Berawal dari Rampasan Ponsel Berujung Pengeroyokan, Polisi di Sulsel & Mantan Pacar Saling Lapor
Asriana, ibu korban menceritakan kondisi anaknya mengalami luka memar di wajah dan leher.
Pengeroyokan terjadi di sebuah kafe.
Berawal dari Rampasan Ponsel Berujung Pengeroyokan, Polisi di Sulsel & Mantan Pacar Saling Lapor
Seorang perempuan inisial D melaporkan mantan pacarnya inisial Bripda RA ke Polrestabes Makassar.
Bripda RA menganiaya D di depan sebuah Kafe di Jalan Sam Ratulangi, Makassar pada Rabu (8/11).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Ridwan JM Hutagaol membenarkan ada anggota Bhayangkara yang dilaporkan oleh mantan pacarnya inisial D terkait kasus pengeroyokan bersama kekasihnya inisial UF. Ridwan menjelaskan dalam kasus ini, Bripda RA juga melaporkan D kasus penganiayaan
"Sama-sama mereka melapor. Anggota ini (Bripda RA), anggota Polda (Sulsel)," ujarnya kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar.
Ridwan menjelaskan kasus pengeroyokan terjadi berawal saat D menemui Bripda RA. Saat berbicara, D langsung merampas handphone Bripda RA.
"Ini mantan pacarnya. Ini gara-gara (D dan Bripda RA) sedang melakukan pembicaraan korban langsung merampas handphone. Jadi si korban ini merampas handphone-nya si polisi," ungkap Kasat Reskrim.
Ridwan menambahkan D melaporkan Bripda RA pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan. Sementara Bripda RA melaporkan D pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.
Sementara orang tua D, Asriana (52) mengatakan anaknya sudah melaporkan Bripda RA pada Rabu (8/11) malam. Usai melapor, kata Asriana, anaknya langsung melakukan visum di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
"Kebetulan juga karena mukanya babak belur, kejadiannya semalam dan sudah diproses. Kalau saya belum (dimintai keterangan) oleh polisi, baru anak saya," ujarnya.
Asriana mengaku pasca kejadian anaknya mengalami trauma. Usai melapor dugaan pengeroyokan, D berencana melapor ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel.
"Anak saya disuruh istirahat dulu karena semalam tidak tidur. Masih trauma juga. Rencananya, saya mau melapor juga di Propam Polda," tuturnya.
Asriana mengaku tidak terima anaknya dikeroyok oleh Bripda RA dan UF. Ia berharap Bripda RA ditindak tegas
"Saya tidak menerima anak saya dikasih begini. Keluarga saya juga tidak akan menerima anak saya diperlakukan seperti ini. Saya berharap oknum pelaku bisa ditindak tegas," kata Asriana.
Asriana mengaku tak mengetahui secara jelas motif pengeroyokan dilakukan Bripda RA terhadap anaknya. Meski demikian, ia menyebut anaknya dianiaya oleh Bripda RA sudah dua kali.
"Kejadian penganiayaannya ini mungkin sudah kedua kali. Cuma saya tidak tahu, mungkin dia damai waktu itu. Oknum pelaku ini, kita sudah baku kenal," tuturnya.
Asriana menceritakan kondisi anaknya mengalami luka memar di wajah dan leher. Berdasarkan penjelasan anaknya dipegang oleh pacar Bripda RA dan dipukul di dalam mobil.
"Dia katanya dihantam, dipukul kepalanya. Menurut anakku dia dipegang dan laki-lakinya memukul di mobil," sebutnya.