6 Tanda Tubuh Kecanduan Kafein, Tak Baik bagi Kesehatan
Meski ada banyak manfaatnya, ternyata kandungan kafein juga bisa menyebabkan kecanduan.
Meski ada banyak manfaatnya, ternyata kandungan kafein juga bisa menyebabkan kecanduan.
6 Tanda Tubuh Kecanduan Kafein, Tak Baik bagi Kesehatan
Kafein adalah stimulan yang umum ditemukan dalam berbagai minuman seperti kopi, teh, dan minuman energi. Banyak orang mengonsumsinya untuk meningkatkan energi dan konsentrasi, namun penggunaan berlebihan dapat menyebabkan kecanduan kafein.
Kecanduan ini ditandai oleh ketergantungan fisik dan psikologis terhadap kafein, serta gejala yang muncul ketika konsumsi dihentikan atau dikurangi secara tiba-tiba. Salah satu tanda tubuh kecanduan kafein adalah munculnya gejala penarikan atau withdrawal. Gejala ini meliputi sakit kepala, kelelahan, iritabilitas, dan kesulitan berkonsentrasi.
-
Apa saja tanda-tanda tubuh yang menandakan kecanduan kopi? Tanda Tubuh Kecanduan Kopi Sesak dada dan heartburn. Ini adalah ciri-ciri kecanduan kopi yang pertama. Kafein yang terkandung dalam kopi bisa meningkatkan jumlah asam di lambung yang dapat menyebabkan beberapa masalah pencernaan. Minum kopi dengan porsi yang tepat mungkin tak akan jadi masalah. Tapi jika sudah terlalu banyak menyeruput kopi, kamu mungkin akan merasakan heartburn atau sensasi panas yang muncul di dada. Kondisi tersebut dipicu dengan adanya asam lambung yang naik ke kerongkongan karena kadarnya yang meningkat drastis. Otot berkedut. Asupan kafein yang terlalu banyak bisa mengganggu penyerapan kalsium. Kondisi ini tak bisa dianggap remeh karena bisa memicu penipisan tulang, yang pada akhirnya dapat membuatmu sering merasakan otot berkedut. Gejala yang sama juga bisa terjadi ketika kamu mencoba berhenti dari kebiasaan minum kopi secara tiba-tiba. Tekanan darah tinggi. Kafein yang masuk ke tubuh diserap dari lambung, kemudian masuk ke aliran darah pada satu hingga dua jam berikutnya. Zat itu akan meningkatkan tekanan darah dalam waktu yang singkat. Efek ini terjadi karena adanya peningkatan adrenalin dan penghambat hormon yang bekerja melebarkan arteri. Jika jantung mulai berdetak tak beraturan, segera berhenti dan jangan buat tubuh minum lebih banyak kopi. Jika tetap memaksa minum kopi, bisa memacu jantung untuk bekerja lebih keras. Lama-kelamaan, fungsi jantung bisa menurun dan memicu berbagai gangguan pada jantung. Pada kasus yang jarang terjadi, overdosis kafein dapat menyebabkan kematian karena kejang yang dipicu oleh detak jantung tidak beraturan. Sulit konsentrasi. Kafein dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus, tetapi jika dikonsumsi terlalu banyak, efeknya bisa berbalik. Kafein dapat menyebabkan gelisah, cemas, dan sulit berkonsentrasi. Hal ini karena kafein dapat mengganggu keseimbangan neurotransmiter di otak, seperti dopamin, serotonin, dan adenosin, yang berperan dalam mengatur suasana hati, tidur, dan kognisi.Sering buang air kecil. Kafein memiliki efek diuretik, yaitu meningkatkan produksi urine di ginjal. Hal ini dapat menyebabkan kamu sering buang air kecil dan berisiko dehidrasi. Dehidrasi dapat mempengaruhi fungsi tubuh, seperti metabolisme, pencernaan, dan sistem kekebalan. Oleh karena itu, penting untuk minum air putih yang cukup saat mengonsumsi kafein. Sakit kepala. Ini adalah gejala penarikan kafein yang paling umum. Sakit kepala dapat menyerang 12 hingga 24 jam setelah secangkir kopi terakhir kamu. Inilah kenapa secangkir kopi di pagi hari begitu menggoda setelah berpantang di malam hari. Saat tubuh menunggu asupan kafein, pembuluh darah akan melebar. Hal ini dapat mengiritasi ujung saraf yang memicu pusat rasa sakit di otak kamu. Akibatnya, kepala akan mulai berdebar. Sulit tidur. Kafein dapat menghambat reseptor adenosin di otak, yang bertugas untuk mengatur siklus tidur dan bangun. Kafein dapat membuat kamu sulit tidur atau mengalami gangguan tidur, seperti insomnia, apnea, atau parasomnia. Kurang tidur dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental kamu, seperti menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, depresi, dan gangguan kognitif.
