Polisi Tunggu Hasil Autopsi Selidiki Penyebab Kematian Hakim PN Medan Jamaluddin
Polisi belum bisa memastikan penyebab kematian hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin, yang ditemukan tak bernyawa dalam mobilnya di jurang pada areal kebun sawit di Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumut, Jumat (29/11). Polisi masih menunggu hasil autopsi.
Polisi belum bisa memastikan penyebab kematian hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin, yang ditemukan tak bernyawa dalam mobilnya di jurang pada areal kebun sawit di Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumut, Jumat (29/11). Polisi masih menunggu hasil autopsi.
"Kita tidak dapat buru-buru menyimpulkan, jadi memang ada anggota tadi yang menyatakan di lapangan, tapi untuk kita tidak bisa segera menyimpulkan, karena kita butuh hasil olah TKP. Yang kedua nanti kita butuh hasil autopsi baru dari situ kita bisa menyimpulkan arahnya ke mana," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto, di RS Bhayangkara Medan, Jumat (29/11) malam.
-
Kapan Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak wafat? Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Di mana jeruk Medan biasanya tumbuh? Jeruk ini biasanya tumbuh di daerah dingin seperti di Brastagi, Sumatra Utara.
-
Kenapa Stadion Teladan Medan ambruk? Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Dia berharap semua pihak tidak cepat menyimpulkan kejadian ini. Menurutnya, penyebab pasti kematian Jamaluddin baru diketahui setelah hasil autopsi keluar.
Dadang menolak menjawab saat ditanya ada tidaknya luka di tubuh Jamaluddin. Begitu pula saat ditanya tentang kabar bekas jeratan di leher Jamaluddin.
Dia mengatakan, hal itu akan disampaikan dokter yang melakukan autopsi. Meski mengakui jasad Jamaluddin ditemukan di jok belakang mobilnya, namun Dadang tetap menolak membuat kesimpulan.
"Itu yang saya bilang, kita tidak bisa menyimpulkan, harus jelas ada alat buktinya, kemudian hasil hasil autopsi baru kita bisa menyimpulkan. Itu yang saya maksud," sebutnya.
Polisi Masih Menyelidiki Penyebab Kematian
Dadang pun menolak memaparkan perkembangan penyelidikan kasus itu, seperti benda apa saja yang disita petugas dan informasi mengenai perjalanan Jamaluddin sebelum ditemukan meninggal dunia. Dia beralasan anggotanya sedang mencari alat bukti dan saksi lain. Selanjutnya mereka akan melaksanakan gelar kasus.
Perwira dengan tanda pangkat melati tiga ini menyatakan, pihaknya menerima laporan penemuan mobil dan jasad Jamaluddin sekitar pukul 13.00 Wib. Hingga saat ini anggotanya masih berada di lapangan untuk mencari bukti dan saksi.
Diduga Korban Pembunuhan
Sementara Kanit Reskrim Polsek Kutalimbaru Iptu R Ginting menyatakan, identitas pria itu belum diketahui. Dugaan sementara dia korban pembunuhan.
"Untuk sementara kita menduga temuan korban pembunuhan. Untuk korban ditemukan di lantai mobil bagian bangku tengah dengan posisi miring dengan wajah mengarah ke bagian depan," jelas R Ginting.
Saat ditemukan, korban mengenakan celana keper hijau, baju kaus lengan panjang warna biru motif bintik-bintik. Korban juga mengenakan kaus kaki putih hitam. "Kulit sawo matang dan kita taksir berusia 40 hingga 50 tahunan," sambung R Ginting.
Seperti diberitakan, Jamaluddin ditemukan tak bernyawa di jok tengah mobil Toyota Land Cruiser Prado dengan nomor polisi BK 77 HD. Kendaraan mewah berisi jasad hakim PN Medan itu didapati di jurang pada areal kebun sawit di Desa Suka Dame, Kutalimbaru, Jumat (29/11). Bagian depan mobil ringsek karena menghantam pohon sawit, airbagnya juga terbuka.
(mdk/gil)