Sejarah Bandara Sekip, Bandara Pertama di Yogyakarta yang Kini Jejaknya Hilang Tak Berbekas
Jauh sebelum ada Bandara YIA, Yogyakarta ternyata sudah punya bandara udara yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda. Kini jejaknya hilang tak bersisa
Jauh sebelum ada Bandara Yogyakarta International Airport maupun Bandara Adisucipto, Yogyakarta ternyata sudah punya sebuah bandara udara yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bandara itu terletak di daerah Sekip.
Bisa dibilang, Sekip merupakan bandara pertama di Yogyakarta. Saat beroperasi bandara tersebut lebih berfungsi sebagai landasan bagi pesawat-pesawat militer. Saat itu daerah Sekip masih berupa kawasan lahan datar yang amat luas.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Bagaimana bandara Lolak diresmikan? Peresmian ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat tipe DHC-6 Twin Otter maskapai SAM Air sekitar pukul 15.52 WITA.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapa Briptu Mustakim? Briptu Mustakim adalah seorang polisi yang berhasil menarik perhatian banyak orang berkat penampilannya yang menawan. Banyak yang berkata bahwa ia mirip dengan beberapa aktor ternama seperti Ali Syakieb dan Herjunot Ali.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Apa itu Bandrek? Minuman bandrek berasal dari Tanah Sunda, Jawa Barat, dan sangat cocok diminum sore hari untuk menghangatkan tubuh. Rempah-rempah seperti jahe merah, gula merah, kayu manis, cengkeh, sereh, dan daun pandan memberikan sensasi hangat yang menyenangkan.
Kini, seiring dengan pembangunan yang masif, kawasan Sekip jadi daerah padat penduduk dan jejak keberadaan bandara pertama di Yogyakarta itu hilang tak bersisa. Lalu seperti apa sejarah Bandara Sekip? Berikut selengkapnya:
Sejarah Berdirinya Bandara Sekip
Pada waktu itu, seorang perwira KNIL bernama M. Pattist melihat potensi Yogyakarta sebagai jalur penghubung angkutan udara dan area pertahanan udara yang sangat ideal di wilayah Jawa bagian selatan.
Dikutip dari akun Facebook Roemah Toea, Pattist terbang bersama dengan rekannya menggunakan tiga pesawat berkonfigurasi Bi-plane yang mempunyai sayap di atas dan bawah badan pesawat.
Tiga pesawat tersebut terbang dari sebuah landasan udara di Magelang menuju Yogyakarta dan berkeliling di atas langit Kota Yogyakarta. Dalam penerbangannya, Pattist melihat sebuah Lapangan Latihan Menembak di Desa Sendowo yang punya potensi untuk menjadi sebuah landasan.
Setelah mendarat kembali ke Magelang, Pattist segera berangkat lagi ke Yogyakarta untuk melihat area lapangan latihan menembak itu. Sesuai dugaan Pattist, lapangan itu ideal jika digunakan sebagai landasan udara.
- Sejarah Seni Bela Diri Tapak Suci, Dimulai dari Kota Yogyakarta Kini Telah Mendunia
- Fakta Sejarah Gereja Bintaran, Tempat Peribadatan Umat Nasrani Pribumi Pertama di Yogyakarta
- Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini
- Terbaik se-Asia Pasifik, Begini Sejarah Bandara Internasional Juanda Surabaya
Setelah itu Pattist segera mengadakan audiensi dengan Residen Yogyakarta, Johan Ernest Jasper beserta jajaran pejabat pemerintahan lainnya. Hasil audiensi tersebut ternyata berhasil meyakinkan Jasper untuk membangun landasan udara di sana.
Pendaratan Pertama
Setelah persetujuan itu, pada bulan Juli 1927 Lapangan Tembak Sendowo disiapkan sebagai landasan udara. Pembangunan infrastruktur penunjang dilakukan. Pemberian garis putih dilakukan dengan panjang landasan sejauh 620 meter dan lebar 220 meter. Alasnya masih berupa tanah dan rumput.
Dikutip dari Facebook Roemah Toea, pada Jumat pagi 4 Agustus 1927, tiga pesawat De Havilland DH-9 milik ML-KNIL dengan nomor registrasi H.120.H, H,126 dan H, 130 F terbang di atas langit Yogyakarta dan kemudian mendarat di landasan udara baru tersebut.
Pada saat pendaratan pertama, ketiga pesawat itu mendapat sambutan meriah dari masyarakat dan anak-anak yang bersekolah di dekat lokasi landasan udara. Hari itupun menjadi hari bersejarah di mana, untuk pertama kalinya, Yogyakarta punya landasan udara sendiri.
Untuk Keperluan Militer
Setelah dibuka untuk umum, Landasan Udara di Desa Sendowo segera difungsikan. Namun saat itu penggunaannya hanya sebatas untuk keperluan militer. Landasan udara itu kemudian dinamakan SEKIP, berasal dari bahasa Belanda SCHIET dari kata SCHIETTERREIN yang artinya Lapangan Latihan Menembak.
Landasan udara ini tetap menjadi bandara utama sampai tersiar berita dari harian Bataviaasch Nieuwsblad pada 31 Juli 1940 bahwa akan dibangun lagi bandara udara baru di Yogyakarta.
Disebutkan bahwa bandara udara baru itu dibangun dengan landasan aspal sehingga bisa naik status menjadi “Vliegvield”, sedangkan bandara Sekip statusnya masih “Landingsterrein”.
Bandara udara baru itu dibangun di Maguwo, tepatnya di bekas lahan perkebunan tebu Pabrik Gula Wonocatur. Pembukaannya ditandai dengan penanaman pohon oleh Sri Sultan HB IX. Bandara itu kemudian dinamakan Bandara Maguwo dan kemudian berganti nama menjadi Bandara Adisucipto.
Keberadaan Bandara Sekip
Adanya bandara baru di Maguwo membuat perlahan-lahan aktivitas penerbangan di Bandara Sekip berkurang. Hingga akhirnya bandara itu tidak digunakan lagi dan lahannya dimanfaatkan untuk membangun bangunan baru.
Berbagai peta yang beredar di akun Facebook Roemah Toea menunjukkan letak Bandara Sekip. Kini letak bandara itu diperkirakan berada di sebelah barat Jalan Kaliurang dari perempatan Manna Kampus. Di sana kini sudah banyak berdiri perumahan sehingga letak persis di mana bandara itu sulit diketahui.