Berbeda dari Bangsawan Lain, Begini Kisah Keluarga Suropati Menolak Tunduk pada Kolonial Belanda
Suropati jadi incaran pihak kolonial Belanda setelah terbunuhnya seorang opsir VOC
Suropati jadi incaran pihak kolonial Belanda setelah terbunuhnya seorang opsir VOC
Berbeda dari Bangsawan Lain, Begini Kisah Keluarga Suropati Menolak Tunduk pada Kolonial Belanda
Menghindari kejaran VOC, Suropati mengungsi ke Pasuruan. Di sana, ia mendirikan keraton dan menjadi penguasa independen dengan gelar Tumenggung Wironegoro.
Sejak awal, Suropati tegas menyatakan sikapnya menentang kolonialisme Belanda. Sikap ini lalu diteruskan oleh para keturunannya.
Keturunan Suropati
Mengutip Instagram @jurulamadjang, Suropati meninggal akibat serangan gabungan koalisi
VOC pada tahun 1705 di Bangil, Pasuruan.
Kematian Suropati membuat keturunan dan para pengikutnya yang jumlahnya sangat banyak terus-menerus melakukan perlawanan terhadap VOC, khusunya di wilayah Malang, Lumajang, Winongan, Ngantang, dan Porong.
-
Bagaimana cara Soeratin menentang kolonialisme Belanda? Soeratin dan rekan-rekannya ingin mengimplementasikan amanat Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Dia sendiri punya keinginan menyemai nasionalisme di kalangan pemuda melalui sepak bola. Hal ini sekaligus menjadi bentuk menentang kolonialisme Belanda.
-
Mengapa kolonial Belanda ingin menumpas seluruh keluarga Suropati? Mengutip Instagram @jurulamadjang, kolonial Belanda menggunakan gagasan Tumpes Kelor, yakni menumpas seluruhnya sampai ke akar-akar. Pihak kolonial bermaksud menghukum mati seluruh anggota keluarga Suropati. Selain membalas dendam atas kematian salah satu perwira VOC, pihak kolonial ingin mengontrol kekuasaan dan perpolitikan di tahan Jawa yang sebelumnya berada di tangan trah Suropati.
-
Di mana orang Jawa Suriname bekerja pada masa kolonial Belanda? Dahulu di perkebunan itu banyak orang Jawa dipekerjakan oleh pemerintah kolonial Belanda.
-
Mengapa kolonial Belanda membangun jalur kereta api di Sumatera Barat? Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
-
Siapa sosok pahlawan dari Tanah Batak yang berjuang melawan kolonialisme Belanda? Sosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan. Masa kolonialisme Belanda begitu banyak melahirkan pahlawan-pahlawan yang tak gentar membela tanah kelahirannya sekaligus Bangsa Indonesia.
-
Mengapa Tjokropranolo diburu oleh Belanda? Keberadaan Soedirman memang menjadi momok bagi mereka, sehingga dirinya sangat diburu oleh Belanda.
Berbeda dari keluarga aristokrat Jawa lainnya, Suropati dan para keturunannya dikenal sebagai tokoh yang sangat konsisten.
Selama hidupnya, keluarga dan para keturunan Suropati menolak tunduk kepada VOC Belanda dan
terus melakukan perlawanan kepada pihak kolonial tersebut.
Sikap enggan kompromi yang dipegang teguh keluarga Suropati membuat pihak kolonial Belanda melakukan kampanye militer ke ujung Jawa Timur tepatnya di wilayah basis keturunan Suropati pada tahun 1767-1768.
Sejumlah tokoh penting yang memiliki hubungan dengan Suropati yakni Tumenggung
Kartanagara (Adipati Lumajang/anak Suropati), Tumenggung
Mlayakusuma (Adipati Malang/anak Kartanagara), Natayuda
(Porong), dan Tirtakusuma (Winongan).
Lobi-lobi VOC
Sebelum melakukan ekspedisi militer ke Lumajang, pihak Belanda melakukan kontak diplomatik/kompromi yang ditengahi Adipati Banger (Probolinggo) Tumenggung Puspakusuma.
Adipati Banger diminta untuk menasehati Adipati Lumajang dengan cara berkirim surat agar bersedia menunjukan sikap lebih bersahabat dan tunduk pada pimpinan VOC saat itu, Kapten Casper Lodwijk. Jika hal tersebut dilakukan, VOC berjanji akan melupakan masa lalu dan memaafkan perbuatan yang dilakukan oleh moyangnya (Suropati).
Lebih lanjut, surat tersebut menegaskan jika Kartanagara dan saudara-saudaranya tidak mau datang ke Pasuruan untuk menunjukkan sikap tunduk pada VOC, maka Lumajang akan diserang.
engkau menasehatiku untuk tunduk pada kompeni, jawabanku
adalah aku tidak bisa melakukannya karena Gusti Allah tidak menghendaki hal itu. Selama kerisku masih runcing, aku berjanji
akan memerangi kompeni jika berani masuk ke wilayahku, dan
perlawanan adalah kehendak Gusti Allah," demikian isi surat balasan Adipati Lumajang Tumenggung Kartanagara tertanggal 31 Maret 1767, dikutip dari Instagram @jurulamadjang, Jumat (10/5/2024).
Konsekuensi
Cepat atau lambat, Kartanagara yakin Belanda akan menyerang Lumajang. Ia pun mempersiapkan dan
mengirim para prajuritnya berpatroli di perbatasan
Lumajang-Banger, serta banyak mendirikan barikade dan jebakan sepanjang rute menuju Lumajang.
- Kisah Ipik Gandamana, Tokoh Bangsa yang Jadi Bupati Bogor Pertama
- Melihat Lebih Dekat PLTA Peninggalan Penjajah Belanda di Semarang, Masih Banyak Bangunan Tua Kolonial yang Berdiri Kokoh
- Sosok Pong Tiku, Pemimpin Asal Bugis yang Melawan Kolonial Belanda Terlama di Sulawesi Selatan
- Nyaris Satu Abad Melawan Kolonial, Begini Kisah Keluarga Suropati yang Berujung Tragis di Tangan Belanda
Sayangnya, berbagai upaya perlawanan yang dilakukan Kartanagara dan para keturunannya berujung tragis. Pada September 1768, Lumajang akhirnya jatuh ke tangan VOC Belanda.