4 Fakta mengerikan bom di tiga gereja Surabaya
Insiden ledakan bom membuat para jemaat yang saat itu baru berdatangan, akan melakukan perayaan misa panik.
Serangkaian ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5) pagi. Ledakan pertama terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel pada pukul 06.30. Kemudian bom meledak di Gereja kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB dan di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB.
Insiden ledakan bom membuat para jemaat yang saat itu baru berdatangan, akan melakukan perayaan misa panik. Berikut fakta-fakta mengerikan bom yang meledak di tiga gereja Surabaya:
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kenapa penumpang tersebut bercanda membawa bom? Penumpang yang diduga melakukan guyon tersebut, akhirnya dibawa keluar pesawat oleh polisi militer
-
Siapa yang bercanda membawa bom? Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,
-
Kapan Sujiwo Tejo tampil di acara Jagong Budaya di Bojonegoro? Budayawan Sujiwo Tejo menyemarakkan acara Jagong Gayeng bertemakan "Budaya Rasa Melu Handarbeni" di Pendopo Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojoengoro, akhir pekan lalu.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
Korban tewas ledakan mencapai 14 orang
Ledakan di tiga gereja di Surabaya mengakibatkan 14 orang tewas dan 41 orang mengalami luka-luka, termasuk dua orang polisi. Informasi jumlah korban didapat terakhir pukul 23.00 WIB, Minggu (13/5).
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan para korban mendapat perawatan di dua rumah sakit, yakni, RS Bhayangkara dan RS Dokter Sutomo.
Ledakan bom dahsyat, korban terpental 15 meter
Salah satu saksi mata mengatakan ledakan bom sempat menyebabkan guncangan hebat. Bahkan korban sampai terlempar hingga 15 meter.
Korban yaitu salah satu pedagang di sekitar gereja, Samsia. Dia mengaku terpental 15 meter saat ada ledakan di Gereja Katolik Santa Maria. Dia juga melihat dua polisi dan dua pihak keamanan menjadi korban.
"Satpam kena 2, polisi kena. Satu satpam, perempuan tukang catat di gereja. Saya terlempar 15 meter," kata dia.
Pelaku bom bunuh diri seorang ibu
Pelaku bom bunuh diri di GKI Surabaya, Jl Diponegoro, diduga dilakukan seorang ibu yang membawa dua balita. Serangan itu terjadi pukul 7.45 WIB. Ketiganya tewas seketika di lokasi kejadian.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Wakapolrestabes) Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Benny Pramono mengatakan selain ketiga pelaku, tiga orang warga terluka parah dalam peristiwa tersebut. "Kami masih selidiki identitas pelaku," ujarnya.
Pelaku diduga satu keluarga
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut para pelaku ledakan di tiga gereja Surabaya diduga satu keluarga. Tito menjelaskan satu keluarga itu terdiri dari ayah, ibu dan empat orang anak.
Tito menjelaskan, dari hasil investigasi tim, D bersama istrinya K dan dua anaknya, berangkat menggunakan Toyot Avanza yang sudah dipasang bom. Mobil dikendarai oleh orangtua berinisial D.
Awalnya D menurunkan (mendrop) istrinya berinisial K dan dua anak perempuannya FS (12) dan VR di gereja di GKI jalan Diponegoro, dan kemudian D membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta.
Sementara itu, dua anak laki-laki pasangan D dan K, berinisial Y dan Ir, berangkat sendiri menggunakan motor ke gereja Santa Maria. "Semua adalah serangan bom bunuh diri," kata Tito.
Menurut Tito, ledakan paling besar terjadi di Gereja Pantekosta, karena menggunakan bom mobil. Setelah semua keluarga di drop, D kemudian meledakkan mobil tersebut di Gereja Pantekosta.
(mdk/has)