Blak-blakan Pelaku Bongkar Skenario Kopda Muslimin Bunuh Istri dengan Kepala Ditembak
Skenario anggota Yon Arhanud 15/DBY, Semarang, Jawa Tengah, itu terkuak dari pengakuan lima tersangka ditangkap polisi. Sementara Kopda Muslimin hingga kini masih menjadi buronan polisi.
Satu per satu fakta pembunuhan berencana dilakukan Kopda Muslimin terhadap istrinya Rina Wulandari, mulai terbongkar. Skenario anggota Yon Arhanud 15/DBY, Semarang, Jawa Tengah, itu terkuak dari pengakuan lima tersangka ditangkap polisi. Sementara Kopda Muslimin hingga kini masih menjadi buronan polisi.
Upaya pembunuhan terhadap Rina Wulandari berawal dari curhat Kopda Muslimin kepada anggota komplotan pembunuh bayaran. Kopda Muslimin mengaku tak kuat dikekang sang istri. Kepada para pembunuh bayaran, Kopda Muslimin meminta istrinya dihabisi.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Ketemu Bang Mus (Kopda Muslimin) di rumahnya. Cerita keadaan keluarga, tidak kuat dikekang istrinya," kata Agus Santoso (AS) alias Gondrong, salah seorang tersangka penembakan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7).
Permintaan Kopda Muslimin itu disanggupi Gondrong Cs dengan mengusulkan cara pembunuhan yang berbeda. Kepada Kopda Muslimin, dia usul agar Rina diracun dengan bunga kecubung.
Para Pelaku Dijanjikan Rp200 Juta Plus Mobil
Namun usul itu ditolak Kopda Muslimin. Dia meminta istrinya ditembak mati.
Gondrong dan teman-temannya diminta Kopda Muslimin mencarikan senjata api. Adapun upah yang diberikan kepada mereka sebesar Rp120 juta. Uang itu diberikan setelah keempat tersangka beraksi.
"Dijanjikan Rp200 juta ditambah sebuah mobil kalau berhasil (membunuh korban)," kata Gondrong.
Beli Senpi Rakitan
Semua skenario pembunuhan sudah dipersiapkan Kopda Muslimin. Para pelaku juga sempat melakukan rapat pematangan aksi.
Senjata api sebelumnya sudah disiapkan oleh Muslimin. Senpi itu dibeli Kopda Muslimin dari rekan salah satu tersangka bernama Dwi Sulistiono seharga Rp3 juta.
Terkait pemakaian senjata api, sang eksekutor Sugiono alias Babi (34) mengaku baru pertama kali menggunakan untuk mengeksekusi perintah membunuh.
"Saya belum pernah sama sekali menembak. Tidak bisa menembak yang punya senpi ngajarin pas ketemu," ujar Sugiono saat dihadirkan menyinkronkan keterangan di Polrestabes Semarang, Rabu (27/7).
Perintahkan Kepala Istri Ditembak
Sugiono bahkan mengaku diperintahkan Kopda Muslimin menembak kepala Rina Wulandari. Namun dia mengaku tidak tega menembak kepala perempuan yang dikenalnya itu.
Pria ini mengaku mendapat order dari Kopda Muslimin untuk membunuh istrinya dengan sasaran kepala. Personel TNI juga meminta agar tembakan tidak mengenai anaknya.
"Saya tidak tega tembak kepala, soalnya kenal dengan ibu itu. Terpaksa saya tembak bagian perutnya," kata Sugiono.
Sebelum eksekusi penembakan, ia bersama rekan lainnya sudah menguntit korban saat keluar rumah. Saat memantau situasi di lokasi, sebelum eksekusi pada korban, ia dipandu oleh Kopda Muslimin lewat ponsel.
Saat penembakan pertama, Kopda Muslimin mengetahui peluru tidak mengenai kepala istrinya. Sugiono Cs diminta putar balik di simpang depan gang rumah korban.
"Bang Muslimin marah-marah, kami diminta putar balik. Posisi Bang Muslimin ketika telepon posisinya saya kurang tahu di mana," ujar dia.
Perintah Dadakan
Gondrong menambahkan, penembakan itu belum direncanakan. Dia hanya tahu pada saat hari untuk mengambil uang muka atau upah dari Kopda Muslimin, namun mendadak ada perintah untuk eksekusi langsung.
"Saya tahunya berangkat mau ambil uang muka dekat Masjid Gede. Tapi kok rencana berubah dapat perintah hai itu langsung eksekusi langsung perintah Bang Mus. Saya kira uang muka sudah dikasihkan, ternyata belum," ujar dia.
Saat itu eksekutornya belum ditentukan, namun karena yang bawa tas berisi senjata api (pistol) Sugiono, akhirnya dia yang lakukan eksekusi.
"Babi akhirnya yang eksekusi pas bawa tas isinya pistol. Kalau saya mau menerima tawaran itu tapi untuk membunuh saya tidak berani. Saya masih punya pikiran hati nurani, karena anak-anak masih kecil," tandasnya.
Polisi sebelumnya menangkap lima tersangka pelaku pembunuhan. Kelimanya adalah Sugiono alias Babi dan Ponco Aji Nugroho. Keduanya satu tim sebagai eksekutor.
Kemudian Supriono dan Agus Santoso yang bertugas sebagai tim pengawas. Dan terakhir Dwi Sulistiono sebagai penyedia senjata api.
(mdk/gil)