Keluarga Ungkap Hasil Autopsi Trio: Tak Ada Komorbid, Tapi Ada Flek Hitam di Paru
Keluarga Trio Fauqi Virdaus mengungkap hasil autopsi yang dilakukan tim gabungan dari RSCM dan Kemenkes. Trio, warga Jakarta Timur itu meninggal dunia tak lama setelah menerima vaksin merk AstraZeneca.
Keluarga Trio Fauqi Virdaus mengungkap hasil autopsi yang dilakukan tim gabungan dari RSCM dan Kemenkes. Trio, warga Jakarta Timur itu meninggal dunia tak lama setelah menerima vaksin merk AstraZeneca.
Viki, kakak kandung Trio, mengatakan, tidak ditemukan komorbid atau penyakit bawaan yang diderita sang adik dari hasil autopsi tersebut.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Siapa yang membutuhkan vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Apa yang dimaksud dengan vaksinasi untuk kucing? Vaksinasi adalah salah satu cara untuk melindungi kucing dari berbagai penyakit menular.
-
Vaksin apa saja yang melindungi kucing dari penyakit berbahaya? Vaksin pada kucing biasanya diberikan melalui suntikan di bawah kulit, dan beberapa juga ada yang diberikan sebagai tetes ke mata atau hidung. Vaksin kucing diberikan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit menular melalui stimulasi respon imun jika nantinya kucing Anda terkena infeksi.
-
Bagaimana vaksinasi melindungi anak-anak dari penyakit serius? Ketahanan manusia terhadap sejumlah penyakit pada saat ini disebabkan penemuan dan pemberian vaksinasi ini. Hal ini menyebabkan sejumlah penyakit yang di masa lalu mematikan kini bisa ditekan kemunculan dan tingkat keparahannya.
"Jadi hasilnya tidak ada penyakit apapun yang diderita apapun dari almarhum. Dalam arti kata, komorbid enggak ada, tapi ditemukan flek hitam di paru, bintik bintik hitam di paru. Tetapi tidak bisa dikaitkan dengan kematian, itu statement RSCM loh ya, bisa dikatakan Trio ini bersih dari penyakit lain," katanya kepada merdeka.com, Rabu (28/7).
Hal itu diketahui Viki setelah melakukan zoom meeting terkait hasil autopsi Trio bersama dokter RSCM, Dinas Kesehatan, Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Puskesmas dan didampingi Sekretariat RW.
"Dokter, RSCM, di dalam zoom meeting itu ada dokter, RSCM, Dinkes, ada orang Puskesmas di rumah saya yang bawa laptopnya buat zoom, ada disaksikan sekretariat RW, Kemenkes Bu Siti," ujarnya.
Dalam zoom meeting itu, Viki menanyakan kepada dokter apakah adiknya meninggal karena vaksin AstraZeneca. Namun, dokter tersebut tidak menjawab lugas apakah adiknya meninggal karena vaksin tersebut.
"Terus saat kami tanyakan, oh berarti kesimpulannya keluarga mempertanyakan dong ini murni karena vaksin AstraZeneca. Dokter itu menjawab kapasitas kami hanya menyampaikan hasil autopsi dan kami tidak bisa menentukan karena AstraZeneca atau gimana, karena kami hanya sebatas ini temuannya yang menyatakan Trio tidak menderita penyakit apapun, komorbid apapun," tuturnya.
Viki menyayangkan hasil autopsi adiknya yang tidak punya komorbid dilarang dipublikasi sebelum pemerintah mempublikasikannya.
"Tapi saya enggak mau, kenapa? Karena terlalu lama, nungguin autopsi saja sampai dua bulan, nanti mereka publikasinya kapan, saya tahu pasti selesai program vaksin dong baru dipublikasikan. Ini asumsi saya," ujarnya.
Merdeka.com telah mencoba mengkonfirmasi kepada Kemenkes, namun belum ada jawaban hingga berita ini dirilis.
Viki menyatakan, adiknya meninggal setelah divaksin AstraZeneca. Sebab, adiknya tidak menderita penyakit bawaan apapun.
