Melihat Sentra Kerajinan Batik Kayu di Bantul, Hasil Kombinasi Dua Wujud Karya Seni yang Jadi Denyut Nadi Ekonomi Masyarakat Desa
Produk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Produk kerajinan batik kayu di Krebet telah menjangkau pasar nasional maupun internasional
Melihat Sentra Kerajinan Batik Kayu di Bantul, Hasil Kombinasi Dua Wujud Karya Seni yang Jadi Denyut Nadi Ekonomi Masyarakat Desa
Desa wisata Krebet yang berada di Kalurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, merupakan sentra penghasil batik kayu. Penduduknya mayoritas bermata pencaharian sebagai perajin yang membuat aneka produk kayu dengan finishing batik.
-
Bagaimana cara Desa Wisata Wukirsari menonjolkan kerajinan batiknya? Sentra batik tulis di Kampung Giriloyo, Wukirsari, biasa dikunjungi berbagai sekolah dan kampus untuk belajar seputar batik.
-
Bagaimana proses pembuatan batik ciprat di Desa Kemudo? Dibuatnya sederhana sekali, yakni dengan cara dicipratkan ke atas kain lalu diberi motif sesuai kebutuhan.
-
Bagaimana Kampung Prawirotaman menjadi sentra batik? Selain jadi basis perjuangan, Kampung Prawirotaman juga pernah berkembang menjadi sentra batik yang dikelola keluarga Prawirotama. Apalagi, istri para prajurit Prawirotama mayoritas menekuni usaha batik. Lama-lama peminat kain batik di kampung Prawirotaman semakin meluas. Pada akhirnya batik menjadi komoditas dagang utama di daerah tersebut.
-
Bagaimana Kustini Sri Purnomo memperkenalkan batik khas Sleman? Guna memperkenalkan motif batik tersebut, Kustini mencetuskan gerakan Beli Batik Sleman pada tahun 2020.
-
Batik apa yang Arumi Bachsin kenakan di pameran kerajinan? Arumi Bachsin hadir di pameran tersebut mengenakan batik khas dari Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
-
Kenapa Kampung Batik Laweyan terkenal? Sejak zaman dahulu kala, kampung ini sudah dikenal sebagai pusat produksi batik klasik yang mempertahankan keunikan dan keaslian motif dan warna tradisional.
Salah satu perajin batik di Desa Wisata Krebet adalah Agus Jati Kumara. Dia mengatakan dulu di desa tersebut hanya ada perajin patung dan perajin batik kain.
Lalu mereka mengkombinasikan kayu dengan batik dan ternyata bisa diolah dengan proses yang sama.
Saat ini para perajin yang masuk ke dalam anggota koperasi jumlahnya 58 orang. Sementara orang yang menggantungkan hidup dengan bekerja di kerajinan itu jumlahnya mencapai 350 orang.
Foto: YouTube Bantul TV
“Mereka bekerja sesuai permintaan. Ada yang spesialis membuat wayang, ada juga yang spesialis membuat topeng, dan ada pula yang membatik. Jadi ada beberapa kelompok yang punya spesialis masing-masing sehingga memudahkan kalau ada permintaan,”
kata Agus dikutip dari Bantulkab.go.id.
Agus mengatakan setiap sanggar punya cara produksi dan pemasaran sendiri-sendiri. Untuk volume produksinya juga berbeda-beda.
Ada yang sebulan bisa mencapai 20.000 item, ada yang 500 item, dan ada pula yang hanya 100 item, tergantung permintaan dan jenis produksi yang dibuat.
Beberapa segmen pasar membeli hasil batik kayu untuk dijual kembali. Ada juga yang membeli untuk souvenir maupun kegiatan paket edukasi untuk mengenalkan muatan lokal membatik di kayu.
Menurutnya, tantangan para perajin di Krebet adalah era baru di mana kebanyakan pemasaran dilakukan secara digital. Masih sedikit para perajin yang menguasai pemasaran secara digital. Oleh karena itu mereka butuh sebuah kegiatan pelatihan pemasaran.
- Melihat Sentra Kerajinan Batik di Pusat Kota Jakarta, Jadikan Ruang Edukasi dan Tempat Pengembangan Batik Kontemporer
- Perajin Batik Tulis Khas Bayat Klaten Ini Bawa Misi Ramah Lingkungan
- Kenalan dengan Batik Kuno Ciwaringin khas Cirebon, Gambarkan Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan hingga Perjuangan Santri Lawan Belanda
- Kunjungi Pengrajin Batik Tradisional, Ganjar Dorong Permodalan Perbankan ke Tingkat Desa
Sampai hari ini, aktivitas para perajin batik kayu di Krebet masih bergeliat. Komoditas yang mereka hasilkan sudah menjangkau pasar nasional maupun internasional.
Foto: YouTube Bantul TV
Tak hanya sebagai tempat berjualan, lambat laun kegiatan membatik pada kayu pada masyarakat Krebet menjadi komoditas wisata bagi orang-orang yang berkunjung ke sana.
Agus berharap, ke depan kerajinan batik kayu di Krebet bisa terus hidup dan menjadi nafas ekonomi bagi warga di sana.