Penuh Haru! Nenek Asal Kebumen Ini Sempat Hilang selama 46 Tahun, Kini Bisa Bertemu Lagi dengan Anaknya
Nenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
Nenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
Penuh Haru! Nenek Asal Kebumen Ini Sempat Hilang selama 46 Tahun, Kini Bisa Bertemu Lagi dengan Anaknya
Jumat, 16 Februari 2024 menjadi hari bersejarah bagi Eni Siyamsih. Setelah 46 tahun, ia akhirnya bisa bertemu kembali dengan ibunya, Satikem.
Didampingi keluarga dan Polsek Petanahan Polres Kebumen, Eni menjemput sang ibu di Bandara Yogyakarta International Airport.
-
Siapa Nenek Ngatemi? Di antara mereka ada Nenek Ngatemi. Ia baru bisa menunaikan ibadah haji saat ia menginjak usia 99 tahun. Nenek Ngatemi berangkat haji didampingi oleh putri dan menantunya.
-
Siapa Nenek Loyeh? Nenek Loyeh merupakan cerita legenda di kalangan masyarakat Pangandaran. Ia sebenarnya tidak mengganggu, namun sosok ini tidak suka terhadap seseorang yang memiliki niat tidak baik. Wajahnya digambarkan menyeramkan, dan kerap menampakkan diri pada sore hari menjelang malam.
-
Kapan Krisdayanti menjadi nenek? Kris Dayanti udah jadi nenek di bawah usia 50 tahun.
-
Siapa Teuku Nyak Makam? Teuku Nyak Makam merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang meninggal dalam kondisi yang tragis pada masa penjajahan Belanda.
-
Kapan Teuku Nyak Makam wafat? Teuku Nyak Makam meninggal pada 21 Juli 1896. Tepat pada hari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
-
Dimana jalan setapak yang dijaga Nenek Loyeh berada? Titik ini membelah Desa Kondangjajar menyerupai jalan setapak memanjang. Merujuk YouTube Trans7, area ini sebenarnya cukup berjarak dan bisa dilewati oleh seseorang pejalan kaki.
Nenek Satikem (88 tahun), sempat hilang tanpa kabar selama 46 tahun. Pada tahun 1978, Satikem pergi dari rumah untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga di Jakarta. Sejak saat itu ia tak bertemu lagi dengan anak-anaknya.
Ingatan Satikem masih tajam saat menceritakan perjalanan hidupnya dari awal sampai kemudian ia terdampar di sebuah panti jompo di Bangka Belitung.
Sebuah foto lawas yang dibawa dari kampung halaman menjadi foto satu-satunya pengobat rindu kepada anak dan keluarganya.
“Jika kangen paling lihat foto. Di sana saya kan harus kerja dan uangnya belum cukup untuk pulang. Jadi hanya bisa lihat foto yang dibawa dari kampung,” ujar Nenek Satikem dikutip dari Liputan6.com.
Setelah sempat bekerja sebagai asisten rumah tangga di Jakarta, pada tahun 1990 Satikem diajak majikannya pulang ke Bangka Belitung untuk menjadi ART di sana. Kepergiannya ke Bangka Belitung tidak sempat ia kabarkan ke keluarga.
Sejak saat itulah keluarga di Kebumen tidak bisa menelusuri jejak Satikem.
“Kerjanya bantu majikan. Kadang bikin roti juga. Ya nggak mesti sih,” kata Nenek Satikem.
Suatu hari ketika sudah renta, Satikem dititipkan oleh majikannya ke sebuah panti jompo. Tanpa penjelasan dari majikan, ia ditinggal begitu saja di sana. Saat itu ia sempat merasa sedih dan kecewa.
“Saat itu saya diminta ikut majikan. Saya disuruh bawa semua baju. Ya nggak tau mau ke mana. Saya nurut saja,” kata Satikem.
Pada suatu hari, ada salah seorang warga Kebumen yang bertugas memberikan bantuan di panti jompo tempat nenek Satikem tinggal. Satikem sempat berbincang-bincang dengan warga tersebut. Kabar mengenai keberadaan Satikem akhirnya sampai ke Aiptu Kuat, Kanit Reksrim Polsek Petanahan, Kebumen.
- Bunuh Nenek Tetangga Gara-Gara Lahan, Ayah dan Dua Anaknya Dituntut Hukuman Mati
- Jeritan Pilu Dua Anak dari Jombang, Tumbuh dalam Bayang 'Kengerian' Ayah Tiri
- Perjuangan Bocah 11 Tahun di Palembang Hidupi 3 Adik Usia Balita Nyambi Jualan Keripik di Sekolah
- Momen Haru TNI yang Lama Bertugas di Papua Kembali Pulang, Anak Tak Mau Digendong hingga Nangis saat Bertemu
Aiptu Kuat membagikan informasi yang ia terima ke warga Desa Karangrejo, Petahanan. Pada akhirnya ia bertemu dengan Eni Siyamsih, anak nomor empat Satikem.
Pertemuan yang Mengharukan
Perasaan Eni Siyamsih campur aduk dalam perjalanannya ke Bandara YIA. Di sana ia akan bertemu dengan ibunya setelah berpisah cukup lama. Isak tangis pecah saat ibu dan anak itu bertemu.
Di Desa Karangrejo, kurang lebih 50 sanak saudara dan tetangga sekitar antusias menyambut kepulangan Satikem. Suasana keceriaan tergambar dalam peristiwa bersejarah bagi keluarga itu.
“Semoga ini menjadi berkah bagi Bu Eni dan keluarga. Kini ibu sudah pulang. Saatnya Bu Eni merawat Ibu Satikem, berbakti kepada orang tua,” kata Kapolsek Petanahan AKP Sugeng Riyadi, saat mendampingi proses kepulangan Satikem.