Mengulik Sejarah Masjid Shiratal Mustaqiem, Masjid Tertua di Kota Samarinda yang Sudah Berdiri Sejak Tahun 1881
Mengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang
Mengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang
Mengulik Sejarah Masjid Shiratal Mustaqiem, Masjid Tertua di Kota Samarinda yang Sudah Berdiri Sejak Tahun 1881
Masjid Shiratal Mustaqiem adalah masjid tertua di Kota Samarinda. Masjid ini berdiri pada tahun 1891 Masehi. Mengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang. Lantas seperti apa sejarahnya?
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Kapan Masjid Istiqlal diresmikan? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Apa yang istimewa dari Masjid Sulthoni Wotgaleh? Masjid Sulthoni Wotgaleh merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Siapa yang meresmikan Masjid Istiqlal? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Di mana Masjid Mungsolkanas terletak? Berada strategis di Jalan Cihampelas, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Masjid Mungsolkanas jadi salah satu wisata religi dan sejarah yang sayang untuk dilewatkan pada Ramadan kali ini.
Sejarah pendirian Masjid Shiratal Mustaqiem dimulai dari datangnya seorang ulama sekaligus pedagang muslim asal Pontianak bernama Said Abdurachman bin Assegaf ke Kesultanan Kutai pada tahun 1880.
Setibanya di Samarinda, Said memilih daerah Samarinda Seberang sebagai tempat tinggalnya. Saat itu, daerah tersebut terkenal sebagai daerah area judi, sabung ayam, dan tempat peredaran minuman keras.
Situasi tersebut menimbulkan keresahan warga sekitar. Namun hampir tak ada warga kampung yang mengambil tindakan.
Sampai akhirnya, Pangeran Bendahara mendatangi mereka dan mengingat perlunya menjalankan syariat Islam. Pangeran Bendahara dan tokoh masyarakat setempat juga berunding untuk mencari jalan keluar agar Samarinda Seberang bersih dari aktivitas seperti itu.
Dalam perundingan itu, disepakati bahwa lahan seluas 2.028 meter persegi di sana akan didirikan masjid. Setahun kemudian, empat tiang utama soko guru mulai dibangun oleh Said Abdurachman bersama warga.
Konon, pendirian empat tiang itu karena bantuan seorang nenek misterius yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Saat itu banyak warga yang tidak mampu mengangkat dan menanamkan tiang utama.
Beberapa menit kemudian, datanglah perempuan berusia lanjut. Dia mendekati warga yang sedang sibuk bekerja gotong royong.
Dikutip dari Indonesia.go.id, nenek itu langsung meminta izin kepada warga untuk mengangkat dan memasang tiang. Warga yang mendengar ucapan sang nenek langsung tertawa.
Namun Said Aburachman menyambut kedatangan sang nenek dan meminta warga untuk memperkenankan sang nenek untuk melakukan apa yang ia inginkan. Sang nenek meminta Said dan warga lainnya kembali ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya setelah salat Subuh, warga berbondong-bondong kembali mendatangi lokasi pembangunan masjid. Alangkah terkejutnya mereka ternyata keempat tiang masjid telah tertanam kokoh.
Sang nenek misterius telah hilang begitu saja. Pembangunan masjid pun bisa dilanjutkan dan selesai 10 tahun berikutnya.
- Sejarah Masjid Kemayoran, Saksi Perjuangan Arek-arek Suroboyo Melawan Penjajah
- Jadi yang Tertua di Kalimantan Barat, Ini Sejarah Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman
- Sejarah Masjid Bir Ali yang Jadi Tempat Pengambilan Miqat Jemaah Haji
- Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo
Pada tahun 1891, atau tepatnya tanggal 27 Rajab 1311 Hijriah, Sultan Kutai Adji Mohammad Sulaiman menjadi imam masjid pertama di Masjid Shiratal Mustaqiem.
Pada tahun 1901, Henry Dasen, seorang saudagar kaya berkebangsaan Belanda, memberikan sejumlah hartanya untuk pembangunan menara masjid berbentuk segi delapan setinggi 21 meter. Menara itu dapat dilihat oleh pengunjung karena berdiri di belakang kiblat masjid.
Dilansir dari Wikipedia, Masjid Shiratal Mustaqiem pernah direhabilitasi pada tahun 2001 oleh Wali Kota Samarinda Achmad Amins. Masjid ini termasuk cagar budaya yang dilindungi.
Hingga kini, arsitektur masjid itu taka da yang berubah. Masjid itupun menjadi yang terbaik kedua se-Indonesia dan menjadi lokasi yang sakral bagi warga setempat.