10 Januari: Peringati Hari Tritura, Tonggak Sejarah Kelahiran Orde Baru
Istilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).
Istilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).
10 Januari Peringati Hari Tritura, Tonggak Sejarah Kelahiran Orde Baru
Hari Tritura merujuk pada peristiwa signifikan dalam sejarah politik Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 19 Oktober 1966, selama pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Sukarno.
Peringatan ini bermula dari tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965 yang mengakibatkan adanya aksi yang diprakarsai oleh Gerakan Mahasiswa.
Dalih yang dibuat adalah bahwa pemerintahan Orde Lama yang lambat dan tidak tegas terhadap PKI dianggap sebagai biang kerusuhan pada Gerakan 30 September 1965.
-
Kenapa Khirani Trihatmojo jadi sorotan? Bareng Cowok Ganteng Belakangan, Khirani Trihatmodjo menjadi sorotan karena momen bersama seorang laki-laki.
-
Siapa pacar Khirani Trihatmojo? Gadis yang akrab disapa Khiran mengungkapkan bahwa dia telah satu tahun bersama Adira Santoso.
-
Kapan Tribrata diwisuda? Upacara wisuda Prajurit Bhayangkara Taruna (Prabhatar) Akademi TNI dan Akademi Kepolisian (Akpol) digelar di Lapangan Sapta Marga, Kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Selasa (28/11).
-
Di mana Tri Heriyanto membudidayakan talas pratama? Empat tahun sudah Tri Heriyanto menjalankan budidaya talas pratama pada sebuah lahan yang berlokasi di Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Apa saja yang termasuk dalam Tri Hita Karana? Unsur-unsur Tri Hita Karana meliputi: Sanghyang Jagatkarana (Tuhan Yang Maha Esa), bhuana (alam), dan manusia.
-
Apa yang di perjuangkan oleh SK Trimurti ? Sejak muda, ia konsisten dalam menyuarakan perlawanan terhadap penjajah Belanda maupun Jepang.
Latar Belakang Peristiwa
Gejolak yang terjadi pada tahun 1960an terjadi akibat Soekarno berseberangan paham dengan negara-negara Barat.
Sikap anti neokolonialimse dan neoimperialisme Soekarno menyebabkan Indonesia kehilangan dukungan politik dan ekonomi luar negeri.
Akibatnya, terjadi krisis ekonomi yang berdampak pada melambungnya harga barang. Puncak krisis ekonomi terjadi pada periode 1965 akibat peristiwa G30SPKI.
Kekacauan politik yang terjadi lantas memunculkan sentimen anti PKI dan anti Soekarno.
Usai gejolak peristiwa G30SPKI, Indonesia memang mengalami pergolakan politik yang cukup runyam. Pada tahun 1966, rakyat dan mahasiswa melakukan demonstrasi besar-besaran untuk memprotes Soekarno atas peristiwa G30SPKI dan inflasi yang terjadi.
Demonstrasi besar-besaran oleh para mahasiswa. Para mahasiswa ini menuntut adanya reformasi pada pemerintahan.
Perhimpunan demonstrasi dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), dan organisasi lainnya seperti KABI, KASI, KAWI, KAGI kemudian membentuk kelompok Front Pancasila.
Demonstrasi ini dilakukan untuk menuntut DPR-GR di antaranya pada 12 Januari 1966. Para pengunjuk rasa menuntut tiga hal dengan tuntutan bernama Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura. Adapun isi Tritura adalah;
1. Bubarkan Partai Komunis Indonesia, karena Pemerintah dianggap lambat dalam mengambil sikap terhadap PKI yang dianggap terlibat dalam peristiwa G30S dan banyak tokoh komunis yang berada didalam kabinet pemerintahan.
2. Rombak Kabinet Dwikora, karena Pemerintah dinilai tidak bisa mengendalikan kestabilan politik, ekonomi dan sosial. Menurut masyarakat, Presiden Soekarno lebih mementingkan perebutan Irian Barat dan urusan konfrontasi Indonesia-Malaysia.
3. Turunkan Harga, kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah kurang tepat yang membuat kestabilan ekonomi yang semakin memburuk.
Tanggapan Atas Aksi Tritura
Menanggapi aksi Tritura ini, pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Soekarno melakukan perombakan kabinet tetapi masih mengikutkan para simpatisan PKI.
Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa untuk melakukan aksi unjuk rasa pada tanggal 24 Pebruari 1966 dan mengakibatkan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim tertembak dan gugur.
Akibat kericuhan yang terjadi pemerintah dengan tegas membubarkan KAMI.
Antipati terhadap pemerintah kemudian dilanjutkan oleh KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia) yang pada masa itu mengobrak-abrik Departemen Luar Negeri sebagai tempat kedudukan Menteri Subandrio.
Setelah kejadian itu, Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang memberikan tugas dan wewenang kepada Jenderal Soeharto.
Melalui Supersemar inilah awal bagi Soeharto mendapatkan wewenang untuk mengambil segala tindakan yang perlu dalam memulihkan keamanan dan ketertiban. Supersemar juga menjadi awal muncul dan berkembangnya kekuasaan orde baru.
Usaha para mahasiswa dalam aksi Tritura untuk memperbaiki kondisi politik dan memperjuangkan hak rakyat ini pun menjadi sejarah bangsa.
Dan untuk mengingat peristiwa itu, setiap tanggal 10 Januari ditetapkan sebagai hari Tritura.
Setelah peristiwa Tritura, lanskap politik di Indonesia mengalami perubahan drastis. Militer, di bawah pimpinan Jenderal Suharto, mendapatkan pengaruh yang lebih besar, dan kekuasaan Sukarno melemah.
Pada akhirnya, tahun 1967 Suharto resmi menjabat sebagai presiden menandai dimulainya era Orde Baru, yang ditandai oleh sentimen anti-komunis yang kuat dan pemerintahan yang lebih otoriter.
Peristiwa seputar Tritura memainkan peran penting dalam membentuk sejarah politik Indonesia pada akhir 1960-an dan seterusnya.