Gusdurian kecam perusakan Masjid Ahmadiyah di Tulungagung
Menurut mereka, Indonesia merupakan negara yang majemuk dan menghargai perbedaan.
Kelompok pengagum Gus Dur atau yang biasa disebut Gusdurian mengecam pengrusakan Masjid Ahmadiyah di Desa Gempolan Kecamatan Pakel, Tulungagung, Kamis (16/5) sekitar pukul 21.30 WIB oleh warga.
Menurut mereka, Indonesia merupakan negara yang majemuk dan menghargai perbedaan, sehingga tak patut melakukan tindakan anarkis hanya karena perbedaan.
-
Apa yang dimaksud dengan aib dalam Islam? Dalam Islam, "aib" merujuk pada cacat, kekurangan, atau kesalahan seseorang yang sebaiknya tidak dibuka atau dibicarakan di depan umum, karena dapat merugikan atau merendahkan martabat orang tersebut.
-
Apa yang dimaksud dengan Akad dalam Islam? "Ikatan antara pihak-pihak baik ikatan itu secara konkrit (hissy/hakiki) atau secara abstrak (maknawi) yang berasal dari satu pihak atau kedua belah pihak,"
-
Apa itu Aqiqah? Aqiqah merupakan amalan sunah yang telah menjadi tradisi bagi kaum Muslim di Indonesia. Menurut KBBI, aqiqah digambarkan sebagai prosesi penyembelihan kambing atau domba untuk pernyataan syukur orang tua atas kelahiran anaknya. Di mana dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan.
-
Apa yang dimaksud dengan doa adzan? Dalam Islam, ada bacaan doa adzan yang dianjurkan untuk dilafalkan setiap mendengar lantunan adzan. Doa adzan ini bahkan termasuk ke dalam amalan sunnah dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu. Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 2019 lalu, hingga kini menjadi ikon wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.
-
Apa yang dilakukan Aaliyah dan Thariq saat berziarah ke makam Adjie Massaid? Mereka terus-menerus mendoakan almarhum, dan Aaliyah juga memperkenalkan suaminya yang tercinta. "Assalamualaikum Dad, alhamdulillah sekarang keluarga kita sudah bertambah," tulis Aaliyah Massaid di akun Instagram-nya.
"Praktik kekerasan terhadap kelompok minoritas sangat bertentangan dengan undang-undang di negara ini. Di Indonesia itu memiliki beragam keyakinan yang diakui dan dilindungi oleh undang-undang. Sehinga kami mengecam keras tindak kekerasan dan perusakan tempat ibadah warga Ahmadiyah di Tulungagung," tegas Koordinator Jaringan Gusdurian Jawa Timur, Aan Anshori, Jumat (17/5).
Dia meminta polisi mengusut tuntas kasus yang menciderai ke-Bhineka Tunggal Ika-an tersebut. "Pemerintah harus membuat formula khusus agar kekerasan yang mengatasnamakan agama tidak terus terulang di negeri ini. Jangan sampai kasus ini, tapi kemudian terus muncul lagi," kata dia.
Aan Anshori yang juga Presedium Jaringan Islam Anti-Diskriminasi Jawa Timur itu juga menyebut pemerintah tidak pernah serius menyelesaikan semua konflik yang mengatasnamakan agama di Indonesia.
"Tentunya, Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) harus malu kepada negara-negara lain di dunia jika konflik antar keyakinan terus terjadi di Indonesia. Sebab, beliau (SBY) telah mendapat penghargaan World Statement Award dari AFC (Appeal Conscience Foundation)," tandas dia.
Menurutnya, pemerintah harus mengadopsi pemikiran Gus Dur yang menghargai semua golongan dan agama. "Sebagai seorang tokoh dan pemimpin, Gus Dur selalu menghargai kaum minoritas dan lebih menekankan pada masalah pluralisme," tandas dia.
Sebelumnya, ratusan warga di Tulungagung mengamuk. Mereka melempari Masjid Ahmadiyah dengan batu dan mengakibatkan seluruh kaca masjid hancur. Peristiwa amuk massa itu berlangsung pada Kamis (16/5) sekitar pukul 21.30 WIB.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut. Sebab, polisi dan perangkat desa setempat langsung mengevakuasi tiga penganut Ahamadiyah, yakni; Japar (45), Ketua Ahmadiyah Tulungagung yang juga warga setempat; Edi Susanto (35), jamaah Ahmadiyah warga setempat; dan Rizzal Fazli Mubarrak (24), warga Kelurahan Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dicurigai sebagai teroris.
Pengrusakan itu diakibatkan datangnya pesiar Ahmadiyah yang sebelumnya tidak lapor ke RT setempat setelah lima hari tinggal di masjid tersebut. Warga resah atas kedatangan Rizal Fazli Mubarrak. Padahal di tahun 2010 MUI, Ranting NU setempat bersama Ahmadiyah di Desa Gempolan telah sepakat menutup segala kegiatan satu-satunya Ahmadiyah di Tulungagung itu. Namun, gerakan Ahmadiyah aliran Qodiyan itu, kembali muncul.
(mdk/dan)