memiliki karakter warna coklat kekuningan cerah, dan tekstur yang tidak terlalu keras. Ini sangat nikmat disandingkan dengan minuman hangat, sembari menikmati suasana asri di sekitar warung.
“Gula yang disebut warga sini gula batok ini lebih sehat, karena kandungan glikemiknya rendah, sehingga bisa untuk penderita diabetes, ” kata Agus lagi.
- Uniknya Seni Benjang, Gulat Tradisional di Atas Jerami ala Warga Ujungberung
- Terbuat dari Bambu, Begini Alat Penggiling Gabah Petani Sumedang Zaman Dulu
- Potret Tradisi Kebo-keboan di Banyuwangi Sebagai Wujud Ungkapan Syukur, Manusia 'Didandani' Layaknya Kerbau
- Intip Tradisi Mepe Kasur Jelang Iduladha di Banyuwangi, Dipercaya Jauhkan Warga dari Bencana dan Penyakit
Dijadikan Jamu oleh Warga Setempat
Selain digunakan sebagai pemanis alami, gula kelapa ini awalnya sebagai jamu. Sebelum ke sawah, warga akan menggigit gula untuk sumber tenaga alami. Ini akan membantu saat mencangkul dan memanen. “Sebetulnya ini untuk menambah energi, jadi kita nyangkulnya kuat, panennya maksimal, ” lanjut Agus.
Kenalkan Profesi Pembuat Gula Nira ke Masyarakat
Misi Agus mendirikan Gubuk Kopi adalah mengenalkan potensi gula Jawa yang sehat dan alami. Dia ingin pekerjaan yang dijalankan keluarganya turun temurun bisa terus bertahan.
Ini juga yang ditangkap Agus untuk memaksimalkan potensi wisata kebudayaan di desanya, yang penuh dengan pohon kelapa.
“Kan anak muda sekarang mulai jarang yang tertarik ke sini, jadi wisatawan yang datang kita kenalkan proses, kita coba kasih pemahaman tentang gula kelapa, gula aren dan lontar, tapi yang diunggulkan gula kelapa sesuai banyaknya petani di sini,” katanya.
Berkolaborasi
Wisata ini disebut Agus dijalankan bersama dengan warga dan petani gula nira kelapa di Desa Karangrejo. Dia juga menjual varian lain dari gula kelapa, seperti gula bubuk, dan lain-lain.
Dia ingin menggali keunggulan daerahnya, sehingga bisa dikenal banyak orang dan dijadikan pembelajaran bagi daerah lain.
“Kita harus menggali dulu, bareng dengan warga sekitar itu pasti ada. Jadi dikonsep bareng dengan warga, ini akan meningkatkan perekonomian dan membantu masyarakat, ” katanya.
Untuk gula nira kelapa, Agus jual Rp30.000 per kilogramnya di pasar-pasar sekitar Kabupaten Magelang.