Kisah Hidup Marietje Van Oordt, Penipu Legendaris Era Hindia Belanda Pemikat Kaum Pria
Marietje menjalani modus penipuan dengan menggunakan daya pikatnya pada kaum pria
Marietje menjalani modus penipuan dengan menggunakan daya pikatnya pada kaum pria
Kisah Hidup Marietje Van Oordt, Penipu Legendaris Era Hindia Belanda Pemikat Kaum Pria
Pada era Hindia Belanda, pernah hidup tokoh kriminal wanita yang saat itu cukup terkenal di mana-mana. Dia bernama Marie Elisabeth van Oordt, atau Marietje Van Oordt.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Apa yang dicari oleh Lasja Soeryo? Tatapan mata Lasja, mencerminkan keberanian seorang ibu rumah tangga yang sedang mencari keadilan.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
Marietje lahir di Surabaya pada 23 Oktober 1897. Wanita itu terkenal akan pesona, keanggunan, dan daya pikatnya. Sejak kecil ia menjalani kehidupan yang kelam. Karena sang ibu tak mampu mengasuh Marietje sejak kecil, ia diserahkan ke panti asuhan yang dikelola oleh suster-suster ursula di Surabaya.
Setelah beberapa waktu, Marietje diadopsi pasangan Bronsgeets yang merawat dan mengirimnya ke sekolah. Tapi pasangan ini meninggal waktu Marietje berusia 12 tahun.
Setelah itu ia menghabiskan waktu di asrama “Balai Keselamatan” di Surabaya, sebelum kemudian melarikan diri dan terjun ke dunia prostitusi dan penipuan.
Pada tahun 1914, nama Marietje ban Oordt sudah muncul sebagai penampil terkenal di surat kabar Hindia Belanda. Praktik penipuannya memakan banyak korban, mulai dari pemilik toko hingga pelaku bisnis perhotelan.
Pada tahun 1915, ia menikah dengan seorang penata rambut bernama Christiaan Krop. Dari pernikahan itu lahirlah seorang anak bernama Chris. Namun pernikahan itu berjalan singkat.
Setelah itu Marietje kembali ke gaya hidupnya yang lama. Kadang-kadang ia menyebut dirinya Elly Bronsgeest. Pada tahun 1917 ia ditangkap dan dikenakan sejumlah dakwaan penipuan.
Dilansir dari kanal YouTube Indonesia Insider, modus kejahatannya adalah menggunakan berbagai nama palsu dan mengaku sebagai keturunan dari keluarga terhormat.
Digambarkan saat Marietje menjalani proses pengadilan, halaman hingga kantor penuh sesak oleh orang-orang yang ingin melihat proses tersebut.
Namun saat Marjetje digiring ke ruang sidang, orang-orang begitu terpesona. Ia mengenakan stoking putih, baju putih, sepatu hak tinggi putih, serta rambut pirang dengan potongan penuh gaya. Dari proses persidangan itu, ia dijatuhi hukuman 2 tahun penjara.
- Resmi Lengser, Ini Sisi Lain Ika Puspitasari 'Ning Ita' Mantan Wali Kota Mojokerto
- Sosok Ponirin Meka, Kiper Legendaris PSMS Medan di Era Perserikatan
- Jadi Legenda Marinir, Sosok Dijuluki 'Semburan Mulut Berbisa' Ternyata Idola Eks Prajurit TNI Terkuat
- Mengenal Sepur Kluthuk Jaladara, Kereta Uap Legendaris dari Kota Solo
Hukuman penjara rupanya tak membuat Marietje jera. Pada tahun 1927, ia berhasil menggoda seorang pejabat di Surabaya.
Saat itu Marietje membuat janji dengan pejabat tersebut di sebuah hotel. Ketika pejabat itu datang, Marietje sudah siap di serambi kamar hotel dengan baju tidurnya.
Dengan gaya khasnya, ia mampu menghangatkan pembicaraan. Ia mengatakan akan memperkenalkan sang pejabat dengan para koleganya.
“Saya punya foto-foto mereka dan akan saya tunjukkan pada tuan jika tuan bersedia masuk ke dalam kamar,” kata Marietje membujuk pejabat tersebut untuk masuk ke kamar.
Saat sudah masuk, Marietje kembali berkata namun kali ini dengan nada mengancam.
“Maaf tuan, saya terpaksa melakukan hal ini. saya butuh seribu gulden. Jika tidak anda harus mengerti, saya akan berteriak dan orang-orang akan menemukan kita di sini,” kata Marietje.
Pejabat itu kemudian sadar kalau ia sudah dijebak. Mau tidak mau ia harus mengeluarkan uang 1.000 gulden untuk menutup mulut Marietje.
Wilayah perburuan Marietje tak hanya di Pulau Jawa, namun juga merambah ke luar pulau salah satunya Kota Medan. Di sana ia dituntut hukuman tahanan selama 9 bulan karena penipuan dan pemalsuan surat.
Pada awal tahun 1930-an, ia bekerja pada sebuah hotel di Medan. Ia diduga bekerja sebagai perempuan penghibur yang kerap mengunjungi hotel tersebut.
Di hotel itu pula ia bertemu dengan Jay Simpson, seorang pria Inggris yang berbisnis perkebunan di Medan. Mereka kemudian menikah pada tahun 1935. Ia dikabarkan tinggal dengan suami di Singapura. Sejak saat itu kabar tentang Marietje seperti hilang ditelan bumi.
Tiga tahun kemudian, data dari keluarganya menyebut bahwa Marietje telah kembali ke Batavia. Ia dikabarkan menjalin dengan seorang pria Jawa bernama Raden Flip Soedargo.
Pasangan itu kemudian tinggal di Makassar selama pendudukan Jepang. Di kota itu pula Marietje terlibat dalam kasus penyelundupan makanan. Ia dipenjara dan dilecehkan dengan kejam.
Usai masa perang, Marietje dan Soedargo berpisah. Marietje kembali ke kota kelahirannya di Surabaya. Pada awal 1960-an, ia pindah ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Surat-surat yang ditujukan pada putra dan keluarganya menunjukkan bahwa Marietje telah jatuh miskin. Dalam surat-surat itu pula ia mengungkapkan rasa bersalah tentang kehidupan masa lalunya.
Marietje van Oordt alias Ellen Simpson meninggal pada 13 Maret 1974 pada usia 77 tahun. Dilansir dari Borobudurwriters.id, seorang temannya menulis bahwa ia dimakamkan di Kuala Lumpur dalam sebuah upacara sederhana dan cukup banyak temannya yang memberi penghormatan terakhir.