-
Bagaimana kafein memengaruhi irama jantung? Kafein mengandung zat simpatomimetik yang dapat memicu peningkatan tekanan darah dan mempercepat detak jantung. "Kafein itu membawa agen simpatomimetik, artinya zat tersebut memicu saraf simpatis yang menyebabkan tubuh kita mengalami peningkatan tensi dan detak jantung menjadi lebih cepat," jelas dr. Gabi.
-
Kapan efek kafein mulai terasa di tubuh? Saat dikonsumsi, kafein cepat diserap oleh tubuh dan mulai memengaruhi otak dalam waktu sekitar 15 menit.
-
Kapan tanda-tanda kecanduan kopi mulai muncul? Jika tanda tubuh kecanduan kopi mulai muncul, segera kurangi asupan kopi secara bertahap.
-
Kapan efek kafein dalam teh terasa? Pengaruh kafein tetap terasa, tapi efeknya perlahan dan bertahan lebih lama.
-
Kenapa kafein bisa bantu mengurangi selulit? Lotion penghalus dan krim selulit seringkali mengandung kafein untuk membantu mengurangi tampilan selulit. Menurut American Academy of Dermatology, krim kafein juga dapat mengeringkan air di dalam sel lemak. Efek ini dapat mengempiskan tampilan selulit sehingga tidak terlalu terlihat.
Gejala ini biasanya muncul beberapa jam setelah dosis terakhir kafein dan dapat bertahan hingga beberapa hari. Orang yang kecanduan kafein sering merasa perlu mengonsumsi kafein untuk menghindari gejala-gejala tersebut, yang membuat mereka terjebak dalam siklus ketergantungan.
Lantas, sebenarnya seperti apa tanda tubuh kecanduan kafein yang dapat diperhatikan? Dilansir dari laman Liputan 6, ini dia selengkapnya mengenai tanda tubuh kecanduan kafein yang telah kami rangkum.
Apa Itu Kecanduan Kafein?
Minuman berkafein seperti kopi, bukan lagi barang asing bagi manusia. Sejak dahulu, kopi menjadi salah satu komoditi yang dicari oleh masyarakat. Bahkan, hingga saat ini semakin banyak orang yang suka mengonsumsi kopi, baik usia remaja, dewasa, pria, bahkan wanita. Meski dikenal akan banyak manfaatnya, ternyata kandungan kafein di dalamnya juga bisa menyebabkan kecanduan.
Kendati kopi dikenal sebagai sumber kafein, sebenarnya kafein tersebut juga bisa ditemukan pada sumber lain seperti soda, minuman berenergi, teh bahkan permen karet. Namun, kadarnya saja yang membedakan.
Untuk digolongkan sebagai 'kecanduan', berarti seseorang mengonsumsi kafein dalam jumlah berlebihan dan berbahaya dari hari ke hari dan melakukannya dalam jumlah sedemikian rupa sehingga memiliki efek negatif pada interaksi sosial, kesehatan mereka, dan area lain dalam kehidupan mereka.
Untuk meningkatkan energi dengan cepat, banyak dari kita bergantung pada kafein, yang dalam jumlah sedang tidak berbahaya. Tetapi mengonsumsinya dalam jumlah yang tidak sehat bisa menjadi sangat berbahaya, menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Menurut NHS Tayside, jika Anda terbiasa mengonsumsi stimulan ini dalam jumlah besar, Anda harus berhati-hati agar tidak langsung menguranginya terlalu cepat, karena hal itu dapat menyebabkan sakit kepala penarikan, biasanya terjadi sekitar 18 jam kemudian. Berikut beberapa tanda tubuh kecanduan kafein yang perlu diperhatikan.
Tanda Tubuh Kecanduan Kafein
1. Gelisah
Tanda tubuh kecanduan kafein dosis tinggi yang pertama adalah bisa menyebabkan timbulnya rasa gelisah bagi sebagian orang. Bahkan, konsumsi kafein dalam jumlah yang terlalu banyak juga akan menyebabkan timbul rasa cemas bahkan bisa meningkatkan serangan panik, khususnya mereka yang rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Maka dari, akan lebih bijak jika mengurangi dosis kafein secara perlahan.
2. Mudah Marah
Tanda tubuh kecanduan kafein yang kedua adalah mudah marah. Pasalnya, kafein adalah sejenis stimulan yang bisa merangsang saraf pusat.
Menurut ahli gizi senior di UCLA Medical Center, Dana Hunnes, Ph.D., M.P.H., R.D., kafein dapat merangsang reseptor dopamin dalam otak. Dampaknya seperti halnya kokain dan obat-obatan tertentu lainnya, akan tetapi tidak dengan tingkat yang sama. Selain itu, kafein juga bisa melepaskan adrenalin.
