Polisi Buru Komplotan Dokter Abal-Abal Suntik Filler Ilegal ke Payudara
Ady menerangkan, LC membuka les privat tata cara menyuntikan filler di sebuah hotel kawasan Tamansari. Ady menyebut SR belajar sangat kilat.
Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat memburu seseorang yang diduga turut terlibat dalam praktik suntik filler ilegal.
Polisi menyebut, seorang yang berinisial LC diduga mengaku sebagai dokter mengajarkan SR melakukan penyuntikan Filler.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Apa modus penipuan yang dilakukan oleh pelaku? Modus yang sempat ramai pada tahun 2023 silam itu kembali ditemukan setelah polisi menangkap dua pelaku EO (47) dan SM (29). Tercatat jika kasus ini menjadi sorotan ketika, Polres Metro Depok, Polres Metro Jakarta Timur, dan Polda Metro Jaya menerima laporan dari para korban yang mengalami kerugian jutaan rupiah. Oleh sebab itu dalam kasus terbaru yang berhasil diungkap Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dengan menangkap EO dan SM, penyidik sedang fokus untuk mengembangkan apakah kasus ini memiliki kaitan dengan kasus pada 2023 silam.
-
Apa yang dirusak oleh pelaku? Partai Amanat Nasional (PAN) mencatat ada 24 APK berupa baliho dan spanduk calegnya yang dirusak.
-
Apa jenis penyiksaan yang dialami rangka manusia tersebut? Para arkeolog menduga bahwa pria tersebut dipukuli secara brutal di atas roda hukuman dan kepalanya juga dicoba untuk dipenggal.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana pelaku melakukan penipuan? "Kalau mau, ya saya bilang ada Rp50 ribu. Udah, Rp100 ribu aja katanya. Ya sudah, saya kasih Rp100 ribu," terangnya. "Saya disuruh ke atas menghadap ke pimpinan. Katanya kalau ada uang Rp4 juta, saya bisa kerja langsung besok," imbuhnya. Karena korban tak menyanggupi untuk menyerahkan sejumlah uang jutaan rupiah itu, dia diminta menunggu pengumuman hingga sore hari. Sadar dirinya ditipu, korban lantas bergegas keluar dari lokasi.
"Kita sedang kejar supaya kita bisa dapat informasi dari yang bersangkutan," kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Ady Wibowo di Polda Metro Jaya, Kamis (8/4).
Ady menerangkan, LC membuka les privat tata cara menyuntikan filler di sebuah hotel kawasan Tamansari. Ady menyebut SR belajar sangat kilat.
"Dia (SR) kenal dengan salah satu menurut dia adalah seorang dokter dengan inisial LC. Di situ dia dengan LC diberikan les privat cuman sehari dan diberikan ijazah oleh saudara LC," ujar dia.
Ady mengatakan, LC mendapatkan ijazah sebagai bukti telah lulus mengikuti pelatihan berupa suntik filler. Ady menyampaikan, LC memanfaatkan ijazah untuk memperdaya konsumennya.
"Dengan ijazah itu yang digunakan tersangka LC ini untuk mengelabui para korbannya bahwa yang bersangkutan memiliki sertifikasi terkait filler payudara itu," ucap dia.
Selain mengejar terduga pelaku lain, Ady menyampaikan, Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat turut mendata jumlah wanita yang menjadi korban akibat ulah SR. Sejauh, ini tercatat ada dua orang yang telah melapor.
"Kalau dari pengakuannya tersangka ada 15 yang dia lakukan penyuntikan tapi sejauh ini baru dua yang melapor. Yang 13 kami sedang cari informasi," katanya.
Sebelumnya, seorang wanita berinisial SR ditangkap aparat Polres Metro Jakarta Barat atas tuduhan membuka praktik suntik filler ilegal. Pelaku tak memiliki kompeten pada bidang tersebut.
