Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan
Keberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
Telaga Buret jadi sumber kehidupan
Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan
Ulur-Ulur Telaga Buret merupakan upacara adat yang diselenggarakan di desa Sawo Campurdarat, kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Tradisi ini dilakukan sebagai ekspresi rasa syukur kepada Tuhan atas keberadaan Telaga Buret yang memenuhi kebutuhan air warga sekitar.
(Foto: Instagram @inforekreasi)
-
Kapan sebaiknya berkumur dengan air bersih? Sebelum kamu menyikat gigi, jangan lupa berkumur dengan air bersih.
-
Kenapa air bersih bisa habis di bumi? Namun, bumi bisa saja kehabisan air bersih yang dapat digunakan, atau setidaknya mengalami penurunan cadangan air sangat rendah.
-
Kapan BRI memulai menyalurkan air bersih? Penyaluran air bersih ke titik-titik terdampak kekeringan itu mulai dilakukan pada 25 Oktober.
-
Apa ciri-ciri udara yang bersih dan sehat? Udara bersih adalah udara yang mengandung beberapa jenis gas dengan komposisi yang normal.
-
Kapan bumi bisa kekurangan air bersih? Seiring adanya pertumbuhan populasi, semakin banyak air yang dibutuhkan untuk menopang industri, rumah tangga, dan lingkungan.
-
Apa yang membuat selada air menjadi sayuran paling sehat? Selada air merupakan sayuran sehat dengan manfaat segudang dan disebut sebagai sayuran paling sehat.
Warisan Nenek Moyang
Tradisi ini merupakan warisan nenek moyang untuk menyampaikan rasa syukur atas anugerah air Telaga Buret yang mengairi area sawah di Desa Sawo, Gedangan, Ngentrong, dan Gamping. Tradisi ini rutin dilakukan setahun sekali sejak 1995.
Ulur-Ulur Telaga Buret dilaksanakan pada Jumat Legi atau Jumat Pon bulan Selo.
Pelestarian
Pada tahun 1995, masyarakat dari empat desa yang mendapatkan manfaat langsung Telaga Buret membantuk organisasi sosial kesepuhan yang bernama paguyuban Sendang Tirtomulyo. Paguyuban ini dibentuk dengan tujuan melestarikan budaya Ulur-Ulur, sumber air, dan kelestarian hutan di sekitar Telaga Buret.
Rangkaian Upacara
Beberapa hari sebelum pelaksanaan Ulur-Ulur Telaga Buret, lebih dahulu dilakukan upacara Hep-Hep/Nglampet (membersihkan atau "sesuci") di balai desa Sawo Tulungagung.
Selain itu dalam rangkaian ini terdapat upacara sajian atau disebut Sradan. Di mana masyarakat beberapa daerah membersihkan makam dan membawa bungkusan berisi makanan hasil bumi.
Prosesi upacara adat Ulur-Ulur mencakup jamasan arca Dewi Sri dan Joko Sedono sebagai simbol kemakmuran. Dikutip dari laman resmi kebudayaan.kemdikbud.go.id, jamasan ini dilakukan oleh sesepuh wanita yang telah diberi mandat oleh kasepuhan.
Dewi Sri dan Joko Sedono
Di daerah pegunungan Kapur Selatan terdapat temuan batu dasar semacam altar dan dua buah arca. Masyarakat setempat meyakini arca itu adalah Dewi Sri dan Joko Sendana yang dipercayai sebagai Dewa Padi. Jamasan dilakukan terhadap kedua arca ini.
- Jangan Langsung Dibuang! Ini Manfaat Cangkang Telur untuk Peralatan Rumah Tangga Hingga Kecantikan
- Jelang Pemilu, Kantor Desa di Sragen 'Diteror' Kembang Kantil
- Turap Penahan Tebing di Taman Margasatwa Ragunan Jebol Akibat Curah Hujan Tinggi
- Ular Besar dalam Sumur Kejutkan Warga Tangerang yang Hendak Berwudu
Diakui
Pada tahun 2020, tradisi Ulur-Ulur Telaga Buret diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI.