Tinggal Dekat dengan Perbatasan Malaysia, Begini Kehidupan Masyarakat Suku Dayak Iban
Secara tradisional, mereka tinggal di sebuah rumah kayu yang bentuknya memanjang.
Mereka sudah mendiami rumah panjang sejak lahir.
Tinggal Dekat dengan Perbatasan Malaysia, Begini Kehidupan Masyarakat Suku Dayak Iban
Suku Dayak Iban merupakan salah satu rumpun Suku Dayak yang keberadaannya menyebar di Kalimantan Barat, Sarawak (Malaysia), hingga Brunei Darussalam. Secara tradisional, mereka tinggal di sebuah rumah kayu yang bentuknya memanjang. Mereka menyebutnya rumah panjai atau betang.
Kondisi itulah yang terlihat di perkampungan Suku Dayak Iban di Kalimantan Barat yang dekat dengan perbatasan Malaysia, tepatnya di Sungai Utik, Kabupaten Kapuas Hulu.
-
Apa itu rumah paku? Rumah paku mulai jadi perbincangan pada 2001 setelah ada rumah 5 lantai yang berdiri di tengah jalan tol di provinsi Zhejiang, Cina. Rumah tersebut milik pasangan lansia yang menolak digusur karena tak sepakat dengan nilai kompensasi dan tempat relokasi yang ditawarkan pengembang.
-
Bagaimana bentuk rumah adat Julang Ngapak di Kampung Sempurmayung? Secara filosofis, Julang Ngapak menggambarkan bentuk atap yang menyerupai seekor burung yang tengah mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya tampak melebar, dengan bagian dengan dan belakangnya memiliki motif berbentu “X” sebagai gambaran dari kepala dan ekor burung.
-
Kapan Rumah Tuo Rantau Panjang dibangun? Menurut kabar, salah satu Rumah Tuo Rantau Panjang di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tabir usianya sudah mencapai 700 tahun. Diperkirakan, pemilik awal mendirikannya pada 1330 silam.
-
Kapan Rumah Apung Tambaklorok diresmikan? Rumah apung ini telah rampung dibangun dan diresmikan pada tahun 2016 silam.
-
Apa yang menjadi ciri khas rumah di Dusun Banger? Rumah-rumah di Dusun Banger hampir semuanya berciri khas bangunan Jawa Kuno. Lantainya terbuat dari kayu, sementara dindingnya terbuat dari kayu jati. Walaupun kuno, namun bagian dalamnya cukup luas.
-
Kapan Rumah Singgah Sultan Siak Sri Indrapura dibangun? Dikabarkan bangunan ini sudah berdiri sejak tahun 1895, bisa diperkirakan bangunan ini sudah lebih dari ratusan tahun.
Sesampainya di Rumah Panjang Suku Dayak Iban, pemilik kanal YouTube Pie’ie Mejink mendapati rumah panjang itu sangat sepi. Pada siang hari, warga penghuni rumah itu kebanyakan pergi ke ladang.
Salah seorang penghuni rumah panjang mengatakan, ada 28 kepala keluarga yang menghuni rumah itu. Masing-masing kepala keluarga memiliki satu pintu yang terhubung ke sebuah kamar. Di kamar itu masih terdapat kamar-kamar lain yang terpisah oleh bilik seperti ruang tamu, ruang tidur dan dapur.
Salah seorang penghuni lain yang sudah cukup tua mengatakan, rumah panjang itu dibangun tahun 1973 dan jadi sekitar tahun 1976.
Tak hanya di Sungai Utik, rumah panjang Suku Dayak Iban juga ditemui di Kecamatan Batang Lupar. Dari tempat itu, jarak ke perbatasan Malaysia hanya 40 menit berkendara motor.
Warga Suku Dayak Iban di Batang Lupar mengatakan, pada September ini lagi musimnya mudah cari ikan. Apalagi lokasi mereka tak jauh dari Danau Sentarum. Selain bertani, warga yang mendiami rumah panjang juga membuat kerajinan yang terbuat dari daun hutan yang berduri.
Sementara di Desa Sebindang, Kecamatan Nanga Badau, rumah panjang yang dijumpai di sana sudah tak lagi terbuat dari kayu. Bahkan lantainya sudah terbuat dari keramik.
Bahkan rumah panjang itu sudah dialiri listrik dari PLN. Bisa dibilang, rumah panjang di Nanga Badau merupakan rumah panjang terakhir yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia.
Selain bertani, warga di sana juga mendapat makanan yang diperoleh dari berburu. Sementara untuk keperluan air bersih, mereka masih memanfaatkan aliran sungai.