Lima fakta soal komunitas Yahudi di Indonesia
Orang Yahudi sudah berabad-abad menetap di Indonesia.
Tidak mudah melacak dan mencari tahu soal keberadaan orang-orang Yahudi di Indonesia. Sebab, demi alasan keamanan, mereka menutup diri rapat-rapat.
Apalagi, persoalan Yahudi begitu sensitif di negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar sejagat ini. Masyarakat di Tanah Air menganggap orang Yahudi jahat, kejam, bengis. Pandangan negatif muncul lantaran ketidaktahuan dan tidak pernah bergaul dengan orang Yahudi.
Mereka menganggap orang-orang Yahudi di mana saja sama, kejam seperti Israel menjajah bangsa Palestina. Banyak orang menyangka saban hari orang Yahudi mengintimidasi, menghina, menangkap, menculik, dan membunuh warga Palestina. Itu di luar fakta, Israel sebagai rezim pemerintahan memang merampas harta dan tanah Palestina.
Banyak orang menganggap Yahudi sama dengan Zionisme. Padahal ini dua hal berbeda. Yahudi merujuk pada etnik dan agama, sedangkan Zionisme adalah gerakan politik untuk mendirikan negara Israel di Palestina.
Berikut sejumlah fakta mengenai komunitas Yahudi di Indonesia hasil penelusuran merdeka.com.
-
Kenapa bangsa Yahudi bisa berhasil menguasai berbagai posisi penting di dunia? Menurut laporan SlavaGuide dan PBS, Jumat (10/11), faktor utama yang menyebabkan kesuksesan ini adalah sejarah mereka. Awalnya, orang Yahudi tidaklah berbeda jauh dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka memiliki negara kecilnya sendiri, dan mereka banyak terlibat dalam berbagai kegiatan termasuk pertanian, produksi industri, perdagangan, keuangan, dan urusan militer.
-
Apa saja faktor utama yang menyebabkan kesuksesan bangsa Yahudi? Jadi, kesuksesan para Yahudi terutama terletak pada tiga hal: ilmu, ketekunan, dan saling mendukung sesama umat. Pengetahuan dapat memberikan landasan dan kemampuan untuk merespon dengan cepat pada perubahan situasi. Ketekunan memberikan kemungkinan untuk menyelesaikan tugas dengan seefisien mungkin. Dukungan membuat bangsa yang pernah terpecah-belah dapat bersatu dan menguasai dunia bersama-sama.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari makam Yahudi di Bergota dibandingkan dengan makam lainnya? Bentuk makam Yahudi di Bergota sangat berbeda dengan makam-makam lainnya. Kalau kebanyakan makam nisannya bertuliskan huruf latin, nisan makam Yahudi bertuliskan huruf Ibrani.
-
Apa yang terjadi pada Yochai Avni? Sipir Israel Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Pembunuhan Bermotif Politik Seorang sipir di penjara Israel ditemukan tewas di rumahnya di Tepi Barat yang diduduki, Palestina dan diduga korban pembunuhan.
-
Kenapa YKMI mengeluarkan daftar perusahaan yang terafiliasi dengan Israel? Daftar produk yang dikeluarkan YKMI tersebut menjadi rujukan untuk menjawab kebingungan masyarakat terhadap produk yang terafiliasi, serta menjadi penguat dari Irsyadat MUI “Ramadan Tanpa Produk Genosida”.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Tel Yehud? Peneliti Israel menemukan jejak-jejak dari artefak keramik bekas narkotika jenis opium abad ke-14 sebelum Masehi.
Samarkan identitas
Karena takut dibunuh, orang-orang Yahudi di Indonesia banyak menutup diri. Banyak dari mereka menulis sebagai pemeluk agama Kristen atau Islam meski saban hari mereka menjalankan ibadah menurut ajaran Yudaisme.
Mereka menggelar Sabbath masing-masing di rumah atau mengadakan perayaan Sabbath bersama secara rahasia. Mereka juga merayakan peringatan hari-hari suci Yudaisme secara tertutup.
Saking rahasianya, kadang sesama Yahudi tidak saling mengenal.
Tiga golongan Yahudi di Indonesia
Orang-orang Yahudi di Indonesia terdiri dari tiga golongan. Pertama, Yahudi Sephardi. Mereka adalah orang-orang Yahudi dari Timur Tengah, seperti Irak dan Yaman.
Kedua, orang-orang Yahudi berdarah Belanda. Leluhur mereka tadinya adalah tentara Belanda atau pegawai VOC. nenek moyang mereka datang bersamaan dengan mulai berlakunya penjajahan Belanda atas Indonesia.
Ketiga, Yahudi Ashkenazi. Adalah orang-orang Yahudi keturunan pengungsi lari dari kejaran Nazi saat Perang Dunia Kedua. Mereka kebanyakan berasal dari Eropa Timur dan Jerman.
Orang Yahudi sudah berabad-abad di Indonesia
Banyak yang tidak tahu orang Yahudi sejatinya sudah berabad-abad menetap di Indonesia. Paling awal tiba adalah saudagar Yahudi asal Fustat (Kairo kuno). Pedagang kamper ini tiba di Pelabuhan Barus, kini masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, di akhir abad ke-13. Dia meninggal di sana.
Orang-orang Yahudi kemudian datang ke Indonesia bareng dengan masuknya kapal-kapal dagang Portugis. Mereka masuk lewat Selat Malaka dan dari selatan Filipina ke daerah Kepulauan Sangir Talaud, Sulawesi Utara.
Gelombang imigran Yahudi selanjutnya ke Indonesia masuk bareng datangnya kapal-kapal dagang VOC di Belanda.
Terakhir adalah pengungsi yahudi lari dari kejaran tentara Nazi Jerman.
Sesepuh kaum Yahudi di Indonesia
Kaum yahudi di Indonesia pernah memilik sejumlah pemuka, di antaranya yang telah meninggal adalah Yan Mandari (Yahudi Belanda), Charles Mussry (Yahudi Mesir), dan Albert Fontein (Yahudi Belanda). Mandari tinggal di Jakarta, Mussry di Surabaya, dan Fontein di Manado.
Semasa hidup, ketiga pentolan Yahudi di Indonesia ini begitu berpengaruh. Mereka adalah pengusaha sukses di bidang masing-masing.
Sejauh ini pemuka Yahudi di Indonesia masih hidup adalah David Mussry. Lelaki 85 tahun ini merupakan adik bungsu dari David Mussry.
Komunitas Yahudi di Aceh, Surabaya, dan Manado
Komunitas Yahudi dulu pernah ada di banda Aceh dan Surabaya. Di dua kota itu dihuni sebagian besar Yahudi Sephardi, kebanyakan dari Mesir dan Irak.
Setelah Indonesia merdeka, mayoritas komunitas Yahudi di dua kota itu telah pindah ke luar negeri, termasuk Israel.
Komunitas Yahudi di Manado masih ada sampai sekarang dan kini dipimpin oleh rabbi Yobby Ensel.