MUI: Kita Bangsa Bermartabat di Mata Dunia Mampu Jadikan Perbedaan Sebagai Kekuatan dan Kekayaan
Jangan ada lagi perbedaan dengan latar belakang termasuk agama, kemudian menjadi alasan dan pembenaran untuk melakukan tindakan kekerasan
Pergerakan kelompok anti-Pancasila menyebarkan narasi-narasi terorisme yang mangancam persatuan bangsa tetap harus diwaspadai. Pencegahan aksi radikal terorisme pun tidak boleh kendur dan lengah.
Sekretaris Umum pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, Muammar Bakry, mengatakan, masyarakat wajib bersyukur menurunnya tindak kejahatan terorisme. Sinergi dan koordinasi harus terus ditingkatkan agar tetap zero terrorist attack di 2025.
- MUI: Cegah Dai Kedepankan Intoleransi, Provokasi dan Pecah Belah Umat
- Momen Paus Fransiskus & Nasaruddin Umar Bukti Agama Ajarkan Persaudaraan Bukan Permusuhan
- MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru
- MUI: Indonesia Punya Banyak Perbedaan Bahasa dan Tempat Beragam Tetap Bersatu
"Memasuki tahun 2025 juga menjadi suatu capaian bahwa telah dua tahun berselang Indonesia mengalami nol serangan teroris. Hal ini dapat dianggap sebagai prestasi bahwa sentimen negatif perbedaan SARA semakin menurun," terang Bakry dalam keterangannya, Rabu (8/1).
Menurutnya, semakin terbukanya pemahaman yang inklusif dan toleran menjadi faktor pendukung menurunnya angka tindakan kejahatan atas nama agama. Zero terrorist attack juga mampu menjadi indikator yang baik atas capaian kerja Pemerintah.
"Saya kira upaya Pemerintah menghilangkan sekat-sekat perbedaan yang masih tersisa pada bangsa Indonesia adalah hal yang sangat baik dan konstruktif bagi penguatan kemajemukan bangsa kita," tuturnya.
Dia berharap jangan ada lagi perbedaan-perbedaan dengan latar belakang termasuk agama, kemudian menjadi alasan dan pembenaran untuk melakukan tindakan kekerasan serta teror tidak sesuai dengan nilai-nilai agama.
"Jadi momen tahun baru itu juga bisa menjadi refleksi yang kita lakukan untuk penguatan kebhinekaan. Kita harus menjadi bangsa bermartabat di mata dunia karena mampu menjadikan perbedaan sebagai kekuatan dan kekayaan," ujar Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini.
Menurut Bakry, masyarakat harus bisa konsisten menjaga kerukunan antar-golongan sehingga mampu mempertahankan nihilnya serangan teroris. Beliau pun menyerukan agar rakyat Indonesia kembali memahami agama dengan benar agar keutuhan bangsa terus terjaga.
"Ajaran agama kita itu mengajarkan untuk menjaga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), menjaga ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan), dan menjaga ukhuwah islamiyah. Kalau kita lebih kembangkan lagi menjadi ukhuwah imaniyah yang dimaknai bahwa semua anak bangsa yang beriman itu tetap saudara kita," pungkasnya.