Tari Muang Sangkal, Seni Penolak Bala asal Sumenep Penari Tak Boleh Sembarang Orang
Tak bisa ditarikan oleh sembarang orang, ini filosofi Tari Muang Sangkal
Kenapa begitu? Simak alasannya
Tari Muang Sangkal, Seni Penolak Bala asal Sumenep Penari Tak Boleh Sembarang Orang
Tari Muang Sangkal merupakan salah satu ikon kesenian Pulau Madura. Kesenian yang berasal dari Sumenep ini dipercaya bisa menjauhkan dari bahaya atau penolak bala.
Asal-usul
Secara harfiah muang artinya membuang dan sangkal adalah petaka. Tarian ini dilakukan untuk membuang petaka dalam diri seseorang. Munculnya Tari Muang Sangkal dilatarbelakangi oleh seorang seniman Sumenep bernama Taufiqurrachman. Kini, Tari Muang Sangkal dikenal sebagai salah satu ikon budaya yang ada di Kabupaten Sumenep. Tari Muang Sangkal bisanya digelar saat acara hajatan atau ada tamu besar yang datang ke Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
-
Kapan tari tradisional mulai berkembang? Jenis tari tradisional telah berkembang dari masa ke masa yang telah melewati waktu cukup lama di suatu daerah, adat, atau etnik.
-
Di mana tradisi sungkem diperkirakan berasal? Diperkirakan Berasal dari Solo Praktik tradisi sungkeman di Solo Dianggap Sebagai Praktik Terselubung Melawan Penjajah
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Bagaimana proses pembuatan Kerupuk Bangreng Sumedang yang masih tradisional? Udin menambahkan, pembuatannya masih tradisional. Mula-mula adonan tapioka diuleni, lalu dimasukkan ke mesin cetak.
-
Bagaimana cara membuat lemet singkong tradisional? Campur aduk rata semua bahan jadi satu, lalu bungkus dengan daun pisang, lakukan sampai habis. 2. Masukkan ke dalam kukusan, beri air agar matang rata, lalu kukus sampai matang kira-kira 30 menit. 3. Angkat, dinginkan lalu lap satu persatu kue agar tidak air di daunnya. Tujuannya agar kue tidak cepat basi. 4. Lemet pun siap dinikmati, paling enak disantap selagi masih hangat.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Ngitung Batih di Trenggalek? Ngitung batih adalah menjumlah anggota keluarga per rumah. Arti ini juga berkaitan dengan jumlah uba rampe takir plonthang yang akan disiapkan. Misalnya keluarga A berjumlah 7 orang, maka perlu dibuat takir plonthang sebanyak tujuh buah.
Ciri Khas
Gerakan tarian muang sangkal seperti gerak-gerak dari Keraton Sumenep yang bertitik tolak dari gaya Yogyakarta. Gerakan itu dipadukan dengan ciri-ciri yang ada di Keraton Sumenep.
Tahapan Menari
Dikutip dari buku 'Perempuan dan Kehormatan bagi Masyarakat Madura' (2020) karya Dedi Dores, pertunjukkan Tari Muang Sangkal diawali dengan gerakan cepat. Para penari berjalan beriiringan menuju panggung. Dilanjutkan dengan gerakan yang lebih halus, di mana para penari menari sembari membawa cemong atau mangkung kuningan berisi kembang beraneka macam. Mereka menaburkannya dengan gerakan lembut. Gerakan ini diselaraskan dengan musik pengiring, yaitu musik gamelan khas keraton dengan gending sampak, gending oramba-orambe dan gending lain.
Beras Kuning
Saat pertunjukan, para penari menabur beras kuning, untuk menjamu tamu agung di Pendopo Keraton Sumenep, acara hajatan atau resepsi pernikahan.
Pengembangan
Tari Muang Sangkal berfungsi sebagai cerminn dan legitimasi tatanan sosial, sekaligus sebagai wahana ekspresi ritus sekuler maupun religius dan sebagai hiburan sosial atau kegiatan rekreasional. Tari ini dikembangkan di Sanggar Tari Potre Koneng. Dikutip dari laman resmi UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta, Sanggar Tari Potre Koneng tidak hanya mengelola kesenian tradisi, tetapi juga mengelola kesenian kreasi.
Selain sanggar kesenan, tak sedikit sekolah dari tingkat TK hingga SMA/sederajat yang punya ekstrakurikuler Tari Muang Sangkal. Sementara itu, pengembangan Tari Muang Sangkal ditunjukkan dengan durasi yang awalnya 13 menit jadi tujuh menit dengan gerakan dua kali putar.