“Sudah jelas pak karena vaksin. Orang sebodoh bodohnya orang maaf ya, yang enggak sekolah sekalipun saat bertanya hal ini, mungkin kalau orang awam pasti kan, oh sakit? Enggak ada. Benar nih enggak ada penyakit apapun? Enggak ada," kata Viki.
"Oke kalau kita runtutin oh berarti dia benar karena vaksin. Karena kan cuma satu hari jedanya 24 jam. Pasti mas. Prof Indra pun statementnya menyatakan itu wajar kalau keluarga menyatakan itu karena mengacu dari hasil autopsi," sambungnya.
Diminta Diam dengan Materai
Viki juga menyayangkan, ibunya juga dilarang menyebarkan informasi ini kepada publik. Dia kecewa dengan sikap yang meminta keluarganya untuk bungkam.
“Memang zoom meeting itu kemarin tertutup tidak boleh di record, tapi saya record karena buat bukti autentik saya ngomong. Dan saya sangat sayangkan ibu saya disuruh tanda tangan surat bermaterai bahwa tidak boleh menyebar berita ini sebelum rilis resmi dari pemerintah. Itu kami sayangkan berarti secara tidak langsung kami disuruh diam," ungkapnya.
Dia menambahkan, dalam zoom meeting juga dipertanyakan apa tanggung jawab pemerintah soal Trio meninggal karena vaksin AstraZeneca. Namun, ia bilang vaksin tersebut tetap akan disuntikkan ke masyarakat.
"Sempat adik saya Fika mempertanyakan juga apa tanggung jawab pemerintah selanjutnya, apa tindakan selanjutnya. Apakah vaksin itu dihentikan? Mereka menjawab tidak. Tidak dihentikan. Itu loh yang akhirnya keluarga merasa kok jadi kayak gini," kata dia.
Padahal, dulu Viki mengatakan, alasan dilakukannya autopsi agar penyebab kematian Trio punya kejelasan. Hal ini juga beriringan demi kepentingan masyarakat, penelitian, dan kejelasan vaksin Covid-19 yang merupakan hal baru.
"Mereka mengakui loh di awal, tapi sekarang kok malah kami disuruh diam dan kami tidak dipuaskan dengan jawabannya," kata Viki.
"Sekarang nih, kalau dikasih hasil autopsi tanpa komorbid dan mereka mengakui ini murni karena vaksin, kan selesai. Tapi ini kok mereka berkelit kami tidak bisa bicara seperti itu," ujarnya.
Menurutnya, ditemukannya bintik hitam di paru adiknya tidak bisa dikatakan berkaitan dengan kematian. Dokter forensik juga menyatakan Trio sehat.
“Sehat (almarhum). Itu statement dari dokter forensik RSCM yang katanya melakukan autopsi bersama dengan para ahli masing-masing, misalnya ahli patologi siapa, ahli mikrobiologi siapa, ahli bedahnya siapa," ungkapnya.
Lebih lanjut, Viki mengungkapkan, respon Kemenkes dalam hal ini Jubir Vaksinasi Siti Nadia Tarmizi terkait hal ini. Dia mengatakan, pemerintah terkesan membela diri.
“Respon begitu hanya meluruskan hasil autopsi sebenarnya, lebih kepada self defense ya menurut saya buat pemerintah dan yang disayangkan adalah statement bahwa meminta keluarga tidak menyampaikan hal ini ke masyarakat, ke media, sosial media tentang zoom meeting hasil autopsi. Itu tanda tanya besarnya," pungkasnya.
Baca juga:
Komnas KIPI Sebut Autopsi Jenazah Trio Fauqi Virdaus Telah Rampung
Nasib Setelah Vaksinasi
Keluarga Menyayangkan Baru Ada Autopsi 16 Hari Setelah Kematian Trio Fauqi
Rapat Kerja di DPR, Komnas KIPI Jelaskan 2 Kasus Meninggal Usai Vaksinasi AstraZeneca
Kronologi Kematian Trio Usai Divaksinasi AstraZeneca Versi Komnas KIPI
Kasus Penerima Vaksin Meninggal Dunia, Kemenkes Segera Autopsi Jenazah Trio