4 Rekor mencengangkan yang diciptakan letusan Krakatau
Letusan Krakatau terjadi 27 Agustus, 130 tahun silam.
27 Agustus 1883, 130 tahun yang lalu, sebuah ledakan dahsyat terjadi di Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Sumatera. Gunung Krakatau meletus, membuat seluruh dunia terbelalak. Awan panas dan tsunami akibat letusan Krakatau menyebabkan 36 ribu orang tewas.
Letusan mahadahsyat itu meluluhlantakkan kawasan pantai Barat Jawa terutama karena gelombang tsunami sangat tinggi. Amukan tsunami juga merusakkan kawasan pantai di Kalianda maupun Teluk Betung, Bandarlampung. Letusan Krakatau mencatat beberapa rekor mengejutkan seperti dirangkum merdeka.com:
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Kapan Gunung Seulawah Agam meletus? Dari segi sejarah erupsinya, tidak diketahui pasti kapan terjadinya letusan tersebut.
-
Kapan Gunung Dempo meletus? Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak, Selasa (25/7) pukul 21.15 WIB.
Tsunami kelilingi bumi
Letusan Gunung Krakatau pada 1883 mengakibatkan tsunami paling hebat di dunia. Menurut data US National Geopshysical Data Center, gelombang akibat letusan Krakatau mengelilingi bumi sebanyak tujuh kali! Gelombang tsunami bahkan mencapai tinggi sekitar 30 meter di pantai Barat Jawa seperti di Anyer maupun Carita.
Tsunami juga menerjang Teluk Betung (Bandarlampung) dan kawasan sekitarnya. Begitu dahsyatnya tsunami Krakatau hingga menimbulkan korban jiwa sangat besar yaitu lebih dari 36 ribu orang tewas sesuai data pemerintahan Hindia Belanda. Diyakini korban tewas lebih dari angka itu karena banyak yang hilang.
Tsunami ini juga mencapai Batavia dengan ketinggian dua meter. Ombak besar juga sampai Hawaii, Amerika Selatan bahkan selat yang memisah Prancis dan Inggris.
Salah satu lontaran vulkanik terbesar
Letusan Gunung Krakatau melontarkan isi perut bumi sebesar 12 kilometer kubik. Material sebesar itu terlontar hingga menutup langit dunia dalam beberapa hari. Lontaran itu adalah yang terbesar di era peradaban. Lontaran lain yang lebih besar adalah letusan Gunung Toba sekitar 74 ribu tahun lalu. Letusan Toba itu melepaskan 2500 kilometer kubik material ke udara.
Debu akibat letusan Gunung Krakatau membubung sekitar 27 kilometer ke langit. Suasana di sekitar Gunung Krakatau gelap termasuk di Batavia. Cuaca dilaporkan sangat dingin, tidak seperti biasanya.
Suara paling keras sedunia
Letusan Krakatau menimbulkan suara paling kencang yang pernah ada di dunia. Suara letusan terdengar di pedalaman Australia. Suara itu juga didengar seperti letusan meriam hampir 5.000 kilometer jauhnya, tepatnya di Pulau Rodrigues, Samudera Hindia. Butuh empat suara itu terdengar di Pulau Rodrigues, dekat Mauritius. Suara letusan terdengar di 1/13 wilayah bumi.
Letusan itu juga tercatat di barometer di Inggris, ribuan kilometer jauhnya.
Pengaruhi iklim global
Letusan Gunung Krakatau ikut mempengaruhi iklim global hingga beberapa tahun sesudahnya. Salah satu penyebabnya adalah matahari yang tertutup debu Krakatau dalam waktu lama. Temperatur dunia dilaporkan tidak kembali ke normal hingga lima tahun sesudahnya yaitu pada 1888.
Cuaca di Eropa dan Amerika Utara juga ikut terpengaruh. Matahari tenggelam menimbulkan pemandangan yang dramatis dengan warna dominan merah. Pada November, tiga bulan setelah letusan dilaporkan pemadam kebakaran di New York bergerak untuk memadamkan apa yang mereka sebut sebagai api berwarna merah. Ternyata, itu hanya efek di langit karena partikel di atmosfer pasca letusan Krakatau.
Bahkan di Amerika dilaporkan salju turun bulan Agustus pada tahun-tahun setelah letusan Krakatau.