Kisahnya Akan Diangkat ke Film Layar Lebar, Ini Fakta Menarik Bisnis The House Of Raminten di Jogja
popularitas The House Of Raminten di Jogja akan diangkat dalam sebuah film. Berikut fakta menariknya.
The House Of Raminten merupakan salah satu rumah kuliner yang sangat terkenal di Jogja, khususnya bagi para wisatawan luar kota. Rumah makan itu mengusung konsep unik dengan menonjolkan tema tradisional Jawa.
Saat pertama kali masuk, pengunjung akan menjumpai bangunan semi permanen dengan menonjolkan unsur kayu sebagai bangunannya. Pengunjung juga akan menjumpai tatanan bunga setaman di sudut-sudut ruangan dan bau wewangian dupa yang memenuhi seantero ruangan.
-
Bagaimana Rumah Rakit dapat berpindah tempat? Rumah Rakit sendiri bisa berfungsi sebagai sarana transpotasi bagi penghuninya. Rumah ini dapat dengan mudah berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
-
Bagaimana atap rumah Rieke? Rumahnya juga memiliki atap yang tinggi, tanpa dilengkapi plafon, memberikan kesan luas dan terbuka.
-
Apa yang terjadi dengan rumah Abiem Ngesti? Rumah mewah Abiem Ngesti, yang dulu jadi kebanggaan, sekarang hanya jadi kandang ayam dan Terbengkalai Rumah Abiem Ngesti berada di Desa Kali Putu, Kudus, Jawa Tengah. Nampaknya rumahnya cukup besar dan simpel seperti di gambar ini. Dulu, rumah Abiem Ngesti itu termasuk mewah banget.
-
Bagaimana Pekarangan Rinati menghadirkan suasana seperti di rumah? Nama pekarangan seolah cocok, karena sang pemilik berupaya menghadirkan suasana khas halaman rumah sendiri.Ada ratusan jeni tumbuhan yang ditanam di halaman resto, dengan konsep kebun yang teduh dan sejuk sehingga membuat nyaman siapapun yang datang.
-
Apa permasalahan utama yang dihadapi warga di rumah Tuginem dan Windarti? Semua warga yang tinggal pada tujuh rumah di lingkungan itu mengaku kesulitan mendapatkan air bersih dan listrik.
-
Bagaimana rombongan pengantin mencapai rumah Bapak Sunar? Karena kendaraan besar seperti mobil dan truk tak bisa menjangkau rumah yang berada di atas bukit, para rombongan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Hamzah Sulaeman merupakan sosok di balik berdirinya The House Raminten. Selain rumah makan itu, berbagai bentuk usaha lain telah ia dirikan seperti Toko Mirota yang memiliki banyak cabang di Kota Yogyakarta.
Lalu seperti apa sosok perjalanan karier dari Hamzah Sulaeman? Bagaimana ia bisa mendirikan The House Of Raminten yang cukup populer hingga sekarang?
Sosok Hamzah Sulaeman
Mengutip Wikipedia.org, Hamzah Sulaeman adalah anak bungsu dari pendiri Grup Mirota yaitu Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yunianti (Nyoo Tien Nio). Keempat saudaranya adalah Yangky Iswanti, Siswanto, Ninik Wijayanti, dan Ariyanti. Hamzah berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Biologi. Namun kuliahnya tidak selesai. Ia pun kemudian berkuliah di Universitas Sanata Dharma dan mengambil progran jurusan Bahasa Inggris.
Setelah lulus kuliah, Hamzah bekerja sebagai pelayan di kapal pesiar pada tahun 1970. Selanjutnya ia bekerja di Amerika Serikat selama tiga tahun sebelum akhirnya pulang ke Indonesia karena ayahnya sakit. Bersama saudara-saudaranya, Hamzah menjalankan bisnis peninggalan orang tuanya yaitu Toko Mirota.
Hamzah sempat pensiun dari bisnisnya untuk terjun ke dunia akting. Ia ikut ambil bagian dalam ketoprak komedi berjudul “Pengkolan” dan memainkan peran sebagai seorang wanita Jawa bernama “Raminten”.
- Ternyata Begini di Balik Layar Adegan Ranjang di Film Jepang, Jadinya Lucu Bikin Ngakak
- Fakta Menarik Rumah Milea Bandung yang Kini Dilarang Berfoto, Ternyata Bangunan Cagar Budaya Bergaya Belanda
- Hampir Punah karena Dianggap Rumit, Ini Fakta Menarik Seni Pakemplung Khas Cianjur
- Fakta Menarik Kemang Jakarta Selatan Sebelum Tahun 2000, Kampung yang Disasar Ekspat karena Jauh dari Hiruk Pikuk
Mendirikan The House Of Raminten
Setelah memutuskan pensiun dari dunia akting, Hamzah memutuskan untuk kembali berbisnis. Ia kemudian mendirikan sebuah rumah makan yang ia beri nama The House Of Raminten. Nama Raminten ia sematkan dari perannya selama menekuni dunia akting.
Mengutip situs Raminten.com, The House Of Raminten berdiri pada 26 Desember 2008. Pada awal berdirinya, rumah makan itu menjual beraneka macam jamu seperti jamu beras kencur, kunir asem, jamu kolesterol, asam urat, dan berbagai jamu lainnya. Dalam perkembangannya, rumah makan itu menjual menu Sego Kucing dengan harga Rp1.000.
Mulai dari sana The House Of Raminten mulai dikenal orang. Mereka rela berdatangan bahkan sampai mengantre sekalipun. Sampai saat ini, sego kucing Rp1.000 masih menjadi ikon The House Of Raminten.
Diangkat ke Film Layar Lebar
Kisah Hamzah Sulaeman dalam mendirikan The House Of Raminten rencananya akan diangkat ke sebuah film layar lebar. Sutradara Nia Dinata berencana membuat film dokumenter yang mengangkat kisah Raminten. Film dokumenter ini rencananya akan mengupas warna-warni dunia Raminten, memotret perjalanan sang pendiri dalam membina dan membesarkan Raminten.
Nia mengungkapkan, ide pembuatan film itu sudah tercetus sejak lama. Ia melihat Raminten sebagai sosok luar biasa dalam menghidupkan budaya Yogyakarta.
“Buat kami pribadi, sosok Raminten dengan segala warna-warninya benar-benar menarik untuk diceritakan,” kata Nia.
Proses pembuatan film ini diharapkan akan rampung pada akhir tahun 2024. Selain mendokumentasikan sosok Raminten, film ini juga mempromosikan Yogyakarta yang kaya akan budaya Jawa sekaligus seni modern kontemporer.