Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Berikut Daftar dan Sejarahnya
Peninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.
Peninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Berikut Daftar dan Sejarahnya
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan yang berdiri pada 450 Masehi terletak di sebuah daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota Bogor, Jawa Barat. Sedangkan wilayah kekuasaannya meliputi Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten. Kerjaan tersebut bisa dikatakan merupakan kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa.
Raja yang paling terkemuka dan banyak menorehkan jejak di Kerajaan Tarumanegara yakni Raja Purnawarman yang juga dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.Pada masa pemerintahannya, ia berjaya di bidang pertanian, perikanan dan perdagangan yang membuat kehidupan rakyat sejahtera. Ia juga memprakarsai pembuatan saluran air untuk pertanian dan mencegah banjir.
Berikut merdeka.com merangkum daftar peninggalan Kerajaan Tarumanegara sebagai bukti berdirinya dan keberadaan kerajaan tersebut yang dikutip dari berbagai sumber. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang terletak di terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
-
Kapan Kerajaan Tarumanegara dimulai? Kerajaan ini memulai kekuasaannya pada tahun 358 masehi.
-
Apa benda peninggalan dari Kerajaan Tarumanagara yang ada di Karawang? Salah Satu Peninggalan Tarumanagara Adalah Percandian Batujaya di Karawang.
-
Di mana pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara berada? Saat dipimpin Purnawarman, pusat pemerintahannya terletak di antara Kecamatan Tugu, Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
-
Di mana Tari Topeng Kemindu menjadi bagian dari tata krama Kesultanan Kutai Kartanegara? Tari ini juga menjadi bagian dari tata krama protokoler penyambutan tamu kehormatan di lingkungan Kesultanan Kutai Kartanegara.
-
Kapan Kerajaan Kendan berkuasa? Kerajaan Kendan berkuasa sekitar abad ke-6 sampai ke-7 masehi, dan merupakan salah satu kerajaan Sunda yang pernah berjaya.
-
Kapan Kerajaan Nagur mengalami puncak kejayaannya? Sampai dengan masa akhir kejayaannya di abad ke-5 sampai 6, kerajaan Nagur sudah dipimpin oleh empat raja yakni Darayad Damanik, Marah Silau, Soru Tilu dan Timo Raya.
Mengutip laman resmi Kabupaten Bogor, tulisan dalam prasasti Ciaruteun berbentuk puisi India dengan irama anustubh yang terdiri dari 4 baris.
Berdasarkan pembacaan oleh Poerbatjaraka, prasasti tersebut berbunyi:
"vikkranta syavani pateh srimatah purnnavarmmanah tarumanagarendrasya visnoriva padadvayam"
yang memiliki arti:
"ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnavarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia"
2. Prasasti Pasir Koleangkak
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara berikutnya yakni Prasasti Pasir Koleangkak. Prasasti ini terletak di Kampung Pasir Gintung RT 02/RW 04, Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung.
criman data krtajnyo narapatir asamo yah purl tarumayan
namma cri purnnavarmma pracuraripucarabedyavikhyata-
varmmo
tasyedam padavimbad'iyamarinagarotsadanenityadaksham
ripunam
Artinya :"Gagah, mengagumkan, dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termashur Sri Purnawarman, yang sekali waktu (memerintah) di Taruma dan baju zirahnya yang terkenal (warman). Tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya."
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
3. Prasasti Kebon Kopi
Selanjutnya, peninggalan Kerajaan Tarumanegara adalah Prasasti Kebon Kopi. Tahun 1863, tuan tanah kebon kopi yang bernama Jonathan Rig menemukannya di dekat daerah Buitenzorg, yang kini disebut dengan Bogor melansir dari laman resmi Kecamatan Cibungbulang.
Prasasti Kebon Kopi ini terletak di Kampung Muara, termasuk wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Menggunakan aksara Pallawa berbahasa Sanskerta, pada prasasti ini tertulis: “… jayaviśālasya tārūme(ndra)sya ha(st)inah… (airā)vatābhasya vibhātīdam=padadvāyam”
Artinya: “Di sini tampak sepasang tapak kaki … yang seperti (tapak kaki) Airawata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam … dan kejayaan”
4. Prasasti Tugu
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang menorehkan tulisan terbanyak adalah Prasasti Tugu. Di sisi lain, yang disayangkan prasasti ini tidak menuliskan keterangan tahun kapan prasasti ini dibuat.
Mengutip laman Kemendikbud, Prasasti Tugu ditulis dalam aksara Pallawa awal berbahasa Sanskerta dalam bentuk sloka dengan metrum anustubh. Cerita yang tertulis di Prasasti Tugu berbunyi:1. Pura Rajadhirajena guruna pinabahuna Khata Khyatam purim prapaya
2. Chandrabhagannavam yayau// Pravaddharma-dvavincadvatsare crigunaujasa
3. Narendrahvaabbhunena (bhutena)
5. Ayata shatsahasrena dhanusha(m) sa-caten ca dvavincena nadi ramya Gommati Nirmalosaka// pitamahasya rajashervvidarya cibiravanim
6. Brahmanai=r ggo-sahasrena (na) prayati krtadakshino//.
Artinya: “Dahulu atas perintah rajadhiraja Paduka Yang Mulia Purnawaarman, yang menonjol dalam kebahagiaan dan jasanya di atas para raja, pada tahun kedua puluh dua pemerintahannya yang gemilang, dilakukan penggalian di Sungai Chandrabhaga setelah sungai itu melampaui ibukota yang masyur dan sebelum masuk ke laut.
Penggalian itu dimulai dari hari kedelapan bulan gelap phalguna dan selesai pada hari ketiga belas bulan terang bulan caitra, selama dua puluh satu hari.
5. Prasasti Pasir Awi
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang satu ini memiliki lokasi yang berbeda dibanding enam prasasti lainnya yang berada di daerah aliran sungai, sedangkan Prasasti Pasir Awi berada di daerah perbukitan.
Tak ada keterangan yang dapat dibaca pada prasasti ini selain pahatan piktograf berbentuk sebatang dahan dengan ranting dedaunan dan buah. Menurut laman Kemendikbud, Rogier Diederik Marius Verbeek menyatakan piktograf tersebut menggambarkan angka tahun. Namun hingga kini belum ada yang memastikannya dengan akurat. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
6. Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang. Dilaporkan pertama kali oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864, prasasti ini tepatnya berada di tepi Sungai Cisadane dan ± 50 m ke muara Cianten.
- Kental dengan Nuansa Kerajaan Kuno, Intip Pemandian yang Dibangun oleh Sultan Pakubuwono X Suasananya Asri
- Menguak Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno, Dipimpin Pertama Kali oleh Raja Sanjaya
- Menilik Sejarah Bekasi, dulu Pusat Kerajaan Tarumanegara kini Ditemukan Sumber Minyak Baru
- Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM
7. Prasasti Cidanghiang
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara terakhir yang berupa prasasti adalah Prasasti Cidanghiang. Prasasti yang memiliki nama lain Prasasti Munjul ini berlokasi di aliran Sungai Cidanghiang, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang.
Prasati Cidanghiang ditulis di media batu andesit yang berukuran sekitar 3, 2 m x 2,25 m dengan menggunakan teknik pahat. Aksara yang digunakan huruf Pallawa berbahasa Sansekerta, di sana tertulis: vikrānto ‘yaṃ vanipateḥ | prabhuḥ satyaparā[k]ramaḥ
narendraddhāvajabhūtena | śrīmataḥ pūrṇṇavarmaṇaḥ
Artinya: “Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja-raja.”