Busyro bantah penundaan autopsi Siyono karena penolakan warga
Busyro meminta warga tak menolak lantaran autopsi pulang direstui Kapolri.
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Busyro Muqoddas, membantah penundaan autopsi jenazah terduga teroris, Siyono, dikarenakan penolakan dari warga di sekitar rumah keluarga Siyono. Menurutnya, penundaan lebih pada belum siapnya tim medis akan melakukan autopsi.
"Memang ada penolakan. Itu pun saya bertanya-tanya, ada apa warga kok menolak juga. Tapi bukan karena itu, kita tunda karena tim medis belum siap," kata Busyro pada wartawan di kantor PP Muhammadiyah, Rabu (30/3).
Busyro mengatakan, penolakan terjadi hari ini menurutnya janggal. Sebab sepengetahuannya, keputusan penolakan dirapatkan oleh rukun tetangga, rukun warga, dan kelurahan di rumah Siyono.
"Saya justru bertanya, apa benar ini warga? Rapat itu kan antara RT, RW, dan kelurahan, itu adalah aparat pemerintah, bukan warga. Kalau pun ada warga terlibat, harus diberikan pemahaman," ujar Busyro.
Busyro mengingatkan warga lantaran Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti sudah mempersilakan pihak keluarga melakukan autopsi ulang jenazah Siyono. Itu artinya, jika ada warga menolak maka sama dengan perbuatan melawan hukum.
"Kalau ada yang menghalangi proses ini bisa terjebak masalah hukum," ucap Busyro.
Baca juga:
Istri terduga teroris Siyono menuntut keadilan
Diberi uang 2 gepok dari seseorang, istri Siyono malah resah
Warga minta terduga teroris Siyono dikubur di luar desa usai otopsi
IPW minta pemerintah bentuk tim independen usut kematian Siyono
Mabes Polri: Pembela Siyono sama saja membela teroris
Siyono meninggal usai duel dengan anggota Densus 88 di mobil
-
Di mana tepatnya Syekh Jumadil Kubro mendirikan permukiman muslim? Gunung Jali Tebon di Desa Tebon, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro ini dikenal sebagai gerbang masuknya Islam ke kawasan pedalaman.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Apa ciri khas bacaan sholat Muhammadiyah? Bacaan sholat Muhammadiyah tidak mengandung bacaan tambahan, seperti membaca basmalah sebelum surat Al-Fatihah, membaca qunut pada sholat subuh, dan membaca doa setelah tasyahud akhir.
-
Apa saja perbedaan utama antara takbir mursal dan takbir muqayyad? Meski bacaan kedua takbir ini serupa, pengertian takbir mursal dan takbir muqayyad akan menjelaskan bagaimana perbedaan di antara keduanya. Takbir mursal adalah takbir yang dibaca kapan saja dan di mana saja tanpa terikat oleh waktu sholat. Takbir mursal hukumnya sunnah dibaca pada malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Sedangkan Takbir muqayyad adalah takbir yang dibaca setelah sholat fardhu atau sunnah di waktu tertentu. Takbir muqayyad sunnah dibaca pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik, yaitu pada 9 sampai 13 Dzulhijjah.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kenapa Mbah Muljadi mendirikan masjid di Sidoarjo? Mbah Muljadi merupakan ulama asal Mataram yang menyelamatkan diri dari pembantaian di Plered, Yogyakarta karena pemberontakan Trunojoyo sekitar tahun 1600-an. Saat itu, lebih dari 5.000 ulama dikumpulkan oleh Raja Amangkurat I atau Sunan Amarat I, putra Sultan Agung. Raja Amangkurat I mengira para kiai turut membantu adiknya dalam upaya kudeta terhadap dirinya. Dia pun marah berapi-api kepada para ulama tersebut dan bermaksud untuk membunuhnya. Demi menghindari dari amukan Raja Amangkurat I, para ulama melawan serta melarikan diri ke tempat-tempat terpencil yang aman bagi keselamatan mereka. Mbah Muljadi melarikan diri ke Desa Suko Kabupaten Sidoarjo.