Mencicipi Sego Tonjok, Kuliner Unik Khas Perdesaan Semarang Bekal Buat Orang yang Bepergian
Sego Tonjok berasal dari kata bahasa Jawa, yaitu Diasto Sonjo yang artinya makanan yang dibawa untuk bekal bepergian.
Desa Wisata Lerep di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, tak hanya menawarkan pemandangan alam yang asri dan menarik. Di sana ada sebuah kegiatan rutin yang diadakan setiap bulan, yaitu Pasar Kuliner Djajanan Ndeso “Tempo Doeloe”.
Di pasar kuliner itu, dijajakan berbagai makanan dan minuman tradisional yang sudah jarang ditemui di pasaran. Salah satu makanan khas yang dijual di pasar kuliner itu bernama Sego Tonjok.
-
Apa itu Sego Megono? Sego Megono merupakan makanan yang cukup populer bagi warga Jawa Tengah. Jenisnya bermacam-macam, tapi namanya tetap sama “Sego Megono”. Mulai dari masyarakat pesisir pantai Pekalongan sampai masyarakat gunung di Temanggung kenal makanan satu ini.
-
Apa itu Sego Penek? Sego Penek merupakan makanan khas Purworejo, tepatnya berada di Desa Jenar, Kecamatan Purwodadi, Jawa Tengah.
-
Bagaimana Sego Resek dibuat? Sego Resek khas Malang ini terdiri dari nasi, suwiran ayam, sayur kol, tauge, hingga mie yang dicampurkan ke dalamnya. Cita rasa khas dalam Sego Resek adalah kaldu ayam sebagai bumbu utama yang digunakan dalam memasak. (instagram @janganlupamakan) Selain itu, dalam sekali masak menghasilkan 80-100 porsi Sego Resek yang dimasak menggunakan tungku arang.
-
Apa itu Sego Resek? Sego Resek merupakan salah satu kuliner legendaris sejak 1959 yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Dalam bahasa Indonesia, sego berarti nasi, sementara resek berarti sampah. Sebutan nasi sampah diberikan bukan karena bahan yang digunakan terbuat dari sampah. Namun, disebut nasi sampah karena bahan yang digunakan beragam serta diolah dalam porsi besar sehingga tampak menumpuk menyerupai tumpukan sampah.
-
Bagaimana cara membuat Sego Megono? Di sana, makanan ini dibuat dengan bahan nangka muda yang dicampur dengan parutan kelapa yang sudah dibumbui sehingga terasa pedas dan gurih.Makanan ini kemudian disajikan dengan nasi hangat serta dipadukan dengan tempe tepung goreng dan sate.
-
Bagaimana cara membuat Sego Penek? Sego Penek dalam pembuatannya cukup mudah dibandingkan masakan lainnya.
Dari namanya saja, kuliner ini terdengar unik. Lantas apa yang membuat makanan ini berbeda dengan jajanan khas desa lainnya? Berikut selengkapnya.
Makanan untuk Bekal Bepergian
Mengutip situs Undip.ac.id, Sego Tonjok berasal dari kata bahasa Jawa yaitu Diasto Sonjo artinya makanan yang dibawa untuk bekal bepergian. Isinya antara lain nasi gudeg, daun pepaya, bacem tempe, serundeng sapi, ikan asin, hingga parutan kelapa dan singkong.
Uniknya walau sudah modern, sego tonjok masih dibungkus menggunakan daun jati, kemudian ditenteng dengan katokan atau anyaman blarak atau daun kelapa.
“Kuliner sego tonjok ini ciri khas dari Desa Wisata Lerep. Kalau Sego Tonjok itu biasanya diberikan kepada tamu untuk bekal,” kata Tabita Andriyanti, salah satu anggota Pokdarwis Desa Wisata Lerep, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Jumat (27/9).
Disajikan dalam Upacara Adat
Selain Sego Tonjok ada makanan tradisional lainnya yaitu Sego Iriban. Secara sekilas, Sego Iriban terlihat serupa dengan Sego Tonjok. Namun bedanya, Sego Iriban dimasak dan dimasukkan ke dalam batang bambu muda dan dibakar dengan bara api.
- Mencicipi Juhu Singkah, Makanan Berkuah Kuning Khas Kalimantan Tengah yang Terbuat dari Rotan
- Serunya Berburu Kuliner di Bojonegoro, Beli Stik Daun Kelor hingga Pentol Makin Praktis Pakai QRIS
- Mencicipi Singkong Goreng Cocol Sambal di Toko Legendaris Malang, Dikelola Sendirian oleh Seorang Nenek
- Mencicipi Nikmatnya Toge Goreng, Kuliner Khas Bogor yang Ternyata Masaknya Direbus Bukan Digoreng
Baik sego tonjok maupun sego iriban merupakan kuliner khas yang disajikan dalam tradisi Iriban, yaitu tradisi membersihkan mata air yang ada di Desa Lerep.
Di pasar kuliner jajanan tradisional itu, kuliner Sego Tonjok dihargai Rp10 ribu per porsi. Namun makanan ini hanya dijual pada hari-hari tertentu bersamaan dengan digelarnya pasar jajanan itu.
Jajanan Tradisional Lain
Selain Sego Tonjok dan Sego Iriban, di pasar jajanan tradisional Desa Wisata Lerep dijual berbagai jajanan lainnya seperti dawet nganten, dawet brokohan, bubur suweg, dan masih banyak lagi.
Pasar ini biasanya digelar di tempat wisata Embung Sebligo Desa Wisata Lerep. Suasana yang sejuk dan jauh dari perkotaan sangat mendukung wisatawan dari dalam maupun mancanegara.
Di sana semua pengunjung mengharuskan menukar uangnya dengan koin bathok yang sudah disediakan panitia sebagai sarana untuk jajan. Selain itu, semua makanan tradisional yang dijual tidak mengandung bahan pengawet seperti micin apalagi bahan pewarna kimia.