Sejarah Masjid Tertua di Kabupaten Blora, Usianya Mencapai 2,5 Abad
Masjid tertua itu merupakan tonggak awal perkembangan Islam di daerah tersebut
Masjid tertua itu merupakan tonggak awal perkembangan Islam di daerah tersebut
Sejarah Masjid Tertua di Kabupaten Blora, Usianya Mencapai 2,5 Abad
Peradaban Islam telah menyebar ke seluruh penjuru Pulau Jawa sejak ratusan tahun silam. Tiap daerah punya bangunan masjid tertua sebagai tonggak awal perkembangan Islam di daerah masing-masing.
Begitu pula di Blora, ada dua masjid yang menurut sejarahnya menjadi masjid tertua di wilayah itu. Masjid tertua adalah Masjid Baitunnur. Masjid ini terletak di jantung kota, tepatnya di barat Alun-Alun Kota Blora. Masjid ini dulunya dibangun oleh Bupati Raden Tumenggung Djajeng Tirtonoto.
-
Di mana Masjid Baitul Makmur berada? Masjid ini menjadi salah satu bangunan megah yang berada di Kabupaten Aceh Barat.
-
Dimana Masjid Ats Tsauroh berada? Letaknya persis di Jalan Veteran 43, Lingkungan Pegantungan, RT01/RW07, Kecamatan Serang, Kota Serang.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
-
Apa yang dilakukan Bung Karno pada Masjid Jamik di Bengkulu? Bung Karno yang dahulu sempat mengenyam pendidikan di Insinyur Teknik Sipil dari Technische Hoogeschool (THS) atau dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), berniat untuk merenovasi masjid tersebut karena sudah tak layak dan juga membahayakan jemaah.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Kapan Masjid Pecinan Tinggi Banten dibangun? Tahun pembangunan diperkirakan pada 1552, atau empat tahun sebelum pendirian Masjid Agung Banten lama pada 1556.
Dilansir dari Liputan6.com, Masjid Baitunnur didirikan pertama kali oleh R.T Djajeng Tirtonoto pada tahun 1774 yang saat itu memerintah Kabupaten Blora di bawah Kasunanan Surakarta dari tahun 1762 hingga tahun 1782.
Karena wilayah kekuasaannya semakin luas, R.T Djadjeng Tirtonoto kemudian membangun rumah kabupaten beserta alun-alunnya. Setelah selesai membangun rumah kabupaten, ia kemudian membangun masjid.
Di masa pemerintahan R.T Djajeng Tirtonoto, masjid tersebut telah memiliki bedug yang terbuat dari pohon jati utuh yang berlubang di tengahnya.
Masjid kedua adalah Masjid Baiturrahman. Masjid ini terletak di Desa Ngadipurwo, Kecamatan Blora Kota. Masjid ini merupakan masjid tertua kedua di Blora setelah masjid agung Baitunnur.
Menurut catatan sejarahnya, Masjid Baiturrahman berdiri hampir bersamaan dengan Masjid Agung Baitunnur. Pada tahun 1774, kedua masjid itu sama-sama didirikan oleh R.T Djadjeng Tirtonoto. Bedanya pada saat pertama dibangun, Masjid Baiturrahman masih berupa sebuah sanggar.
Dilansir dari Liputan6.com, R.T Djajeng Tirtonoto pada awalnya membuat surau di Ngadipurwo setelah memiliki sebidang tanah di desa itu.
Tirtonoto sengaja memilih tempat yang jauh dari alun-alun, yaitu sejauh 7 kilometer, untuk dijadikan tempat tinggalnya saat kelak ia sudah tak menjabat lagi sebagai Bupati Blora.
Setelah 32 tahun berdiri, bangunan itu mengalami kerusakan. Hingga pada tahun 1814, surau itu direhab kembali dengan ‘Sengkalan Sucining Panembah Salira Tunggal’.
- Jadi yang Tertua di Kalimantan Barat, Ini Sejarah Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman
- Sejarah Masjid Bir Ali yang Jadi Tempat Pengambilan Miqat Jemaah Haji
- Fakta Unik Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, Cagar Budaya Sarat Sejarah yang Telah Berusia 3,5 Abad
- Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo
Pada tanggal 19 Agustus 1894, surau itu diubah menjadi Masjid Baiturrahman oleh Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT) Tjokronegoro III.
Meskipun telah diubah menjadi masjid, keaslian kayunya masih terjaga. Selain itu ada juga mimbar khotib dan mustaka (kepala) masjid jawa yang bentuknya mirip mahkota raja jawa.