Mengenal Larung Kepala Kerbau, Ungkapan Rasa Syukur Nelayan di Jepara
Tradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Tradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Mengenal Larung Kepala Kerbau, Ungkapan Rasa Syukur Nelayan di Jepara
Masyarakat Jepara masih memelihara dan menjaga tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Bahkan, sampai saat ini tradisinya masih berjalan dan rutin dilaksanakan setiap tahunnya. (Foto: Pixabay)
-
Apa yang menjadi salah satu ciri khas budaya di Kecamatan Gegesik, Cirebon? Masyarakat Cirebon mengenal Gegesik sebagai salah satu kecamatan yang terletak di sisi barat kota tersebut. Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata wilayah ini juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satu yang unik adalah berburu tikus.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Apa yang dilakukan oleh nelayan Aceh dalam tradisi Khanduri Laot? Khanduri Laot atau biasa disebut Kenduri Laut merupakan sebuah adat istiadat peninggalan nenek moyang yang dipertahankan oleh para nelayan Aceh.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa yang dilakukan warga dalam tradisi Sedekah Merapi? Ribuan warga lereng Gunung Merapi mengikuti ritual Sedekah Merapi dengan melabuhkan kepala kerbau untuk menyambut malam 1 Suro (kalender Jawa) atau 1 Muharram 1445 Hijriyah di Joglo Merapi 1, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jateng.
-
Kenapa warga lereng Gunung Merapi melakukan tradisi Sedekah Merapi? Tradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Salah satu tradisi yang masih bertahan sampai sekarang adalah Larung Kepala Kerbau atau disebut juga dengan Tradisi Lomban. Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat pesisir terutama yang berprofesi seorang nelayan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Tradisi ini menjadi bagian dari puncak pesta rakyat para nelayan setelah berpuasa selama sebulan dan biasa dilakukan pada tanggal 7 Syawal atau 1 minggu setelah Hari Raya Idul Fitri.
Pesta Bersenang-senang
Saat Larung Kepala Kerbau atau Tradisi Lomban digelar, baik itu masyarakat biasa atau nelayan turut tumpah ruah dalam kegembiraan dan menghabiskan waktu bersenang-senang di laut.
Selain itu, ada juga lomba menangkap bebek dan angsa yang dilepaskan ke tengah laut. Kemudian ada lomba mengambil barang yang dilempar dari perahu. Untuk meramaikan acara, biasanya masyarakat juga membawa petasan sehingga seperti sedang dalam medan perang.
Salah satu "amunisi" yang harus disiapkan berupa minuman dan berbagai jenis ketupat dan lepet serta kolang kaling. (Foto: merdeka.com)
Layaknya Perang Kapal
Suara riuh petasan bak seperti sebuah peluru menghujani seluruh kapal nelayan dalam tradisi ini. Usai pertempuran mereka akan makan bekal masing-masing.
Kini Tradisi Lomban sudah menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat Jepara. Terlihat dari partisipasi yang cukup besar dari masyarakat dalam menyambut kegiatan ini.
- Mengenal Upacara Adat Suran Mbah Demang, Bentuk Pelestarian Nilai-Nilai Leluhur Masa Lalu
- Mengenal Tradisi Gerobagan, Pawai Meriah dengan Gerobak Tiap Syawalan ala Masyarakat Desa di Kebumen
- Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran
- Mengenal Nyumbun, Tradisi Menangkap Kerang Khas Suku Duano di Jambi
Meski terkesan penuh dengan kesenangan, tradisi ini memiliki nilai-nilai yang bisa ditiru dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa nilai yang bisa dipetik dari Tradisi Lomban, seperti nilai ketuhanan, nilai silaturahmi, dan kekeluargaan yang kental.
Selain itu, melalui tradisi ini masyarakat secara langsung juga menjaga lingkungan hidup di sekitarnya. Kemudian ada pula nilai berbagi daging kerbau yang diserahkan kepada warga.
Senggolan antar perahu maupun kapal nelayan pun tak terelakkan. Kendati demikian tak ada perahu nelayan yang rusak justru saat perahu bersenggolan akan menambah meriah acara.
Ungkapan Rasa Syukur
Dilansir dari berbagai sumber, upacara Larung Kepala Kerbau ini sebagai bentuk rasa terima kasih nelayan setelah melaut dan menangkap ikan selama setahun penuh.
Selain itu, melakukan tradisi ini juga sebagai bentuk doa kepada Tuhan agar permohonan para nelayan bisa terpenuhi pada tahun-tahun berikutnya.