Jejak Kejayaan Jalur Rempah di Kabupaten Pati, Punya Galangan Kapal Terbaik
Jejak-jejak akulturasi masih kental dalam setiap warisan budaya yang dijumpai di Pati
Jejak-jejak akulturasi masih kental dalam setiap warisan budaya yang dijumpai di Pati
Jejak Kejayaan Jalur Rempah di Kabupaten Pati, Punya Galangan Kapal Terbaik
Pada masa lampau, Kabupaten Pati merupakan titik yang sangat strategis dalam peta jalur perdagangan rempah di Nusantara. Salah satu jejak kejayaan rempah di Pati dapat ditemui, salah satunya di Pelabuhan Juwana.
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Bagaimana bentuk Jurig Jarian? Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
-
Kapan puncak kemarau di Jawa Tengah? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
Dalam catatan sejarah kuno, Pelabuhan Juwana termasuk dalam titik pantai utara Jawa yang berperan krusial sebagai titik dan pusat perekonomian di Pati.
Selain sebagai pintu masuk perdagangan menuju pedalaman Jawa, di Pelabuhan Juwana pula terdapat galangan kapal terbaik sekaligus menjadi titik distribusi perdagangan beras.
Di Pelabuhan Juwana inilah, dulu hasil alam dari timur berupa rempah masuk dan diperjual belikan pada masyarakat sekitar. Bertemunya pedagang dengan pembeli di pelabuhan ini menciptakan ruang interaksi sosial, budaya, pengetahuan, dan agama yang jejaknya masih bisa ditemui pada masyarakat Pati hari ini.
Di galangan kapal itu pula tersedia berbagai jenis kapal mulai dari kapal dagang hingga kapal sewa. Hingga saat ini, Pelabuhan Juwana masih menjadi poros ekonomi Kabupaten Pati dan masih dipenuhi kapal-kapal nelayan untuk berlabuh.
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, faktor lain yang membuat Pati menjadi titik perdagangan rempah pada masa lalu adalah wilayah pegunungannya yang menjadi tempat rempah-rempah dibudidayakan.
Tak hanya dari faktor alam dan geografis, masa kejayaan rempah di Pati bisa dilihat dari jejak-jejak budayanya. Terdapat berbagai kesenian dan tradisi seperti ketoprak, Wayang Topeng Soneyan, dan Wayang Mandailing.
Khusus Wayang Mandailing, kesenian tersebut merupakan pentas kolaborasi yang para pemainnya diisi oleh orang Jawa, Orang Tiongkok, Orang Magribi, dan Orang Belanda.
- Gunakan Kapal Tradisional, RK Kunjungi Kepulauan Seribu
- Melihat Peninggalan Kolonial di Kabupaten Garut, Mulai dari Stasiun Kereta Api hingga Pabrik Cokelat Tertua di Asia
- Temuan Bangkai Kapal Bajak Laut dari Abad ke-16 Ungkap Harta Karun dan Keganasan Kehidupan Perompak di Laut
- Menilik Uniknya Kotta mara, Benteng Apung Milik Orang Kalimantan yang Digunakan saat Perang Banjar
Selain itu, jejak budaya juga hadir dalam bentuk bangunan serta karya seni benda yang dihasilkan. Di Kecamatan Juwana terdapat Batik Bakaran yang menyuguhkan berbagai corak atau motif peninggalan Kerajaan Majapahit.
Selain itu ada juga Klenteng Hok Khing Bio dan Tjoe Tik Bio di Pati. Ada pula Pintu Gerbang Majapahit di Margorejo, Pati.