Selain itu, suntik filler atau cairan yang dimasukkan ke dalam bagian tubuh tertentu dipastikan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Ady Wibowo menyebut, SR mulanya reseller atau penjual ulang cairan silikon. SR membeli secara online dengan harga Rp 3,5 juta per liter atau 1000 cc, kemudian dijual kembali dengan harga Rp 4,5 juta. Aktivitas itu dilakoni sejak September 2020.
"Tersangka SR melakukan pembelian produk berupa cairan silikon tanpa merek secara online. Produk itu yang digunakan untuk melakukan filler payudara maupun di bagian bokong," ujar Ady di Polres Metro Jakarta Barat, Selasa (6/4).
Ady menyampaikan SR beralih berprofesi setelah mengenal seseorang berinisial LC pada 10 Oktober 2020. SR tak lagi menjual bahan baku suntik filler, namun justru membuka praktik. Menurut Ady, LC yang mengajarkan dan menerbitkan sertifikat untuk SR.
Polisi saat ini masih memburu LC. Berdasarkan keterangan SR, dia mengaku sebagai dokter.
"LC membuka pelatihan tentang filler payudara secara singkat kepada SR dan diberikan sertifikat. Nah sertifikat inilah yang menurut hasil penyelidikan kami itu digunakan untuk bisa membuat korban percaya terkait praktik yang dilakukan oleh tersangka SR," ujar dia.
Ady menerangkan, SR mempromosikan suntik filler melalui akun media sosial Instagram, Beuaty Sexi Store. SR memasang tarif Rp 5 juta untuk filler sebanyak 500 cc dan Rp 3 juta untuk ukuran 250 cc.
"Yang bersangkutan juga dalam akun instagram Beauty Sexi Store memasang iklan dan menawarkan melakukan filler payudara," ujar Ady.
Ady menyebut, SR telah menyuntikkan filler ke tubuh 15 orang wanita. Dua di antaranya adalah CT dan WT. Saat itu, SR melakukan penyuntikan filler payudara di sebuah hotel di kawasan Tamansari, Jakarta Barat.
"CT dan WT menghubungi tersangka untuk meminta agar dilakukan filler. Perlu saya sampai ke rekan-rekan bahwa tersangka tidak memiliki tempat praktik khusus, dia home service bisa dipanggil. Akhirnya disepakati di sebuah hotel," ujar dia.
Ady menerangkan, kedua korban merasa tidak nyaman setelah disuntik filler. Bagian tubuh yang disuntik mengalami infeksi. Sehingga mengadukan ke Polres Metro Jakarta Barat.
"Korban jadi demam. Badannya tidak enak dan bekas suntikan tersebut mengeluarkan cairan nanah," ujar dia.
SR diringkus di kediamannya di Pondok Pucung, Tangerang Selatan. Dalam kasus ini, Polres Metro Jakarta Barat juga menangkap penyedia cairan suntik filler berinisial MP di daerah Batam.
"Di mana yang bersangkutan adalah orang yang selalu dihubungi SR untuk menjual cairan tersebut," ujar dia.
Kepolisian menyita sebanyak 298 botol cairan filler. Berdasarkan hasil pengecekan laboratorium, diketahui bahan baku yang digunakan adalah cairan silikon industri.
"Ada beberapa jenis silikon, tapi yang ada di depan kita ini adalah silikon industri yang tidak digunakan atau tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam kesehatan atau kecantikan," katanya.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
Sepak Terjang Dokter Abal-Abal Buka Praktik Suntik Filler Payudara di Tangsel
Bukan Dokter Buka Praktik Filler di Tangsel, Payudara Korban Sampai Bernanah
Polisi Tangkap Pelaku Malapraktik Filler Payudara Selebgram Monica di Lampung
Mengaku Jadi Korban Malapraktik Filler Payudara, Model Wanita Lapor ke Polisi
Diduga Malapraktik, Perempuan Ini Koma Dua Bulan Usai Melahirkan hingga Lumpuh
Klinik Kecantikan Ilegal di Ciracas Terbongkar Usai 2 Pasien Mengalami Pembengkakan