3. Toleransi yang Meningkat
Toleransi yang meningkat adalah tanda tubuh kecanduan kafein yang ketiga. Ini terjadi ketika konsumsi kafein secara rutin menyebabkan tubuh beradaptasi, sehingga diperlukan jumlah yang lebih besar untuk merasakan efek yang sama, seperti peningkatan energi dan fokus.
Akibatnya, Anda akan mengonsumsi lebih banyak kafein dari waktu ke waktu, yang dapat meningkatkan risiko efek samping negatif seperti kecemasan, gangguan tidur, dan masalah jantung.
4. Sulit Berkonsentrasi
Tanda tubuh kecanduan kafein yang keempat adalah kesulitan untuk berkonsentrasi. Kafein dikenal mampu meningkatkan fokus dan kewaspadaan, sehingga ketika dikonsumsi, para pecandu akan mengalami penurunan konsentrasi yang signifikan.
Ketergantungan pada kafein untuk fungsi kognitif harian membuat otak kesulitan mempertahankan tingkat fokus yang sama tanpa stimulan ini. Akibatnya, individu yang kecanduan kafein sering merasa sulit untuk berkonsentrasi, terutama pada tugas-tugas yang memerlukan perhatian penuh, jika mereka tidak mendapatkan asupan kafein yang biasa.
5. Gangguan Pola Tidur
Kafein adalah stimulan yang bekerja dengan cara memblokir adenosin, neurotransmitter yang membuat kita merasa mengantuk. Ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan atau terlalu dekat dengan waktu tidur, kafein dapat menyebabkan kesulitan untuk tertidur dan mengurangi kualitas tidur secara keseluruhan.
Seseorang yang kecanduan kafein sering kali membutuhkan lebih banyak waktu untuk tertidur, mengalami tidur yang lebih dangkal, dan lebih sering terbangun di malam hari. Akibatnya, mereka tidak mendapatkan istirahat yang cukup, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.
6. Iritabilitas dan Suasana Hati yang Buruk
Ketika tubuh terbiasa dengan asupan kafein yang tinggi dan tidak mendapatkannya, perubahan kimia dalam otak dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang drastis, termasuk peningkatan iritabilitas, kecemasan, dan bahkan depresi ringan.
Selain itu, ketika seseorang terlalu bergantung pada kafein untuk mempertahankan energi dan kewaspadaan sepanjang hari, mereka mungkin mengalami lonjakan dan penurunan energi yang tiba-tiba. Ketika efek stimulan kafein mulai mereda, orang tersebut dapat merasa letih, lesu, dan mudah tersinggung.
Cara Mengatasi Kecanduan Kafein
Jika Anda sudah menyadari adanya gejala kecanduan kafein, maka mulailah berhenti secara perlahan. Tentunya, supaya kecanduan tersebut tidak terjadi secara berkelanjutan.
Melansir Klikdokter, berikut ini cara mengatasi kecanduan kafein yang bisa diterapkan:
1. Kurangi bertahap
Apabila Anda terbiasa minum lima cangkir kopi setiap hari, coba untuk mengurangi porsinya yang dikonsumsi secara bertahap. Jika sebelumnya mengonsumsi satu penuh cangkir kopi dalam satu waktu, coba untuk menguranginya menjadi setengahnya.
2. Ganti dengan minuman bebas kafein
Mungkin Anda terbiasa minum kopi karena suka dengan kehangatannya sampai akhirnya kecanduan. Salah satu cara menghilangkan kecanduan kafein adalah menggantinya dengan minuman bebas kafein. Seperti menukar kopi yang biasa diminum sore hari dengan segelas jeruk hangat.
Teh hijau atau teh herbal lain yang bebas kafein juga bisa jadi pilihan untuk mengatasi kecanduan kafein. Anda juga bisa untuk mencoba teh yang punya aroma jeruk dan mint. Pasalnya, teh dengan campuran tersebut dipercaya mampu mengatasi kecanduan kafein.
3. Tukar dengan minuman kafein rendah
Kandungan kafein dalam setiap jenis minuman sangat beragam. Maka, cara menghilangkan kecanduan kafein berikutnya adalah dengan memilih jenis minuman yang punya kadar kafein lebih rendah. Seperti, menukar kopi hitam dengan kopi decaf.
4. Tidur berkualitas
Biasa tidur cukup dan tepat waktu bisa mengurangi pikiran serta kecanduan terhadap kafein. Ketika mendapatkan tidur yang cukup, tubuh tidak akan kelelahan, selalu fit, serta akhirnya Anda tidak butuh kafein yang terlalu banyak.
5. Rutin olahraga
Olahraga bisa memberi efek stimulasi pada tubuh. Hal ini juga bisa memberi manfaat bagi kesehatan. Maka, apabila Anda ingin tubuh yang lebih segar, ada baiknya untuk lakukan olahraga secara rutin serta teratur dibandingkan harus ketergantungan pada kopi.