Petani Sragen Temukan Fosil Gading Gajah
Kepala Seksi Perlindungan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Dody Wiranto menyampaikan, pihaknya masih melakukan proses kajian terkait penemuan fosil gading gajah tersebut.
Seorang petani di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menemukan sebuah fosil gading gajah saat menggali parit di sawah miliknya. Cangkul yang digunakan Puryanto (42), warga Desa Bonagung, Kecamatan Tanon secara tidak sengaja menyentuh benda yang awalnya dikira sebagai potongan tulang.
Namun setelah dikumpulkan dan dirangkai, ternyata membentuk sebuah benda seperti gading gajah. Setelah diukur, gading gajah tersebut mempunyai panjang sekitar sekitar 3,5 meter dengan diameter 15 cm.
-
Bagaimana para arkeolog mengungkap keberadaan desa purba tersebut? Tim arkeolog dari Institut Nasional untuk Penelitian Arkeologi e-realistis (INRAE) telah melakukan penelitian yang mendalam menggunakan teknologi LiDAR. Teknologi ini menggunakan laser yang diproyeksikan dari satelit untuk memindai tanah dan menemukan struktur potensial yang terkubur di bawah permukaan.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Di mana tim arkeolog menemukan perkakas batu dan kerangka manusia purba? Saat menjelajahi gua di Jerman, tim arkeolog menemukan koleksi langka artefak dan kerangka manusia purba, termasuk beruang gua.
-
Apa yang membuat para arkeolog terkejut dengan penemuan kuburan abad pertengahan ini? Para arkeolog menemukan kuburan abad pertengahan saat penggalian di lokasi pembangunan terminal bus di kota tua tepi pantai Sozopol, Bulgaria.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Lembah Para Raja? Arkeolog ternama Mesir, Zahi Hawass baru-baru ini mengungkapkan penemuan besar arkeologi di negaranya yaitu kota kuno di Lembah Para Raja. Ini adalah kota kuno terbesar dan terlengkap yang pernah ditemukan di area tersebut.
-
Bagaimana cara para arkeolog meneliti isi gua purba tersebut? Arkeolog di Spanyol menerbangkan drone untuk meneliti isi gua purba yang letaknya sulit dijangkau.
Menurut Puryanto, warga sekitar sudah biasa menemukan benda atau fosil purbakala. "Penemuannya sudah tanggal 22 Januari lalu. Saya gali parit di ladang untuk menanam jagung," katanya , Senin (3/2).
Namun semakin dalam, cangkul yang ia kayuh mengenai fosil gading gajah purba. Potongan potongan tersebut kemudian ia tata sehingga membentuk sebuah gading gajah purba raksasa. Menurutnya, dibutuhkan waktu 3 hari untuk menggali dan mengambil seluruh fosil gading gajah tersebut.
"Gading gajah yang saya temukan itu tidak utuh, ada beberapa potongan. Kemuitata saya tata dan membentuk gading," jelas dia.
Ia menjelaskan, fosil gading gajah temannya masih disimpan di rumahnya. Tak sedikit warga yang datang untuk melihat fosil gading gajah tersebut.
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Perlindungan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Dody Wiranto menyampaikan, pihaknya masih melakukan proses kajian terkait penemuan fosil gading gajah tersebut.
"Kami koordinasikan dengan Pemkab Sragen dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sragen untuk menyampaikan hasil kajian yang dilakukan," kata Dody kepada merdeka.com.
Terkait usia fosil tersebut, pihaknya masih melakukan kajian. Namun, biasanya kalau gajah purba hidup di masa 300.000-700.000tahun yang lalu. Ia menambahkan, pihak Museum Sangiran akan memberikan kompensasi kepada penemu jika fosil tersebut diserahkan ke balai.
"Untuk kompensasi masih kita Hitung. Tapi kalau mau dikuasai sendiri boleh saja. Ada undang-undangnya. Tapi tepatnya harus representatif. Kita tetap mencatat sebagai aset negara yang dititipkan ke masyarakat," pungkas Dody.
(mdk/fik)